Minat Anak Muda Jadi Influencer Cukup Tinggi, Tapi …

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

PopStar Indonesia merupakan wadah bagi content creator dan brand untuk berkolaborasi serta menciptakan lebih banyak inovasi di dunia digital.  

Marketing.co.id – Berita Marketing | Minat anak muda menjadi influencer di Indonesia cukup tinggi, terutama di kalangan Gen Z. Hal ini terlihat dari laporan Morning Consult yang menyebutkan bahwa 57% Gen Z ingin menjadi influencer. Beberapa alasan mereka tertarik menjadi influencer adalah karena uang, dapat mencoba produk dan layanan baru dan menganggap menjadi influencer itu menyenangkan.

Influencer telah menjadi salah satu pemain utama yang mendominasi dunia marketing.  Saat ini, 8 juta orang Indonesia berprofesi sebagai konten kreator dan terus bertambah. Menurut International Monetary Fund (IMF), angka tersebut akan bertambah hampir dua kali lipat hingga menjadi 17 juta kreator pada 2027. Pemasukannya ditaksir mencapai lebih dari 7 miliar dolar AS (sekitar Rp105 triliun).

Meski menjanjikan, ditemukan dalam laporan Linktree bahwa 59% dari kreator pemula yang belum cukup tenar ataupun berpengaruh, tidak mampu menghasilkan uang dari karyanya secara langsung. Oleh karena itu, PopStar Indonesia hadir untuk membantu para kreator menghasilkan uang dari karyanya.

Yosuke Fukada (Kyon), CEO PopStar Indonesia menjelaskan bahwa PopStar adalah platform digital yang menghubungkan brand dengan influencer. Fokus PopStar adalah membantu micro nano influencer. “Popstar adalah startup digital yang menghubungkan brand dengan micro nano influencer,” kata Kyon dalam acara “An Affair with PopStar” di PIC Creative Space, Wisma Staco, Jakarta Selatan, pada Jumat (31/1).

Kyon menjelaskan bahwa masalah yang terjadi saat ini adalah banyak brand yang kesulitan mencari influencer yang sesuai dengan mereka. PopStar Indonesia melalui teknologi yang dimilikinya bisa mengisi gap tersebut, sehingga brand dan influencer bisa saling bertemu dan sepakat. “Kami adalah penghubung influencer dan brand. Saat ini lebih dari 120.000 influencer sudah register di aplikasi PopStar,” katanya.

PopStar fokus ke micro nano influencer bukan tanpa alasan. Menurut Kyon, micro nano influencer itu lebih ke bujet dan kreativitas. Misalnya, brand memiliki bujet Rp 100 juta pilihannya adalah menggunakan 1 influencer atau 50 micro nano influencer. Jika menggunakan micro nano influencer, brand akan mendapatkan 50 konten. Itulah mengapa micro nano influencer cenderung kreatif.

“Kami pikir market ini akan terus bertumbuh ke depan. Brand yang ingin mencari influencer bisa melalui kami,” katanya. “Kami ingin memberikan kesempatan bagi semua konten kreator di Indonesia, apapun latar belakangnya. Kami ingin membantu mereka dengan cara menghubungkan mereka dengan brand,” pungkasnya.

New Year Party with PopStar Indonesia

PopStar Indonesia mengadakan acara ekslusif An Affair with PopStar untuk mempererat hubungan dengan komunitas sekaligus meningkatkan brand awareness. Acara tersebut dihadiri oleh para Key Opinion Leaders (KOL) ternama serta Lean Lab dan Sari Murni Group (Migi Migi) selaku klien dan brand yang telah menjadi bagian dari perjalanan PopStar.

Dalam acara tersebut, terdapat berbagai kegiatan menarik, seperti raffle games, User-Generated Content (UGC) Challenge, hingga diskusi interaktif bersama Acha Salim dan Lamtiar Hema selaku content expert.

Puncaknya, PopStar meresmikan PopStar Community, komunitas yang didedikasikan bagi para konten kreator. Launching ini ditandai dengan Muffin Cake Toss dan pemutaran video perjalanan PopStar, yang menegaskan komitmen PopStar dalam membangun ekosistem digital yang lebih kuat.

Selain itu, peserta juga diperkenalkan dengan PopStar App, sebuah aplikasi inovatif yang memudahkan content creator dalam mengelola kolaborasi dengan brand. Dengan suksesnya acara ini, PopStar berharap dapat terus menjadi wadah bagi content creator dan brand untuk berkolaborasi serta menciptakan lebih banyak inovasi di dunia digital.