Marketing.co.id – Berita Teknologi | PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi aset kripto di Indonesia, kembali mencuri perhatian dalam ajang Coinfest Asia 2025. Di festival crypto terbesar di Asia ini, PINTU menghadirkan berbagai inovasi, termasuk Crypto Museum pertama di Indonesia yang bertema cyberpunk, yang berhasil menarik hampir 1.000 pengunjung.
Museum ini mengajak pengunjung menelusuri sejarah dan perkembangan industri kripto, menunjukkan komitmen PINTU untuk mengedukasi masyarakat. Selain itu, PINTU juga menggelar Pintu Futures Live Trading Competition dengan total hadiah $5.000, serta acara eksklusif Pintu x AWS: Satoshi Sunset Party.
Dalam sesi media gathering, Chief Marketing Officer (CMO) PINTU, Timothius Martin, memaparkan performa positif PINTU di tengah iklim regulasi kripto Indonesia yang kondusif. “Posisi Indonesia dari sisi regulasi sangat maju, bahkan berpotensi menjadi role model global. Adanya bursa kripto CFX, lembaga kustodian, dan kliring meningkatkan keamanan bagi investor di Indonesia,” ujar Timothius.
Timothius menambahkan, bahwa aplikasi PINTU telah diunduh lebih dari 10 juta kali per Juli 2025. Monthly Trade User (MTU) pada bulan yang sama juga mencatatkan rekor tertinggi sejak 2021. Produk Pintu Futures bahkan menembus rekor bulanan dengan kenaikan lebih dari 170%, menunjukkan PINTU menjadi pilihan utama masyarakat untuk investasi dan trading aset kripto.
Diskusi mendalam juga mengemuka mengenai pentingnya kedaulatan Rupiah dalam ekosistem kripto. Co-Founder & CEO IDRX, Nathanael Christian, menyoroti ketergantungan pada stablecoin berbasis Dolar AS yang berpotensi menyebabkan keluarnya Rupiah dari Indonesia. “Kita harus segera berkolaborasi dengan regulator dan pelaku usaha seperti PINTU untuk mulai menggunakan mata uang Rupiah untuk setiap aktivitas kripto di Indonesia,” tegasnya.
Sementara itu, Febi Mettasari, seorang Female Web3 Developer, menekankan pentingnya komunitas non-trading untuk memperluas adopsi. “Saya berharap komunitas trading dan developer bisa seimbang agar masyarakat Indonesia tidak hanya tahu tentang trading tapi juga memahami penggunaan blockchain untuk hal lainnya,” ujarnya. Ia juga berharap adanya dukungan regulasi bagi para developer agar Indonesia tidak tertinggal dalam kompetisi adopsi Web3 global.
Timothius Martin menutup acara dengan pesan penting bagi investor, “Kami justru senang dengan adopsi kripto di Indonesia saat ini. Tinggal diperbanyak sosok seperti Nathanael dan Febi yang memperkaya ekosistem kripto. Kami mendukung penuh pengembangan Web3 di Indonesia untuk memperluas use case kripto lebih dari sekadar trading dan investasi.”