Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Acaraki Jamu Festival kembali memeriahkan Ibu Kota bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-498. Tahun ini, festival tersebut mengusung semangat baru dalam memperkenalkan warisan budaya Indonesia melalui pendekatan yang inovatif dan tidak biasa, yaitu kompetisi sketsa desain fesyen bertajuk “Where Tradition Meets Couture: A Cultural Fashion Design Showcase”.
Festival ini menjadi panggung bagi para desainer muda untuk mereinterpretasi sosok Mbok Jamu Gendong, yang selama ini melambangkan kehangatan, kearifan lokal, dan kekuatan perempuan Indonesia, ke dalam rancangan busana avant-garde. Para finalis terpilih dari kompetisi ini akan memiliki kesempatan istimewa untuk menampilkan karyanya dalam peragaan busana eksklusif yang dijadwalkan pada bulan Juli 2025 mendatang.
Acaraki Jamu Festival meyakini bahwa “menjamu” dalam budaya kita jauh lebih dari sekadar menyuguhkan minuman. Menjamu adalah ekspresi menyeluruh yang melibatkan rasa, rupa, dan tata cara menyambut yang sarat makna. Oleh karena itu, festival ini menyempurnakan pengalaman tersebut melalui mode dan berbagai kreativitas budaya lainnya. Dengan menggandeng desainer ternama Indonesia, Ichwan Thoha, sebagai salah satu juri, kompetisi ini menjadi ruang eksplorasi bagaimana unsur-unsur tradisional seperti kebaya, batik, selendang, dan caping dapat bertransformasi menjadi karya fesyen modern tanpa kehilangan nilai-nilai aslinya.
Acaraki Jamu Festival diselenggarakan oleh Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisional Indonesia (GP Jamu), serta didukung penuh oleh Acaraki sebagai pelopor edukasi jamu modern, dan Larutan Penyegar Cap Badak, merek legendaris minuman pereda panas dalam yang telah puluhan tahun menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat Indonesia.
Pengunjung dapat menikmati berbagai kegiatan menarik, mulai dari 2,5K Fun Walk Jamu Gendong, kompetisi desain fesyen Jamu Gendong, hingga permainan Nusantara tradisional. Selain itu, akan ada free flow jamu gendong khas nusantara, berbagai booth interaktif yang menarik, Acaraki Live Brewing, dan Alih Aksara Jawa Workshop.
Kementerian Pariwisata menyambut baik inovasi ini. Dalam pernyataan resminya, perwakilan Kemenpar menyampaikan, Kementerian Pariwisata mendukung penuh kehadiran Acaraki Jamu Festival karena selaras dengan pengembangan Wellness Tourism, yang saat ini menjadi salah satu sektor unggulan dalam pariwisata Indonesia. Jamu merupakan bagian penting dari kekayaan tradisi Indonesia dalam menjaga kesehatan dan keseimbangan hidup.
Melalui festival ini, jamu tidak hanya diposisikan sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai daya tarik wisata kesehatan yang berpotensi besar. Event seperti ini memberi ruang bagi masyarakat dan wisatawan untuk merasakan langsung nilai-nilai kearifan lokal yang holistik yang menggabungkan unsur kesehatan, tradisi, dan pengalaman otentik yang tidak bisa ditemukan di tempat lain.
Jonny Yuwono, Ketua GP Jamu, menambahkan, bahwa pendekatan kolaboratif lintas sektor seperti ini sangat penting dalam membangun keberlanjutan budaya Indonesia. Revitalisasi budaya tidak cukup hanya melalui pelestarian produk, tetapi juga lewat bentuk-bentuk ekspresi baru. Fashion dan jamu sama-sama merepresentasikan identitas budaya.
“Jamu menyampaikan rasa dan filosofi hidup sehat, sementara fashion menyampaikan sikap dan cara membawa diri. Ketika keduanya dipadukan, kita tidak hanya menjamu tapi juga menjamu pandangan dunia terhadap siapa kita sebagai bangsa. Acaraki Jamu Festival bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan sebuah ruang kreatif untuk menjamu masa depan tanpa pernah meninggalkan akar budaya,” pungkasnya.