Raksasa Ritel yang Unggul dalam IT

Tesco menggunakan teknologi dengan cara yang inovatif untuk meningkatkan penjualan di Inggris. Mereka telah membawa bisnisnya ke arah online dengan sukses.

Tesco merupakan fenomena tersendiri dalam dunia ritel. Brand ini pertama kali muncul tahun 1924. Nama tersebut muncul setelah Jack Cohen membeli teh dalam jumlah besar dari T.E. Stockwell. Jack memberi label baru dengan menggunakan inisial Stockwell (TES), dan dipadu dengan dua huruf dari nama belakangnya sendiri (CO), yang kemudian membentuk nama “Tesco”.

 

Perusahaan ini pertama kali dibuka tahun 1929 di Burnt Oak, Middlesex, Inggris. Mulai masuk ke London Stock Exchange di tahun 1947 dengan nama Tesco Stores (Holdings) Limited. Toko “self-service” yang pertama dibuka di St. Albans pada 1947, dan supermarket pertama di Maldon pada 1956. Selama tahun 1950-1960, Tesco tumbuh dengan baik, didukung dengan proses-proses akuisisi yang sukses, sehingga mampu membuka lebih dari 800 toko.

 

Yang menarik, Tesco mengimplementasikan program reward club card untuk mengumpulkan informasi pelanggan, yang digunakan untuk menyediakan kebutuhan pelanggan baik sekarang maupun nanti. Sewaktu pelanggan mendaftar pada kartu tersebut, mereka otomatis memberikan informasi tentangi umur, jenis kelamin, dan penghasilan mereka. Dengan program dan teknologi ini, Tesco mampu men-segmentasi pelanggannya. Pelanggan dapat menggunakan kartu tersebut pada waktu berbelanja secara online atau di dalam toko, informasi produk-produk yang terjual langsung tercatat di database Tesco. Informasi tersebut lalu digunakan untuk melakukan cross-selling produk-produk maupun jasa seperti jasa pengiriman bahan-bahan makanan.

 

Selain supermarket dan toko bahan makanan, Tesco juga merambah dan memperluas usahanya ke jasa IT. Mereka mengoperasikan ISP, ponsel, telepon rumah, dan bisnis VoIP. Semua ini tersedia bagi konsumen yang bermukim di Inggris serta dipasarkan melalui website dan toko-toko Tesco.

 

Tesco meluncurkan ISP-nya pada tahun 1998, tetapi mulai serius di bidang telekomunikasi sejak 2003. Mereka tidak membangun jaringan telekomunikasi sendiri, melainkan menyusun strategi yang memadukan kekuatan marketingnya dengan keahlian yang sudah ada. Pada 2003, mereka meluncurkan Tesco Mobile yang merupakan joint venture dengan O2; dan Tesco Home Phone yang ber-partner dengan Cable & Wireless. Pada Agustus 2004, Tesco Broadband diluncurkan juga lewat partnership dengan NTL. Lalu pada Januari 2006, Tesco meluncurkan Internet Phone, jasa VoIP, yang juga melibatkan Freshtel of Australia.

 

Supermarket dan toko-toko ini menawarkan jasa high-tech. Misalnya toko foto digital yang menawarkan produk-produk seperti gelas, kaus, kue ulang tahun, atau taplak meja. Jasa ini didukung oleh Pixology. Selain itu, Tesco menyediakan jasa rental DVD berbasis internet yang dioperasikan oleh LOVEFiLM. Download musik juga tersedia.

 

Ritel raksasa Tesco juga menggunakan teknologi heat sensors untuk memantau arus kedatangan pelanggan. Gunanya agar bisa mengetahui daerah mana saja yang terhambat dan mengganggu lalu-lintas di dalam toko. Dengan memperlancar arus lalu-lintas di dalam dan sekitar toko, Tesco mengklaim bisa memaksimalkan revenue dan juga meningkatkan kepuasan pelanggan.

 

Raksasa supermarket ini juga meluncurkan sebuah jasa telepon internet untuk menarik jumlah konsumen yang terus bertambah dan ingin berbelanja dengan cara yang berbeda. Saat ini lebih dari 8 juta rumah tangga di Inggris mempunyai akses internet broadband dan mampu untuk menelepon secara online. Teknologi Web-Phoning, yang dikenal juga dengan VoIP ini, memungkinkan percakapan telepon ditransmisikan melalui saluran atau kabel yang sama dengan yang digunakan untuk browsing internet. Walaupun sering disebut sebagai produk niche, VoIP kini sudah memasuki pasar massal.

 

Tesco berusaha mengikuti perkembangan teknologi dan memastikan bahwa jasa ini berfungsi dan terasa seperti layaknya sebuah telepon saja, tetapi perlu dikoneksikan ke sebuah PC. Mereka mengatakan bahwa jasa telepon internet all-in-one ini akan fokus pada kepraktisan, value, dan tanpa biaya atau charge tambahan.

 

“Beberapa pelanggan masih belum terbiasa dengan teknologi ini, tetapi itu akan berubah dalam waktu singkat,” kata Andy Dewhurst, CEO Tesco Telecoms. Apa yang pelanggan cari adalah sebuah layanan yang simpel, user friendly, nyaman, dan menawarkan value yang sesuai. Dalam hal ini Tesco bekerja sama dengan Freshtel, perusahaan internet phone terkemuka yang berbasis di Australia.

 

Perusahaan mengumumkan mereka akan meluncurkan jasa home shopping untuk produk-produk yang berjumlah sekitar 8.000 macam, termasuk sofa, sepeda, tongkat pemukul golf, sampai kamera. Hal ini akan membawa Tesco kepada persaingan langsung dengan ritel lain seperti Argos.

 

Semua program mereka akan distandarisasi ke level atau tingkat global. Langkah ini dimulai pada Maret 2006, dengan membagi-bagi proses operasional intinya menjadi delapan atau sembilan area, termasuk distribusi, penyediaan produk dan in-store display. Para manajer telah memilih aplikasi-aplikasi untuk men-support proses bisnis di semua area tersebut.

 

Proses, sistem bisnis, dan program yang digunakan untuk in-store planning di Inggris dipilih oleh pihak eksekutif Tesco sebagai bagian dari program standarisasi global ini. Para pengembang yang bekerja di India, tempat di mana semua program dan sistemnya dibuat, akan bekerja berdasarkan requirement tadi. Tesco menggunakan operasinya di India untuk membuat semua proses upgrade menjadi sistem yang terstandarisasi. Semua sistem dan program yang akan diandalkan oleh Tesco siap diinstalasi pada Juni 2007.

 

Saat ini Tesco telah memfokuskan IT sebagai inti dari ambisi globalnya. Inilah saatnya para profesional IT yang bekerja di Tesco menghadapi tantangan. Tujuan utamanya adalah pengembangan jangka panjang dan efektivitas toko-tokonya di seluruh dunia, yang pada akhirnya akan meningkatkan penjualan.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.