Wednesday, October 22, 2025
HomeMARKETINGPUJAAN 2025: Perempuan Tangguh, Bisnis Maju

PUJAAN 2025: Perempuan Tangguh, Bisnis Maju

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Marketing | BUKA Group menggelar acara puncak program PUJAAN (Perempuan Jagoan Pencari Cuan) Vol. 4 di Hall SCTV Tower, Jakarta, Selasa (21/10/2025). Hadir dalam acara tersebut Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid; Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Friderica Widyasari Dewi, Jajaran Pimpinan BUKA Group, dan perempuan hebat pelaku UMKM.

Baca juga: Polytron Fox 200 Debut di IMOS 2025, Manjakan Pengendara Perempuan

PUJAAN tahun ini mengangkat tema “Festival Perempuan Berdaya dan Berkarya.” Tema tersebut memiliki semangat untuk memberdayakan UMKM perempuan melalui peningkatan literasi keuangan dan kemudahan akses permodalan.

Perempuan mendominasi pelaku usaha skala mikro di Indonesia. Perkembangan teknologi digital membuka peluang besar bagi mereka untuk menjalankan sekaligus memperbesar usahanya. Untuk memanfaatkan peluang tersebut, perempuan wirausaha wajib memiliki literasi digital dan keuangan yang memadai.

Komisaris Independen dan ESG Ambassador BUKA Group, Yenny Wahid, menuturkan, perkembangan ekosistem digital tidak hanya menghadirkan manfaat yang luar biasa, tetapi juga ancaman besar bagi pelaku usaha mikro perempuan, seperti penipuan daring dan kejahatan siber.

“Di era digital saat ini, banyak keluarga yang kini menghadapi risiko baru, yakni penipuan daring, kejahatan siber, hingga maraknya judi online dan tidak hanya orang-orang dewasa yang menjadi korban, namun juga mulai menyasar anak-anak muda Indonesia,” ucap Yenny.

Baca juga: 28% Perempuan Mampu Jadi Laskar AI 

BUKA Group berkomitmen untuk mengasah literasi digital dan keuangan wirausaha perempuan. Komitmen ini diwujudkan dalam program PUJAAN yang dirancang secara spesifik dengan fokus pada literasi keuangan dan kesadaran anti-penipuan (anti-scam).

PUJAAN diharapkan dapat membantu para pelaku usaha perempuan untuk mengelola keuangan dengan lebih baik, sekaligus meningkatkan ketahanan bisnis mereka dengan kesadaran penuh akan potensi risiko kejahatan siber.

Melalui program PUJAAN, BUKA Group berupaya mengakselerasi adopsi digital di kalangan wirausaha perempuan kategori warung tradisional, menjadikan UMKM warung sebagai agen terdekat dari masyarakat untuk meningkatkan kesadaran anti-judi online dan literasi digital yang aman, sekaligus untuk menyemarakkan agenda nasional Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia Meutya Hafid menuturkan, judi online masih menjadi problem serius masyarakat dan keluarga di Indonesia. Fenomena judi online dinilai menjadi bencana sosial, yang tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi, tetapi juga psikologi, sosial, dan hukum. Karenanya, kehadiran perempuan tangguh sebagai garda terdepan menghalau ancaman digital di keluarga, termasuk judi online, sangat krusial.

“Judi online sangat merusak nyaris seluruh sendi kehidupan. Banyak kondisi keluarga, terutama dari aspek ekonomi, yang hancur karena judi online. Untuk mencegah dan mengatasi problem ini, perempuan sebagai garda terdepan keluarga harus membentengi orang-orang terdekat dari judi online ini. Karenanya, saya sangat mengapresiasi PUJAAN ini yang akan mampu memperkuat dan membekali perempuan dalam mengatasi ancaman-ancaman digital, terutama judi online,” ucap Meutya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam memperkuat literasi digital dan keuangan bagi perempuan wirausaha di Indonesia.

“Perempuan memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi bangsa. Untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen yang dicanangkan Pemerintah, kita perlu membuka sumber-sumber pertumbuhan baru dari daerah dan UMKM. Karena itu, literasi dan inklusi keuangan bagi perempuan harus diperkuat, dan yang terpenting semua pihak perlu bersinergi dan berkolaborasi untuk mewujudkannya,” kata Friderica.

Friderica mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam menggunakan layanan keuangan digital. Ia menekankan agar masyarakat, terutama perempuan pelaku UMKM, selalu berpegang pada prinsip 2L (legal dan logis), yaitu memastikan legalitas lembaga jasa keuangan melalui kanal resmi OJK dan berpikir rasional terhadap setiap penawaran yang tidak masuk akal.

RELATED ARTICLES

Most Popular