Marketing.co.id – Berita Marketing | PT Phapros Tbk, salah satu anggota dari Holding BUMN Farmasi, sedang berupaya keras untuk terus berkembang pada tahun ini. Tidak hanya itu, perusahaan juga fokus pada beberapa lini usaha yang dioptimalkan, seperti penjualan obat bermerek (etikal) dan ekspor, untuk mencapai tujuan tersebut. Hal ini sejalan dengan rencana perusahaan untuk menata ulang portofolio produknya, sehingga di masa depan, saham PEHA akan dikenal sebagai produsen obat bermerek yang lebih banyak dibandingkan dengan obat generik.
Direktur Utama Phapros, Hadi Kardoko, mengumumkan bahwa perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan yang signifikan pada penjualan obat bermerek (etikal) di kuartal pertama tahun 2023. Angka pertumbuhan tersebut mencapai 8,9% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menunjukkan komitmen perusahaan dalam meningkatkan kinerja dan memperluas pangsa pasar.
“Kontribusi terbesar disumbangkan oleh produk Dextamine yang tumbuh sebesar lebih dari 60% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu dan Pehacain Injeksi sebesar lebih dari 37%,” ujarnya.
Hadi berharap hingga akhir 2023, kinerja Perseroan tetap tumbuh seiring dengan akan diluncurkannya 8-10 produk baru dari beberapa kelas terapi, terutama di pilar etikal. “Pertumbuhan di pilar etikal ini adalah salah satu strategi kami agar di akhir tahun 2023, portfolio produk baru Phapros akan terdiri dari lebih dari 60 persen branded dan sisanya generik.”
Pertumbuhan produk OGB Phapros terus menunjukkan performa yang menggembirakan pada kuartal pertama ini. Realisasinya mencapai angka kumulatif yang fantastis sebesar Rp 123,9 miliar, menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 7,2% dibandingkan tahun sebelumnya. Kesuksesan ini memberikan dukungan yang kuat untuk Phapros dalam menjaga momentumnya sebagai pemain utama dalam industri farmasi di Indonesia.
“Tablet Tambah Darah dan Omeprazole merupakan kontributor pertumbuhan ini,” ungkap Hadi. Selain dari pilar Etikal dan OGB, kontribusi pendapatan dari lini ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 45 persen. “Pasar ekspor masih terbuka cukup lebar bagi produk seperti multivitamin, antibiotik, antianalgesik, produk untuk menyamankan perjalanan, antialergi hingga antituberkulosis. Ini belum termasuk produk-produk obat dari kelas terapi lainnya serta alat kesehatan yang Phapros produksi bekerjasama dengan riset mitra-mitra universitas. Kami optimis bisa meningkatkan growth net sales di akhir 2023 karena masih banyak negara-negara lain yang akan menjadi target Phapros,” jelas Hadi.
Phapros berhasil menorehkan prestasi luar biasa di akhir tahun 2022 dengan mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,16 triliun, meningkat sebesar 11,13% dibandingkan tahun sebelumnya. Selain itu, perusahaan juga berhasil membukukan laba bersih sebesar lebih dari Rp 27 miliar atau meningkat sebesar lebih dari 153%. Meskipun kinerja perusahaan mengalami sedikit koreksi pada kuartal pertama tahun 2023, Manajemen PEHA tetap optimistis dalam mencapai target yang telah ditetapkan hingga akhir tahun. Prestasi luar biasa ini menunjukkan bahwa Phapros telah memperkuat posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam industri farmasi di Indonesia dan tetap berkomitmen dalam memberikan yang terbaik bagi para pelanggan dan pemegang sahamnya.
“Untuk terus meningkatkan performa hingga akhir tahun, Perseroan telah menyiapkan beberapa strategi yang meliputi commercial excellence, operational excellence, organizational excellence, serta digitalisasi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia. Dengan menerapkan strategi tersebut, kami harap pertumbuhan Phapros tetap terjaga,” pungkas Hadi.