Piaggio mencoba mengisi segmen harga yang kosong di pasar matik Indonesia. Selain itu, tetap mengandalkan kekuatan merek Eropa.
Mulai April 2011, secara resmi prinsipal merek Piaggio hadir di Indonesia. Merek asal Italia ini akan terjun di segmen motor matik yang semakin ramai persaingannya. Adanya Piaggio tentu saja menambah pilihan bagi konsumen kita, tidak saja merek-merek motor matik dari Asia, tapi juga dari Eropa.
Sejarah Piaggio di negara ini sudah cukup panjang. Bahkan, sempat berjaya dengan salah satu andalan mereka, yakni Vespa. Jelas tidak ada yang menyangkal bahwa Vespa adalah motor legendaris yang hingga kini pun masih beredar di jalanan kita. Produsen Piaggio pada pertengahan tahun 1980 sampai tahun 2000 juga pernah melakukan perakitan di Indonesia bekerja sama dengan PT Danmotor Vespa Indonesia. Konten lokal produknya mencapai 60% dan sisanya diimpor dari Italia. Produk terakhir yang dirilis adalah Vespa PX 150 cc pada tahun 2000. Namun, karena ada masalah suplai dari Italia, kerja sama ini pun berakhir.
Indonesia juga pernah tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki angka penjualan tertinggi untuk merek Vespa. Nampaknya, kejayaan masa lalu itulah yang sekarang ini ingin diulang. Sebelum secara resmi masuk lagi, Piaggio telah dipasarkan oleh distributor sejak beberapa tahun lalu. Hasilnya, cukup menggembirakan, antusiasme masyarakat kita meningkat terus terhadap merek Piaggio. Bisa jadi hal itulah yang menjadi pertimbangan dari produsen motor Italia tersebut untuk kembali ke Indonesia. “PT Piaggio akan mengambil alih kontrol logistik, servis, suku cadang, pemasaran dan dukungan fasilitas finansial konsumen,” kata Sergio Mosca, Managing Director PT Piaggio Indonesia di kantornya, Mei lalu.
Sebagai langkah awal prinsipal mengucurkan dana investasi sebesar USD 6 juta. Dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pendirian Piaggio Indonesia, mulai dari perekrutan tenaga kerja, pembangunan jaringan pemasaran, dan promosi di tahun pertama. “Dana itu untuk investasi tahap awal,” tambah Mosca.
Setelah Piaggio Indonesia hadir, perusahaan ini akan menjadi satu-satunya importir merek-merek Piaggio dan Vespa yang diproduksi di berbagai negara. Antara lain, Vietnam dan India untuk kawasan Asia. Mosca menambahkan bahwa kehadiran kembali Piaggio ke negara ini karena ada kesempatan yang bisa diraih oleh perusahaan. Di sisi lain, untuk memberi kesempatan konsumen kita untuk bisa merasakan merek motor matik dari Eropa.
Terlebih, konsumen kita bisa dikatakan hanya memiliki pilihan yang sedikit untuk motor matik. Hanya dari pabrikan asal Jepang. Keberadaan motor matik Piaggio menjadikannya satu-satunya merek Eropa yang dapat dibeli dengan harga yang terjangkau di Indonesia. Motor ini, lanjut dia, juga dapat dipakai dalam aktivitas sehari-hari. Ada tiga jenis motor matik yang dipasarkan oleh Piaggio Indonesia saat ini, yakni Piaggio Zip, Piaggio Liberty, dan Vespa LX. “Who want to be different, itulah yang menjadi target utama kami,” tegas Mosca.
Mengenai strategi harga, Piaggio Indonesia memang mematok harga lebih tinggi dibanding dengan motor-motor matik dari pabrikan Asia, terutama Jepang. Antara Rp 14 juta hingga Rp 16 juta untuk tipe Piaggio Zip, sedangkan dua lainnya berkisar antara Rp 19–Rp 25 juta. “Pada level harga ini bisa dibilang kami tidak memiliki pesaing pasar. Karena pemain lain bermain pada harga di bawah kami atau bahkan di atas kami,” jelas Mosca.
Melihat harga yang dipatok, bisa dipastikan merek ini menyasar kelompok market menengah atas. Piaggio juga mencoba menciptakan segmen baru di motor matik. Karena kalau dilihat dari kisaran harga, memang belum ada pemain yang menggarapnya. Diperkirakan segmen ini memiliki potensi yang cukup besar dan akan mudah digarap asalkan merek ini memiliki berbagai layanan purnajual.
Setelah resmi masuk ke negara ini, Piaggio Indonesia kini sedang bersiap untuk membangun jaringannya, baik itu distribusi, sales, suku cadang, dan servis. Mereka merencanakan akan ada 30 showroom hingga akhir tahun ini, dan selanjutnya ditargetkan akan bertambah 50 showroom tiap tahun. Kesemuanya sudah memenuhi 3S—sales, sparepart, service. “Untuk sementara ini, kami masih fokus ke Pulau Jawa dan mungkin Bali karena produk kami lebih cocok di wilayah urban. Selanjutnya, wilayah lain akan kami rambah,” tambah Mosca.
Sedangkan untuk strategi komunikasi ke konsumen, nampaknya Piaggio Indonesia belum akan melakukan sesuatu. Mereka cukup percaya diri terhadap brand awareness merek ini di benak konsumen kita. Bisa dikatakan bahwa hampir sebagian besar orang kita sudah tahu pada merek ini. Sehingga, aktivitas komunikasi nantinya akan lebih dipilih dilakukan lewat event-event pameran, sedangkan komunikasi melalui media hanya akan dilancarkan di segmented media, dan itu pun bukan prioritas. “Kami memiliki reputasi tinggi di mata konsumen, sehigga bisa dibilang kami tidak memulai dari nol. Jadi, yang kami lakukan adalah me-refresh ingatan konsumen Indonesia,” jelas Mosca.
Mosca menambahkan bahwa sebagai merek Eropa, Piaggio dikenal karena kualitas, gaya, keamanan, dan kenyamanan berkendaraan, serta ramah lingkungan. Cara yang paling mudah untuk mengingatkan semua hal itu lagi pada konsumen adalah membawa Piaggio langsung pada konsumen, terutama pada konsumen potensialnya.
Mengenai target penjualan untuk tahun ini, Mosca secara diplomatis menjawab bahwa konsentrasi dia tahun ini adalah menambah atau memperluas jaringan. Belum bicara soal target sales. Namun begitu, Indonesia ditargetkan menjadi wilayah yang memiliki penjualan tinggi setelah Vietnam. Bahkan, tidak menutup kemungkinan bisa melebihi angka penjualan di negara tersebut. (Majalah Marketing/Ign. Eko Adiwaluyo)