Radio Masih Tetap Diminati

[Reading Time Estimation: 3 minutes]
Pesawat Radio Lawas, sumber Muspen Kominfo
Pesawat Radio Lawas, sumber Muspen Kominfo

Di tengah dominasi media televisi dan internet, terbesit pertanyaan apakah media radio masih ada yang mendengarkan . Survei Nielsen Radio Audience Measurement (RAM) membuktikan radio masih memiliki pendengar setia. Nielsen RAM merupakan survei kependengaran radio terhadap lebih dari  8,400 responden berusia 10 tahun keatas di 11 kota di Indonesia (Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Makassar dan Banjarmasin).

Temuan Nielsen RAM di kuartal ketiga tahun ini menunjukkan 57% dari total pendengar radio berasal dari Generasi Z dan Millenials atau para konsumen masa depan. Saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih personal mobile phone. Nielsen RAM mencatat, meskipun internet tumbuh pesat pada kuartal ini, tidak berarti penetrasi radio menurun. Penetrasi media televisi (96%), Media LuarRuang (52%) dan Internet (40%). Sementara penetrasi radio angkanya cukup tinggi , yakni 38%.

Angka penetrasi mingguan ini menunjukkan media radio masih didengarkan sekitar 20 juta konsumen di Indonesia. Para pendengar radio di 11 kota di Indonesia yang disurvey Nielsen ini setidaknya menghabiskan rata-rata waktu 139 menit per hari.

Waktu mendengarkan radio per minggu, bertumbuh dari tahun ke tahun. Jika di tahun 2014 pendengar radio hanya menghabiskan waktu mendengarkan radio 16 jam per minggunya, hasil ini meningkat terus di tahun 2015 (16 jam 14 menit per minggu) dan tahun 2016 (16 jam 18 menit).

Digemari Generasi X

Angka rata-rata ini mayoritas disumbangkan oleh Generasi X dengan rentang usia 35-49 tahun yang mendengarkan radio selama lebih dari 18 jam dari total keseluruhan pendengar.  Disusul dengan Baby Boomers (50-65 tahun) dengan 17 jam 20 menit, Silent Generation (65 tahun keatas)  dengan 16 jam 22 menit, Millenials (15-34 tahun) 15 jam 37 menit, dan Generasi Z (10-14 tahun) yang menghabiskan waktu mendengarkan radio lebih dari 13 jam di setiap minggunya. Survei juga menunjukkan bahwa waktu mendengarkan radio pada Generasi X di tahun 2016 ini menunjukkan peningkatan dari sebelumnyahanya 16 jam 18 menit di 2014 dan 17 jam 39 menit di 2015.

Jika ada asumsi yang muncul bahwa radio hanya didengarkan oleh generasi usia yang lebih berumur, ini bertolak belakang dengan hasil temuan Nielsen RAM. Hasil Survei Nielsen menunjukkan 57% pendengar radio justru konsumen masa depan dengan usia relatif muda. Kontribusi pendengar radio  ini didominasi oleh Millenials 38%, Generasi X dengan 28%, dan Generasi Z 19%. Sementara pendengar radio pada Generasi Baby Boomers dan Silent Generation relatif lebih sedikit, masing-masing yang hanya berkontribusi sebesar13% dan 2%

Saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih personal yaitu mobile phone. Media Radio lebih menyasar pendengar lokal dan bersaing sangat ketat dengan internet. Di beberapa kota, seperti Yogyakarta, Bandung, Banjarmasin, Makassar dan Palembang penggunaan radio melampaui internet. Radio masih dianggap sebagai media berbasis komunitas, sehingga pesan komunikasi yang disampaikan disesuaikan dengan pendengar yang lebih spesifik dan disesuaikan dengan kebutuhan penduduk di kota-kota tertentu.

Temuan Nielsen Radio Audio Measurement kuartal ini menunjukkan bahwa tingkat penetrasi Radio pada konsumen, tertinggi berada di kota Palembang dengan 97%, disusul oleh pendengar di kota Makassar (60%), Bandung (54%), Banjarmasin (53%) dan Yogyakarta (51%).

Radio tidak lagi didengarkan melalui radio tape saja, tetapi ini perilaku pendengar telah berubah menjadi mengedepankan teknologi dan fleksibelitas dalam mendengarkan radio. Radio kini berangkat menjadi media yang lebih personal bagi masing-masing konsumen.Tiga kota terbesar dari konsumen yang mendengarkan radio dari perangkat mobile mereka berada di kota Makassar (69%), Medan (44%) dan Jakarta (38%)

Pengiklan Terbesar

Program musik Dangdut masih populer di kalangan Generasi X dan Baby Boomers yang merupakan pendengar dewasa.Selain 41% dari Generasi X penikmat musik dangdut juga datang dari Generasi Baby Boomers (31%) dan Silent Generation (13%). Namun di kalangan pendengar radio muda, musik Pop Indo lebih popular dibandingkan Dangdut. Pada Generasi Z dan Millenials, berturut-turut 49% dan 39% menyukai musk Pop Indo, sedangkan penikmat program musik dangdut masing-masing sebesar 17% dan 33%.

Baik program musik Pop Indo dan Dangdut juga memiliki segmen pendengarnya masing-masing. Musik Pop Indo menguasai 51% pendengar dari pekerja kantoran, dan 49% dari pelajar dan mahasiswa. Sementara pendengar program musik dangdut cenderung berprofesi pengusaha kecil menengah (43%), ibu rumah tangga (39%) dan pekerja kerah biru(36%).

Seiring meningkatnya durasi mendengarkan radio, iklan di radio terus meningkat di semester pertama tahun ini dan mencapai puncaknya menjelang bulan Ramadhan pada bulan Mei dan Juni 2016.

Nilai belanjaiklan (kotor) terbanyak berasal dari Shell, namun spot terbanyak di radio datang dari Unilever dengan 5,800 spots. Pengiklan terbesar(dalam belanja iklan kotor) di radio pada semester awal 2016, Shell dengan Rp 18 miliar, Unilever Rp 7 miliar, Telkomsel 6 miliar, Tokopedia Rp 5 miliar dan Alfamidi Rp 3 miliar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here