Rahasia Pertama Membangun Tim Unggul

www.marketing.co.id – Saya akan mengupas tentang salah satu tugas utama seorang manajer ataupun pemimpin di level mana pun, yaitu membangun atau mengembangkan tim unggulan. Karena begitu penting dan luasnya pembahasan akan tema ini, izinkan saya membaginya ke dalam beberapa artikel, yang dimulai dengan tulisan kali ini.

Saya akan membuka dengan sebuah kata sakti dalam membangun sebuah tim unggulan, yakni “komitmen”. Ya, komitmen adalah bahan baku dalam membangun sebuah tim di bidang apa saja agar tetap kokoh. Tanpanya pekerjaan tim apa pun tidak akan menghasilkan output yang optimal.

Mengapa komitmen begitu penting? Karena setiap orang dewasa menjadi sangat sibuk, mereka telah memiliki banyak tugas dan prioritas dalam agendanya. Pekerjaan tim hanya akan ditaruh ke dalam daftar panjang prioritasnya tadi, kecuali ia menemukan alasan untuk benar-benar berkomitmen kepada tim serta tujuannya. Dengan begitu banyak fokus perhatian dan energi yang tersebar ke mana-mana, tanpa komitmen mereka tidak akan sepenuhnya berpartisipasi dalam tim.

Ada dua bagian untuk komitmen ini. Pertama, seseorang harus memiliki komitmen kepada tim dan tujuannya; dan yang kedua, mereka harus memiliki komitmen untuk individu-individu yang ada di dalam tim tersebut. Mereka harus memiliki kepercayaan kepada para anggota yang ada di dalam tim tersebut terlebih dahulu, barulah kontribusinya akan muncul terhadap tim itu.

Ada perbedaan antara menyukai individu dan menyukai tim. Dan ada perbedaan besar antara berkomitmen untuk orang-orang di dalam tim dan berkomitmen untuk pekerjaan dan tujuan dari tim itu sendiri. Keduanya diperlukan. Mengabaikan fakta ini, risiko yang mungkin timbul akibat kelalaiannya sangatlah besar bagi seorang pemimpin.

Tentu saja komitmen dapat dibangun ketika Anda menempatkan individu-individu pada sebuah tim. Sejak tim dibentuk, dikembangkan, dan dipertahankan adalah sebuah pekerjaan yang rumit bagi seorang pemimpin, banyak faktor yang akan memengaruhinya. Tapi, mengakui pentingnya komitmen dari para anggota adalah langkah pertama yang harus disadari setiap manajer. Faktor-faktor lain akan kita bahas pada tulisan saya berikutnya.

Apa saja faktor yang membangun komitmen individu yang berada di dalam sebuah tim? Coba kita amati tingkat komitmen yang tinggi berkorelasi dengan beberapa faktor, antara lain:

Kepercayaan

Kepercayaan yang harus dibangun dalam sebuah tim adalah kepercayaan yang bersumber dari beberapa arah. Pertama, kepercayaan antara atasan dengan bawahannya; kedua, kepercayaan antara bawahan dengan atasannya; dan yang ketiga adalah kepercayaan yang bersumber dari sesama anggota tim satu sama lainnya.

Ketika kepercayaan tumbuh, hubungan antar-individu akan semakin erat, motivasi meningkat, dan komitmen mulai terbentuk. Orang yang saling percaya akan sulit digoyahkan. Sesama anggota tim merasa nyaman dan aman. Motivasi individu jelas dan umumnya saling memahami.

Untuk memulainya, pemimpin berperan penting dalam membangun kepercayaan ini. Tentu akan sulit jika pertama-tama pemimpin menuntut seluruh anggota tim untuk memberikan kepercayaan kepadanya, yang pertama-tama harus dilakukan justru pemimpin memberikan kepercayaan kepada anggota tim. Ini adalah langkah awal untuk membangun kepercayaan tim secara keseluruhan seperti yang telah saya sampaikan di atas.

Kesepakatan

Kesepakatan pada dasarnya dibuat untuk mengatur perilaku seseorang maupun sekelompok orang agar tercipta harmoni dalam rangka mencapai tujuan bersama. Kesepakatan yang baik adalah kesepakatan yang diterima oleh tim, dengan demikian satu sama lain bisa saling menjaga dan mengingatkan jika ada yang melanggar, apalagi hendak keluar dari kesepakatan tersebut.

Dengan membangun seperangkat kesepakatan yang terkait dengan kinerja, perilaku, dan hal-hal yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan, maka produktivitas setiap anggota tim akan meningkat. Mengapa? Karena usaha dan energi mereka tidak dihabiskan untuk gangguan-gangguan kecil yang biasanya muncul dari ketidakjelasan aturan yang berlaku. Dengan begitu, semua upaya yang dilakukan seluruh anggota tim dapat diarahkan untuk hal-hal yang benar-benar penting.

Guna membangun komitmen yang tinggi sebagai pemimpin, kita harus melibatkan seluruh anggota tim untuk berkontribusi dalam memberikan ide maupun sumbangsih lainnya. Ketika kesepakatan tersebut sudah ditetapkan, tugas pemimpin adalah mengatur ritme agar setiap anggota tim terus berpegang teguh menjalankan kesepakatan tersebut. Cara paling ampuh pada tahap ini adalah menjadikan diri kita sebagai contoh panutan dengan ikut juga menegakkan aturan tersebut. Jangan sebaliknya, sebab cara tercepat untuk merusak sebuah komitmen adalah dengan melanggar kesepakatan yang telah disepakati bersama.

• Kerja sama dan saling mendukung

Kerja sama dan dukungan juga merupakan faktor kritis dalam membangun komitmen di dalam sebuah tim kerja, karena kita semua percaya bahwa tidak ada satu pun manusia yang sempurna. Selalu ada kelebihan di satu sisi, juga ada kekurangan di sisi lainnya. Sikap saling mendukung ini akan menciptakan sinergi di dalam kelompok; yang kuat akan membantu yang lemah, yang lebih akan memberi kepada yang kurang.

Sehingga sebagai anggota tim, kita memang memiliki kelebihan dalam beberapa hal, tetapi di saat yang bersamaan kita juga memiliki kelemahan dalam hal lainnya. Dengan mau memberikan bantuan dan dukungan atas hal-hal yang menjadi kelebihan kita, di saat yang diperlukan pun kita akan memperoleh bantuan dan dukungan atas hal-hal yang menjadi kekurangan kita. Indah bukan?

Sikap mau bekerja sama dan saling mendukung ini juga menciptakan semangat kebersamaan di dalam tim yang begitu kental, karena tidak adanya sekat-sekat pemisah antara mereka yang superior dan mereka yang inferior. Semua orang—tidak terkecuali—membutuhkan bantuan dari orang lain. Setiap anggota tim menjadi saling ketergantungan (inter-depend) yang positif karena imbasnya adalah produktif.

Sama seperti sebuah kendaraan yang tidak ada komponen “paling penting” di dalamnya karena semua komponen memang “penting”. Coba saja kita cabut satu buah busi dari tempatnya, kendaraan yang walaupun semua komponen lainnya dalam kondisi prima menjadi tidak bisa menyala. Atau coba kita singkirkan benda sederhana seperti tali kipas yang terletak di dalam kap mesin, maka dalam waktu yang sangat singkat mesin akan segera berhenti bekerja.

Sama halnya di dalam tim kerja, setiap individu tidak bisa berdiri sendiri karena semuanya saling ketergantungan dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Adalah peran pemimpin untuk merangkai semangat kerja sama dan saling mendukung ini. Begitu setiap individu tersadarkan bahwa mereka bukanlah “apa-apa” tanpa anggota tim lainnya, komitmen pun akan tumbuh terhadap tim dan juga terhadap anggota-anggota yang ada di dalamnya.

Selamat mencoba, karena hasil akhir yang berkualitas dimulai dengan implementasi yang berkualitas pula. Semoga bermanfaat. (Kevin Wu)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.