Prinsip Network Marketing Tidak Boleh Hilang

Kerugian besar jika perusahaan mengabaikan segmen anak muda. Segmen inilah yang sekarang menguasai dunia maya dengan segala pola tingkahnya, termasuk berbelanja online. MLM pun harus menjamah segmen ini dengan e-commerce.

zonk 01

Mendengar kata MLM (multi-level marketing), sebagian orang mungkin akan skeptis atau antipati. Mereka menganggap sangat sulit meraih sukses di bisnis pemasaran berjenjang seperti MLM. Di satu sisi, mereka harus menjual sebanyak mungkin produk MLM, di sisi lain mereka pun harus aktif mengembangkan jaringan dengan mencari downline sebanyak-banyaknya.

Namun, yang tertarik dengan bisnis MLM dan menuai sukses juga tidak terbilang jumlahnya. Mungkin sudah jutaan orang yang taraf hidupnya meningkat setelah menggeluti bisnis MLM. Jika ada bisnis MLM yang tetap bertahan, salah satunya karena kegigihan para member mereka dalam membangun jaringan dan menjual produk.

Tentu saja loyalitas member ditentukan seberapa menarik paket bisnis yang ditawarkan perusahaan MLM. Jika bicara perusahaan MLM yang tetap awet hingga hari ini, salah satunya PT Citra Nusa Insan Cemerlang (CNI). CNI sudah berkiprah selama 30 tahun di jalur MLM, membuktikan MLM ini punya daya tarik tersendiri di mata para member dan konsumennya.

Menurut Head of Marketing Division CNI Pramesti Indah Permatasari, ada beberapa faktor yang membuat bisnis MLM bertahan. Faktor tersebut antara lain kejujuran. Kejujuran bisa dilihat dari kejelasan marketing plan-nya, alias tidak menipu. “Kalau money game, yang daftar paling belakang sering tidak dapat apa-apa. Harus ada pemerataan, orang harus mendapatkan hasil dari kerja keras dia,” tandas Pramesti yang diwawancarai di kantor pusat CNI, Puri Kembangan, Jakarta Barat, beberapa waktu lalu.

Selain kejujuran, produk mesti berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar. Pramesti menuturkan, sehebat apa pun member berkicau tentang keunggulan sebuah bisnis MLM, kalau tidak didukung dengan produk berkualitas akan menjadi bumerang. “Kalau produknya mengecewakan akan menjadi berita buruk dari mulut ke mulut. Kalau mau sustain jangka panjang, kualitas produk penting, sehingga orang percaya,” kata dia.

Faktor lain yang tidak kalah pentingnya yaitu income atau potensi pendapatan yang bisa diraih para member. Perusahaan MLM harus menawarkan paket keuntungan yang menarik melalui insentif poin atau bonus. Pramesti sebenarnya lebih senang menggunakan istilah network marketing ketimbang MLM, karena istilah MLM bagian dari masa lalu dan tidak sesuai dengan semangat zaman.

CNI bermain di lima kategori produk yang mencakup makanan kesehatan, makanan dan minuman, pertanian dan perikanan, perawatan diri, serta peralatan rumah tangga. Adapun produk-produk yang menjadi best seller di CNI yakni Ginseng Coffee, Sun Chlorella, Ester C, dan Nutrimoist.

CNI memproduksi sendiri produk-produknya melalui pabrik mereka yang berlokasi di Jatake, Tangerang. Kandungan lokal produk-produk CNI mencapai 85%, sisanya 15% impor karena masih ada sebagian bahan baku yang harus didatangkan dari luar negeri. ”Keberadaan kami selama 30 tahun menggambarkan bahwa kami serius di bisnis ini,” imbuh Pramesti.

Saat ini dari sekitar 100 ribu mitra atau member CNI, sebagian besar (70%) adalah ibu rumah tangga. Mereka yang menjadi mitra CNI turut membantu ekonomi keluarga. Tanpa harus menjadi orang kantor, mereka bisa menghasilkan uang dengan memanfaatkan waktu luang. “Menjadi mitra CNI waktunya lebih fleksibel. Selain itu, bisa menambah wawasan ibu-ibu karena bertemu dengan banyak orang dari berbagai kalangan,” jelas Pramesti.

Rambah e-Commerce

Seperti dituturkan Marselinus Ferdinand, Head of Marketing Support Department PT CNI, rata-rata mitra CNI berusia di atas 40 tahun. Kondisi tersebut bisa membahayakan CNI jika hanya terpaku pada segmen ini, karena CNI akan kehilangan peluang menggarap segmen yang lebih muda. Berangkat dari kondisi itu, CNI sejak 2,5 tahun lalu masuk ke e-commerce melalui geraicni.com.

Marselinus menegaskan, tujuan dibukanya gerai online untuk membangun awareness di segmen yang lebih muda. Selain itu, untuk mengejar sales karena belanja online sudah menjadi tren di masyarakat Indonesia.

Meski sudah masuk ranah e-commerce, karakter network marketing tidak akan hilang. Karakter network marketing diwadahi oleh fitur “Affiliate Program” (Program Afiliasi) di laman geraicni.com. “Mereka yang sudah terdaftar sebagai mitra akan memiliki link khusus. Misalnya member bernama Tony, maka akan memiliki link geraiCNI.com/tony yang terintegrasi dengan gerai.cni.com,” ungkap Marselinus.

Dengan link tersebut seolah-olah para member memiliki toko online pribadi. Para member pun bisa mempromosikan link itu ke berbagai media sosial dan aplikasi messenger. Jika ada yang mengklik link dan melakukan pembelian, maka member akan mendapatkan poin dari transaksi tersebut.

Marselinus mengklaim, omzet geraicni.com tahun 2015 lalu meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun 2014. Untuk tahun ini, sampai dengan semester pertama 2016 sudah mencapai tiga kali lipat dari tahun 2015. Marselinus tidak bersedia memberikan nilai transaksinya, namun dari penjelasan Pramesti, angkanya mencapai miliaran rupiah.

Salah satu strategi memancing orang berbelanja di geraicni.com yakni dengan menggelar promo. Promo biasanya berlangsung singkat, waktunya hanya 1 jam. “Promonya gila-gilaan, makanya dalam 1 jam kami bisa meraih sales Rp500 juta,” tegas Marselinus.

Tony Burhanudin

“Promonya gila-gilaan, makanya dalam 1 jam kami bisa meraih sales Rp500 juta.”

“Kalau produknya mengecewakan akan menjadi berita buruk dari mulut ke mulut. Kalau mau sustain jangka panjang, kualitas produk penting, sehingga orang percaya.”

MM082016/W

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.