Marketing.co.id – Berita Property & Retail | Pertumbuhan ekonomi yang pesat di Indonesia sekitar 5,7%, menghadirkan peluang yang tidak terbatas, khususnya di sektor industri makanan dan minuman.
Melihat peluang yang sangat besar tersebut, PT PepsiCo Indonesia Foods and Beverages (PepsiCo Indonesia) meresmikan peletakan baru pertama untuk fasilitas manufaktur makanan ringan pertamanya di kawasan GIIC Cikarang, Jawa Barat pada Rabu (30/8).
Pabrik ini akan dibangun di atas lahan seluas 60.000 m2 dari luas total 80.000 m2 yang nantinya akan memproduksi sejumlah produk makanan ringan dan fasilitas manufaktur yang sepenuhnya menerapkan prinsip keberlanjutan.
Pabrik PepsiCo Indonesia yang rencananya akan selesai pada tahun 2025 tersebut akan menggunakan 100% sumber listrik terbarukan dan menerapkan 100% pemanfaatan air daur ulang serta mengadopsi pendekatan net water positive dari hari pertama beroperasi, guna mendukung inisiatif ESG di tingkat regional.
Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM mengungkapkan, “Kami mengapresiasi komitmen jangka panjang PepsiCo terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui investasi yang diperkirakan mencapai nilai USD200 juta ini. Hari ini sebagai saksi sejarah, PepsiCo berhasil melakukan investasi dengan membangun industri manufakturnya di Indonesia. Semoga investasi ini memberi manfaat bagi masyarakat dan bekerja sama dengan pengusaha lokal serta Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sekitar.”
Dengan keahlian global yang dipandu oleh strategi PepsiCo Positif (pep+), perusahaan siap untuk memberdayakan petani Indonesia dengan prinsip pertanian positif.
Asif Mobin, CEO PepsiCo Indonesia mengapresiasi upaya pemerintah dalam menciptakan iklim berusaha yang positif bagi para investor dan pelaku bisnis.
“Rangkaian kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia pun sejalan dengan strategi PepsiCo Positive (pep+), yang menekankan pada visi yang sama untuk pembangunan Indonesia yang berkelanjutan.” lanjut Asif.
PepsiCo telah melakukan banyak kegiatan dalam upaya pengembangan komunitas petani dan masyarakat. Model bisnis perusahaan pun telah berubah menjadi 100% PMA (Perusahaan Milik Asing) dimana perusahaan akan meningkatkan penyerapan tenaga kerja lokal dan memastikan sebagian besar bahan bakunya bersumber dari lokal.
Dalam jangka panjangnya, realisasi investasi akan dilakukan dalam beberapa tahap dan dalam jangka waktu 10 tahun. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terdepan di Amerika Serikat yang tetap berkomitmen penuh untuk berinvestasi di Indonesia karena memberikan peluang yang sangat baik bagi investor.
Marketing.co.id: portal berita marketing dan bisnis.