Rayakan Ulang Tahun ke-50, Sarirasa Group Menggelar Pameran “Gemah Ripah”

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Sarirasa Group merayakan pencapaian istimewa mereka dalam perayaan ulang tahun ke-50 dengan pameran bertajuk Gemah Ripah, sebuah acara yang menggabungkan eksplorasi kuliner dengan kekayaan budaya Indonesia. Pameran ini tidak hanya menampilkan kelezatan hidangan, tetapi juga menekankan pentingnya pelestarian warisan budaya Indonesia melalui berbagai sesi edukatif dan artistik.

Hari terakhir pameran dibuka dengan sesi mendalam mengenai Wastra Indonesia, kain tradisional yang merupakan bagian integral dari budaya lokal. Dipandu oleh William Ingram, Founder Threads of Life, sesi ini membahas bagaimana Wastra memainkan peran penting dalam upacara ritual, adat istiadat, dan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

“Inisiatif Sarirasa untuk melestarikan warisan kuliner sejalan dengan usaha kami dalam mempertahankan Wastra sebagai bagian dari budaya Indonesia. Setiap helai kain ini tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga merupakan simbol dari tradisi yang kaya,” ujar Ingram.

Ingram juga menyoroti tantangan yang dihadapi para penenun dalam mengakses pasar global, yang mirip dengan tantangan yang dihadapi Sarirasa Group dalam memperkenalkan kuliner Indonesia di tingkat internasional. Melalui Threads of Life, Ingram mendukung komunitas lokal dengan menerapkan praktik berkelanjutan dan perdagangan yang adil, selaras dengan visi Sarirasa untuk memberdayakan komunitas dan melestarikan warisan budaya Indonesia.

**Seni Lukis Kaca Terbalik Indonesia**

Acara dilanjutkan dengan diskusi mengenai seni lukis kaca terbalik Indonesia, yang dipandu oleh Hermawan Tanzil dan Chabib Duta Hapsoro dari LeboYe. Hermawan Tanzil mengungkap berbagai teknik artistik yang digunakan dalam menciptakan seni lukis kaca terbalik, yang mencerminkan dedikasi Sarirasa Group dalam mempertahankan dan memperkenalkan kekayaan seni Indonesia.

“Setiap karya seni lukis kaca terbalik tidak hanya menunjukkan teknik artistik, tetapi juga bercerita tentang nilai-nilai budaya yang mendalam. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk menjaga kekayaan budaya Indonesia,” jelas Tanzil.

Chabib Duta Hapsoro melanjutkan dengan analisis signifikansi budaya dan simbolisme dalam karya seni tersebut, menunjukkan bagaimana setiap elemen memiliki narasi budaya yang mendalam. Diskusi ini menekankan bagaimana Sarirasa Origin berkomitmen untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia melalui dukungan terhadap berbagai bentuk seni tradisional.

**Kebangkitan Wayang Tionghoa-Jawa Pasca 1965**

Sesi berikutnya membahas kebangkitan wayang Tionghoa-Jawa pasca 1965, dengan Dwi Woro Retno Mastuti dari Sanggar Budaya Rumah Cinta Wayang (Cinwa) dan Ki Aneng Kiswantoro. Dwi Woro menjelaskan dampak iklim politik tahun 1965 terhadap wayang Tionghoa-Jawa dan upaya pelestarian yang dilakukan.

“Seniman dan praktisi budaya telah berjuang keras untuk mempertahankan tradisi wayang ini di tengah tantangan politik. Ini adalah contoh ketahanan budaya yang patut dicontoh,” ungkap Dwi Woro.

Diskusi ini juga menyoroti sintesis budaya antara Tionghoa dan Jawa, yang menggabungkan elemen cerita, karakter, dan estetika dalam wayang kulit. Pertunjukan mini live pentas wayang Tionghoa-Jawa di akhir sesi memperkaya acara, mencerminkan bagaimana Sarirasa mengintegrasikan elemen budaya dalam setiap aspek bisnisnya.

**Diplomasi Budaya dan Desain Tenun Khusus**

Pada malam puncak acara, Sarirasa Group menyajikan sesi khusus tentang diplomasi budaya, dipandu oleh Josephine Komara (Obin) dan Benny Grata dari Sarirasa Origin. Obin menjelaskan bagaimana seni tradisional Indonesia, seperti batik dan wayang, dapat digunakan sebagai alat diplomasi untuk memperkuat hubungan internasional.

“Batik dan wayang adalah bagian dari identitas budaya kita yang bisa memperkenalkan Indonesia ke dunia. Melalui seni pertunjukan dan narasi tradisional, kita dapat membangun pemahaman yang lebih dalam tentang kekayaan budaya kita,” kata Obin.

Benny Grata kemudian memperkenalkan inisiatif Sarirasa Origin, yang berfokus pada pelestarian dan promosi budaya Indonesia melalui berbagai program dan kolaborasi dengan seniman lokal. Benny menekankan bahwa Sarirasa Group berkomitmen untuk tidak hanya menyediakan kuliner berkualitas, tetapi juga untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya Indonesia kepada dunia.

Sebagai penutup acara, Obin mempersembahkan desain tenun khusus untuk memperingati ulang tahun ke-50 Sarirasa, menampilkan keindahan dan keterampilan seni tradisional Indonesia yang juga mencerminkan dedikasi Sarirasa dalam menjaga warisan budaya bangsa.

Selain rangkaian acara utama, pengunjung juga dapat menikmati live demo dan product tasting di Warung Daun Mangga, Taman Kopi Lestari, dan Kembang Secang Mataram, yang dipandu oleh influencer terkemuka seperti Reza Chandika, Guff Perdana, Sara Tobing, Agnes Rahajeng, Ardina Rasti, dan Arie Andika.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here