Pra-Merger, XLSMART Fokus Efisiensi dan Digitalisasi

0
Seorang teknisi XLSmart tengah mencek jaringan di salah satu tower BTS. Foto: Ist.
[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | Memasuki 2025, PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk (sebelumnya XL Axiata) melaporkan pertumbuhan pendapatan sebesar 2% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 8,6 triliun pada kuartal pertama, di tengah tekanan kompetisi dan proses konsolidasi pascamerger dengan Smartfren. Laba bersih setelah pajak tercatat Rp 388 miliar, dengan EBITDA sebesar Rp 4,32 triliun dan margin EBITDA 50,2%.

Presiden Direktur & CEO XLSMART, Rajeev Sethi. Foto: Ist.

Kontribusi layanan data dan digital tetap dominan, mencapai 91% dari total pendapatan. “Kondisi pasar masih menantang, tetapi fokus kami pada penyelesaian merger dan efisiensi membuahkan hasil,” ujar Presiden Direktur XLSMART, Rajeev Sethi.

Bisnis mobile tetap menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan penambahan 1,2 juta pelanggan dibandingkan tahun lalu. Jumlah total pelanggan mencapai 58,8 juta dengan ARPU campuran stabil di Rp 40 ribu. Segmen layanan broadband tetap berada di atas 1 juta pelanggan.

Dari sisi biaya, perseroan berhasil mengendalikan pengeluaran operasional. Biaya pemasaran dan penjualan turun, meski beberapa pos seperti interkoneksi dan beban regulasi mengalami kenaikan. Secara keseluruhan, beban operasional masih berada di bawah tingkat pertumbuhan pendapatan.

Strategi digitalisasi dan pemanfaatan aplikasi MyXL serta AXISNet juga berkontribusi terhadap monetisasi layanan. Pengguna aktif aplikasi tumbuh 18% YoY dengan kontribusi pendapatan meningkat hingga 21%.

Dari sisi investasi, perseroan mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp 1,24 triliun untuk peningkatan jaringan. Total BTS mencapai lebih dari 164 ribu, dengan pertumbuhan BTS 4G sebesar 7%. Volume trafik naik 9% YoY menjadi 2.848 petabyte.

Merger resmi antara XL Axiata dan Smartfren diselesaikan pada 16 April 2025, membentuk entitas baru bernama XLSMART. Dengan basis pelanggan gabungan 94,5 juta dan proyeksi pendapatan proforma Rp 45,8 triliun, entitas ini memiliki pangsa pasar sekitar 25% di sektor telekomunikasi nasional.