PMI Dorong Masyarakat untuk Tetap Mendonorkan Darah di Masa Pandemi

Marketing.co.id – Berita Marketing | Pandemi menimbulkan berkurangnya jumlah pendonor darah, baik secara nasional maupun global. Penyebabnya adalah pembatasan mobilitas dan kekhawatiran akan penularan virus. Di sisi lain, permintaan darah tetap tinggi.

Kebutuhan darah di tengah pandemi tetap berjalan untuk berbagai terapi penyakit. Ada pasien yang membutuhkan darah secara rutin, di samping itu juga untuk perawatan yang tidak rutin seperti penyakit demam berdarah, kecelakaan, atau ibu melahirkan.

Data yang dihimpun PMI menunjukkan bahwa ketersediaan darah sekarang hanya cukup untuk 2 hari, padahal sebelumnya bisa untuk 4 hari.

donor darah di masa pandemi

Dalam Dialog Virtual Kabar Kamis Siang Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) – KPCPEN, Kamis (16/9/21), Kepada Bidang Unit Donor Darah PMI Pusat, Linda Lukitari mengungkapkan situasi donor darah sebelum dan setelah pandemi memang sangat berbeda.

Penyebab yang pertama adalah akses ke unit donor darah. Selain pendonor tidak lagi leluasa mendatangi unit donor darah, banyak perkantoran menjalankan Work From Home (bekerja dari rumah) dan kegiatan di fasilitas publik tidak berjalan seperti biasa, sehingga lokasi donor darah pun berkurang. Mobil donor darah juga tidak dapat beroperasi seperti sebelum masa pandemi.

“Tahun 2021, hingga September ini stok darah memang belum bisa dibilang cukup, terutama di beberapa daerah dan golongan darah tertentu. Namun sudah cukup membaik, jika dibandingkan dengan situasi pada awal pandemi di 2021. Pada saat itu, terjadi penurunan sampai sekitar 60%,” tutur Linda.

Patuhi protokol untuk cegah penularan covid dalam proses donor

Tentu ada kekhawatiran pendonor akan penularan COVID-19. Menurut Linda, untuk mengatasi hal tersebut pihaknya selalu memastikan penerapan protokol kesehatan ketat di lokasi pengambilan donor darah oleh para petugas, yang semua sudah divaksin. Calon pendonor juga diwajibkan mematuhi protokol kesehatan.

Protokol kesehatan di PMI terkait pelaksanaan donasi darah di masa pandemi COVID-19 berupa pemeriksaan suhu sebelum berdonasi, wawancara terkait kemungkinan tertular COVID-19, pemeriksaan fisik sederhana, hingga disinfektan berkala.

“Unit donor darah kami juga sekarang buka 24 jam,” tambah Linda.

Permintaan plasma konvalesen tinggi

Terkait permintaan plasma konvalesen yang tinggi selama pandemi, Linda menyatakan bahwa PMI tidak melayani permintaan secara individu. Permintaan tersebut harus dilakukan melalui rumah sakit. Menurutnya, ketersediaan donor plasma konvalesen lebih berkendala, karena tidak setiap penyintas dapat menjadi donor. “Dari 100 orang, paling hanya 20 orang yang bisa lolos menjadi pendonor,” ujarnya.

Dalam memenuhi ketersediaan darah maupun plasma konvalesen, PMI berkolaborasi dengan beberapa mitra yang membantu menggalang pendonor, salah satunya Redblood.

Redblood adalah aplikasi untuk mempermudah para pendonor darah. Selain memberikan informasi jadwal donor darah, di dalam aplikasi ini juga terdapat fitur edukasi. Misalnya, guna meyakinkan masyarakat akan pentingnya melakukan donor darah. Donor darah tidak hanya bermanfaat untuk orang lain yang membutuhkan, melainkan juga untuk kesehatan pendonor.

CEO Reblood, Leonika Sari menjelaskan, “Kami mendorong masyarakat termasuk anak muda, untuk melakukan donor secara rutin. Donor darah idealnya adalah 60 hari sekali, sedangkan donor plasma konvalesen bisa 2 minggu sekali. Sebaiknya kita lakukan secara proaktif, bukan reaktif. Jangan donor darah hanya ketika ada kerabat yang membutuhkan.”

Menurutnya, permasalahan kurangnya ketersediaan darah tidak bisa ditangani hanya oleh pemerintah. Perlu keterlibatan pihak swasta, komunitas, instansi, TNI-Polri, dan terutama kesadaran dan semangat masyarakat sebagai pelaku donor.

Saat yang sama, public figure yang pernah menjadi pendonor darah rutin PMI Jakarta Pusat, Olivia Zalianti mengajak masyarakat agar tidak takut donor darah. “Semua sudah ada sistemnya, skrining kesehatan juga sudah diatur dengan sangat baik. Dengan donor darah, kita bisa jadi bagian untuk membantu masyarakat luas,” tegas Olivia.
Olivia juga mengimbau masyarakat untuk sadar dan bertanggung jawab dalam menjaga kesehatannya, demi diri sendiri dan orang lain, baik di masa pandemi maupun seterusnya. Menurutnya, masyarakat adalah garda terdepan perlindungan kesehatan, dan kesehatan adalah investasi terbesar dalam kehidupan.

“Pola hidup sehat itu penting, termasuk dengan melakukan olahraga. Jaga pola hidup, pikiran sehat, dan selalu mempunyai niat baik. Kalau kita sehat, tidak perlu takut keluar rumah untuk melaksanakan niat baik seperti donor darah,” ujar Olivia.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.