Perang Harga! Ikut – Ikutan atau Acuh Saja

Marketing.co.id – Harga adalah satu faktor penting untuk memenangkan persaingan. Tak heran jika banyak perusahaan berusaha menawarkan harga sekompetitif mungkin untuk para konsumennya. Ketika suatu perusahaan tiba – tiba menurunkan harga jualnya dan diikuti oleh para pesaing, maka yang terjadi biasanya perang harga.

Masalahnya perang harga terkadang justru tidak menguntungkan buat konsumen, karena penurunan harga biasanya diikuti dengan penurunan kualitas. Alih-alih harga dijadikan faktor kompetitif perusahaan, yang terjadi justru sebaliknya harga menjadi faktor yang menurunkan daya saing perusahaan.

Bagaimana sebaiknya perusahaan bersikap dalam menghadapi kondisi tersebut? Langsung merespon atau mengabaikannya? Sebelum mengambil tindakan, berikut ini adalah tiga hal yang perlu diperhatikan perusahaan.

1. Bagaimana Anda mengelompokkan segmen Anda? Segmentasi harga sebenarnya membebankan harga untuk segmen yang juga berbeda untuk jasa atau produk yang serupa. Misalnya untuk jasa tertentu seperti tiket kereta api segmen, mahasiswa akan sangat senang jika diberi harga diskon, sebaiknya untuk segmen eksekutif  justru akan menimbulkan kekhawatiran kualitas layanan akan ikut turun.

Kembali ke segmentasi pelanggan sekarang. Apakah pesaing Anda benar-benar melayani pelanggan yang sama seperti Anda? Jika iya, Anda hanya bisa menurunkan harga untuk segmen yang terpengaruh dengan harga dari kompetitor Anda.

Ketika Southwest Airlines akan memasuki pasar baru dengan menawarkan harga yang lebih rendah, perusahaan penerbangan utama menanggapi dengan harga yang lebih rendah, tetapi tidak di seluruh segmen.

2. Apakah pelanggan Anda tahu? Terdengar aneh  di zaman teknologi informasi sekarang ini pelanggan Anda tidak tahu berapa harga/tarif yang dibebankan kepada mereka. Ya, bisa saja. Contoh kongkritnya adalah tarif pulsa telepon selular atau bunga simpanan di bank yang hitung-hitungannya cukup ruwet buat konsumen. Seringkali pelanggan Anda tidak tahu berapa persisnya harga produk dari pesaing Anda, sehingga Anda tidak perlu untuk meresponnya.

3. Alasan harga turun? Bacalah berita atau siaran pers pesaing Anda. Cari tahu mengapa pesaing Anda membuat perubahan harga. Mungkin saja ada alasan tersembunyi untuk menghabiskan stok barang di gudang. Jadi, bisa saja perubahan harga sebenarnya bersifat temporer dan Anda tidak perlu ikut-ikutan.

(Tony Burhanudin)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.