Product Placement, Apa Efektif? (2)

www.marketing.co.id – Dalam mengomunikasikan merek, pemasar kudu pula menekankan pesan fungsi dan keunikan dari sebuah merek. Dan, tampilkanlah sealamiah mungkin. Jangan sampai orang menjadi jemu menyaksikan film atau program TV karena kehadiran merek kita. Yang bagus adalah mereka tidak menyadari saat dibombardir iklan ketika menonton film atau acara TV tersebut.

Salah satu kasus yang bisa dijadikan contoh mungkin pada saat jam tangan Omega melakukan product placement di film James Bond. Beberapa kali terlihat, jam ini selalu dipakai oleh James Bond. Sebagai agen rahasia, wajar bila dalam setiap aksi ia selalu memerlukan pengaturan waktu yang tepat. Sekilas buat penonton tentu tidak menyadari ada aktivitas iklan di sini, karena masuk ke dalam alur cerita.

Hal yang sama juga dilakukan oleh WRP di film Quickie Express, ketika salah satu adegan yang diperankan tokoh Lila, mengonsumsi produk WRP.

Ketiga, sesuaikan iklan dengan tema film atau program acara TV. Misalkan, produsen brand kerudung Rabbani yang melakukan placement pada film Ketika Cinta Bertasbih, cukup sesuai karena tema cerita yang sangat Islami sangat cocok dengan produk yang memang memiliki makna religius.

Manfaat yang bisa diraih dari product placement antara lain menguatkan brand recall dan brand recognition. Produk yang sering dilihat atau merek yang sering dibaca dan diucap akan lama melekat di benak konsumen ketimbang yang tidak. Untuk itu, saat melakukan product placement harus diperhatikan pula tingkat audiens yang hadir.

Semakin tinggi rating sebuah program acara atau film yang masuk jajaran top 10, akan semakin baik. Contohnya kembali lagi Cross Mobile. Meski pendatang baru di jagat ponsel, Cross Mobile berani mendukung program acara Indonesian Idol yang termasuk besar tersebut. “Alasannya, Indonesian Idol merupakan ajang pencarian bakat yang spektakuler di Tanah Air,” jelas Janto Djojo, Marketing Director PT Aries Indo Global (Cross Mobile).

Lagi pula, acara ini sempat vakum setahun lalu, sehingga tidak akan membosankan untuk ditonton kembali. Janto juga mengungkapkan, keikutsertaan mereknya pada Indonesian Idol membuat awareness Cross Mobile kini telah naik hingga ke level SES B.

“Kalangan menengah sudah aware dengan ponsel kami, dan kami pun semakin mantap untuk menerobos masuk, lalu menguasai pasar ponsel Android yang saat ini sedang dalam masa penjajakan,” tandasnya.

Manfaat kedua dari product placement ialah kecil kemungkinan untuk tidak dilihat. Dibandingkan beriklan di media konvensional seperti TVC atau media cetak, orang cenderung melewatkan iklan begitu saja. Buktinya, banyak dari kita saat menonton sebuah sinetron kesayangan, begitu ada iklan langsung memindahkan saluran TV bukan?

Dan, manfaat yang ketiga adalah mudah memengaruhi segmen remaja. Menurut salah satu hasil penelitian WPP Group di Amerika, konsumen dari segmen remaja sering kali mempertimbangkan untuk membeli produk yang dilihatnya pada film. Hal ini disebabkan segmen ini merupakan emotional buyer.

Kendati memiliki kelebihan, ternyata product placement juga mempunyai beberapa kekurangan, di antaranya biaya absolute product placement yang cenderung mahal. Kemudian, pemasang iklan tidak bias menentukan kapan dan seberapa sering produk mereka akan tampil. Dan yang terakhir, saat produk muncul dan dilihat, bisa jadi ada minoritas audiens yang menyatakan bahwa bentuk komunikasi itu tidak etis.

Kita sudah tahu untung-rugi product placement. Yang jelas, aktivitas promosi ini cukup efektif dalam melesatkan awareness dan masih sering dilakoni para pemilik merek. Product placement, selama bisa tampil sealamiah mungkin dan hadir dalam adegan yang tepat, bahkan bisa menyatu dengan emosi penonton, dampaknya pasti sungguh luar biasa. Jadi, semua kembali pada strategi masing-masing dalam menentukan film atau program acara yang kira-kira tepat dan sesuai dengan karakter produk. Maka, pilihlah placement yang tepat. (Andri Darmawan dan berbagai sumber)