Pinjaman Jadi Penyelamat atau Malah Jadi Andalan?
Marketing.co.id – Berita Financial Services | Menabung makin terasa berat bagi banyak orang Indonesia. Naiknya harga kebutuhan pokok, biaya pendidikan, hingga cicilan rumah bikin masyarakat harus putar otak. Banyak yang akhirnya memilih jalan pintas dengan berulang.
Data terbaru dari YouGov mengungkapkan bahwa lebih dari separuh orang Indonesia (54%) mengambil pinjaman dalam 12 bulan terakhir. Angka yang cukup tinggi dan mencerminkan bagaimana kondisi finansial makin menantang.
Pinjaman Online dan Pay Later Jadi Primadona
Bentuk pinjaman yang paling banyak dipilih adalah pinjaman online atau menjual barang pribadi (36%) kredit bank (28%), Pay Later (27%), dan pinjam ke teman atau keluarga (27%).
Fenomena ini menunjukkan betapa masyarakat kini lebih mengandalkan solusi keuangan yang cepat dan praktis. Bahkan, layanan Pay Later yang dulunya hanya jadi opsi saat belanja online, kini mulai bergeser jadi semacam “dompet cadangan” bagi banyak orang.
Generasi Sandwich Paling Terpukul
Generasi sandwich adalah yang paling merasakan dampaknya. Karena, generasi ini harus menanggung biaya hidup anak sekaligus membantu orang tua. Sekitar 62% dari generasi ini mengaku harus berutang lebih banyak dibanding mereka yang tidak punya beban ganda.
Tekanan finansial membuat mereka mau tidak mau harus mencari cara agar roda ekonomi keluarga tetap berjalan. Pilihannya, ya, balik lagi ke pinjaman.
Meski angka peminjam cukup tinggi, kabar baiknya adalah 70% peminjam masih bisa membayar tepat waktu. Sisanya, ada yang memilih membayar sebagian dulu, atau harus menunda pembayaran karena kondisi keuangan belum memungkinkan.
Di satu sisi, pinjaman bisa jadi penyelamat saat kondisi kepepet. Tapi, di sisi lain, jika tidak dikelola dengan bijak, utang bisa jadi jebakan jangka panjang.
Fenomena ini jadi pengingat bahwa literasi keuangan semakin penting. Memahami kapan harus berutang, bagaimana mengelola cicilan, dan kapan harus menahan diri, adalah kunci agar utang bukan menjadi beban baru, tapi benar-benar menjadi solusi.