Wednesday, May 21, 2025
HomeNews & EventProgram Akses Digital Inggris Jangkau 672 Peserta, Bentuk 19 Komunitas

Program Akses Digital Inggris Jangkau 672 Peserta, Bentuk 19 Komunitas

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita News | Program Akses Digital yang didanai Kedutaan Besar Inggris di Jakarta telah menyelesaikan fase ketiganya pada 26 Februari 2025 di Palu, Sulawesi Tengah. Dengan tema “Membangun Literasi Digital dan Keuangan Berkelanjutan dengan Kolaborasi Pentaheliks”, program ini telah menjangkau 672 penerima manfaat di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Dalam acara penutupan, digelar diskusi panel lintas pemangku kepentingan yang membahas praktik baik dalam literasi digital dan keuangan serta peluang karier global di era digital. Diskusi kelompok terfokus juga membahas strategi memperkuat kolaborasi pentaheliks untuk mendukung pemberdayaan ekonomi berbasis digital. Kegiatan ini melibatkan pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, dan pelaku bisnis.

Pemerintah Inggris mengalokasikan dana sebesar £100.000 (sekitar Rp2 miliar) untuk program ini. Sejak Juli hingga November 2024, sebanyak 533 peserta dari kalangan mahasiswa, pelaku UMKM, Aparatur Sipil Negara (ASN), dan komunitas marjinal mengikuti pelatihan intensif. Dari jumlah tersebut, 100 peserta terbaik terpilih sebagai fasilitator untuk melanjutkan pelatihan di tingkat komunitas. Pada Desember 2024, fasilitator ini membentuk 19 komunitas digital inklusif yang kini aktif di tiga provinsi.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menegaskan komitmen Inggris dalam meningkatkan akses digital bagi komunitas marjinal. “Program ini menegaskan pentingnya akses digital yang inklusif, aman, dan terjangkau untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan lapangan kerja,” ujarnya.

Pratiwi Hamdhana AM, Co-founder BerdayaBareng, menyebut keberlanjutan program ini bergantung pada peran fasilitator di komunitas. “Dengan model pelatihan berbasis komunitas, dampak program ini dapat terus berkembang. Kami berharap inisiatif ini menjadi inspirasi bagi pihak lain untuk membangun ekosistem digital yang lebih inklusif,” katanya.

Salah satu penerima manfaat, Nur Hidayat Koho dari Alor, Nusa Tenggara Timur, mengaku mendapat manfaat besar dari program ini. “Saya belajar tentang kepemimpinan dan pengembangan masyarakat. Sekarang saya ingin menerapkan ilmu ini untuk membangun komunitas saya,” ungkapnya.

Program ini juga menghasilkan kerja sama baru antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tengah dan BerdayaBareng untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan. Ke depan, sinergi ini diharapkan dapat memperkuat pemberdayaan ekonomi berbasis digital di wilayah timur Indonesia.

RELATED ARTICLES

Most Popular