Prospek Bisnis Pelabuhan Indonesia Masih Tinggi

Marketing.co.id – Berita Marketing | Aspek bisnis dengan pengembangan pelabuhan di wilayah Indonesia masih terbilang tinggi. Buktinya, sudah banyak investasi pelabuhan yang sukses terutama yang dilakukan Pelindo antara Lain di Kalibaru, Kuala Tanjung, Terminal KCN Marunda, Makassar New Port, Teluk Lamong, dan Manyar Surabaya. Kemudian Terminal Peti Kemas Palaran Samarinda adalah contoh sukses perusahaan swasta Samudera Indonesia berinvestasi di pelabuhan.

HRM Wahyono Bimarso Dipl HE,  Ketua Himpunan Ahli Pelabuhan Indonesia (HAPI) dan Waka Prodi Kelautan ITL Trisakti mengungkapkan, bahwa prospek bisnis pelabuhan masih tinggi, karena ada 636 Pelabuhan Laut yang membutuhkan pendanaan swasta.

Pelabuhan

Ya, perkembangan pelabuhan di Indonesia tidak bisa lepas dari reformasi maritim Indonesia, termasuk aspek lainnya antara lain Pelayaran Pelabuhan, Logistik, Pendidikan Maritim, Permodalan, dan Aspek Hukum. Saat ini perbaikan di segala bidang  sudah dan sedang berlangsung, terakhir dengan telah diluncurkannya Undang-Undang Cipta Kerja oleh Pemerintah.

“Sebagaimana diketahui jumlah pelabuhan di Indonesia sangat banyak lebih dari 1000 pelabuhan. Sudah tentu, harus memilah-milah pelabuhan-pelabuhan tersebut sesuai dengan besaran pengelolaan dan fungsi pelabuhan. Karena tidak semua pelabuhan tersebut bersifat komersial, banyak juga yang bersifat nonkomersial,” kata Wahyono.

Baca juga: Jasa Armada Indonesia Bagikan Dividen Interim Rp 10,6 Miliar

Berbicara tentang perkembangan pelabuhan komersial yang dikelola oleh Pelindo 1,2,3 dan 4, lanjutnya, bisa mengambil kesimpulan bahwa fasilitas dan peralatan pelabuhan sudah sangat memadai, khususnya perkembangan 10 tahun terakhir dengan pembangunan dermaga dan fasilitas lainnya.

Selain itu, perkembangan pelabuhan juga tidak bisa lepas dari perkembangan lalu lintas muatan cargo di Indonesia, yang kondisinya saat ini muatan terkonsentrasi di Kawasan Barat Indonesia. Maka untuk menyeimbangkan muatan ke Kawasan Timur Indonesia diperlukan upaya optimalisasi kerjasama antar sektor seperti perindustrian, pertanian, pertambangan, dan sebagainya.

Menurut Wahyono, soal pendanaan juga harus diperhatikan. “Secara umum pendanaan ini yang menjadi masalah besar. Karena terbatasnya dana pemerintah untuk infrastruktur pelabuhan dan  swasta yang tidak tertarik membangun pelabuhan di Indonesia Timur, karena tidak komersial. Namun, dapat disimpulkan bahwa perkembangan wilayah timur cukup memadai dalam ukuran pasar yang ada, yang memang jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia bagian barat.”

“Perkembangan Pelabuhan di Timur juga dipacu adanya pelayaran perintis dan tol laut yang membawa komoditi penting dan singgah di pelabuhan-pelabuhan kecil, sehingga pelabuhan tersebut harus memperbaiki sarana dan prasarana yang ada.

Program pembangunan di Indonesia Timur juga dipicu oleh adanya program tol laut yang sudah mempunyai  26 rute dan juga rute Pendulum Nusantara. Jaringan Pendulum Nusantara yang melaksanakan angkutan Peti Kemas Domestik di seluruh Indonesia termasuk ke Indonesia Timur, sehingga mendukung Pembangunan Pelabuhan di Indonesia Timur.

Menariknya, untuk mendukung kinerja ekspor dan impor di pelabuhan perlu juga didukung oleh teknologi. Indonesia telah siap dengan teknologi yang ada saat ini. Dimana, perusahaan pelayaran sudah menerapkan teknologi tinggi untuk mengoperasikan perusahaannya dengan menerapkan pelacakan cargo, visibilitas rantai pasok, dan otomatisasi dokumen.”Pelabuhan sudah menerapkan digitalisasi pelabuhan. Kesimpulannya pelabuhan dan pelayaran sudah siap menghadapi teknologi 4.0,” tegas Wahyono.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Berita Bisnis

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.