Marketing.co.id – Data yang AAJI peroleh memperlihatkan, bahwa pandemi Covid-19 tahun 2020 telah berdampak terhadap perlambatan pada industri asuransi jiwa untuk periode Kuartal I tahun 2020. Perlambatan terjadi pada angka total pendapatan, meliputi total pendapatan premi, hasil investasi dan klaim reasuransi.
Namun kondisi perlambatan tidak menurunkan semangat industri asuransi jiwa untuk terus memberikan pelayanan dan perlindungan yang menyeluruh bagi masyarakat Indonesia. Komitmen ini terbukti dengan meningkatnya total klaim dan manfaat yang dibayarkan, total jumlah tertanggung, total uang pertanggungan dan jumlah tenaga pemasar.
Budi Tampubolon, Ketua Dewan Pengurus AAJI, mengatakan, kondisi Kuartal I memang tidak mudah akibat pandemi Covid-19. Hal ini turut berpengaruh terhadap kinerja industri asuransi jiwa, dimana total pendapatan premi industri asuransi jiwa melambat. Namun pandemi ini telah mendorong dan membentuk pola kesadaran masyarakat akan gaya hidup yang sehat.
“Melihat situasi ini, sebagai upaya untuk tetap melayani kebutuhan perlindungan kesehatan masyarakat Indonesia di masa pandemi, para perusahaan asuransi jiwa semakin fokus untuk memberikan edukasi dan saran bagi masyarakat mengenai pilihan perlindungan yang tepat. Dalam kondisi yang penuh tantangan ini, komitmen yang kuat dan berkelanjutan dari Industri Asuransi Jiwa ditunjukkan dengan adanya pembayaran Total Klaim dan Manfaat yang naik sebesar 4,1%, yaitu dari Rp 34,1 triliun menjadi Rp. 35,92 triliun,” papar Budi.
Pentingnya kesadaran masyarakat atas perlindungan asuransi jiwa, termasuk asuransi kesehatan, pada Kuartal I 2020 ditunjukkan dengan adanya peningkatan dalam angka jumlah Tertanggung. Persentase Total Tertanggung naik sebesar 20,3%, yaitu dari 53,17 menjadi 63,97 juta orang.
Sedangkan Total Uang Pertanggungan naik sebesar 5,6%, yaitu dari Rp 3.859,45 triliun menjadi Rp 4.073,79 triliun. Hal ini juga didorong oleh gencarnya usaha AAJI bekerja sama dengan industri Asuransi Jiwa untuk melakukan program literasi dan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat asuransi jiwa.
“Meskipun jumlah Tertanggung dan Uang Pertanggungan meningkat, angka total polis kumpulan mengalami penurunan. Ini mengindikasikan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat perekonomian Indonesia mulai melambat. Akibatnya, terjadi penurunan kepemilikan polis baru dari sektor korporasi,” ungkap Budi.
Secara umum kondisi berbagai industri di Indonesia memang sedang mengalami perlambatan terbukti dengan data dari BPS yang menyatakan, bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang Kuartal I 2020 hanya mencapai 2,97%. Hal ini mengakibatkan terjadinya penurunan polis korporasi menjadi cukup signifikan.
Untuk kanal distribusi, bancassurance merupakan kanal yang memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan premi industri asuransi jiwa di Kuartal I 2020. Tercatat, rasio kontribusi bancassurance terhadap total premi sebesar 44,4%, diikuti oleh kanal distribusi keagenan sebesar 38,4%.
Sementara itu, terkait dengan hasil investasi industri asuransi jiwa sebagai suatu bisnis jangka panjang, terdapat penurunan hasil investasi pada Kuartal I Tahun 2020 yang dikarenakan kondisi pasar modal Indonesia setelah kondisi pandemi global Covid-19. Dampaknya, industri asuransi jiwa, yang berhubungan erat dengan pasar modal, ikut terpengaruh. Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terkoreksi 27,8% sejak awal tahun hingga Maret 2020.
Data Kinerja Industri Asuransi Jiwa, Kuartal I Tahun 2020
Data diperbarui tanggal 15 Juni 2020, pukul 15.00 WIB
Hasil | Q1 2019 | Q1 2020 | Pertumbuhan | |
Total Pendapatan Premi | Rp 46,40 triliun | Rp 44,11 triliun | -4,9% | |
– | Total Premi Bisnis Baru | Rp 28,27 triliun | Rp 25,93 triliun | -8,3% |
– | Total Premi Lanjutan | Rp 18,13 triliun | Rp 18,18 triliun | 0,3% |
Hasil Investasi | Rp 13,41 triliun | Rp –47,05 triliun | -450,8% | |
Klaim Reasuransi | Rp 1,27 triliun | Rp 1,50 triliun | 18,2% | |
Pendapatan Lainnya | Rp 1,14 triliun | Rp 1,13 triliun | -1,4% | |
Total Aset | Rp 536,70 triliun | Rp 509,65 triliun | -5,0% | |
Jumlah Investasi | Rp 476,91 triliun | Rp 434,60 triliun | -8,9% | |
Total Cadangan Teknis | Rp 404,72 triliun | Rp 370,30 triliun | -8,5% | |
Total klaim dan manfaat yang | Rp 34,51 triliun | Rp 35,92 triliun | 4,1% | |
dibayarkan | ||||
▪ | Akhir Kontrak | Rp 5,09 triliun | Rp 4,85 triliun | -4,8% |
▪ | Meninggal Dunia | Rp 2,37 triliun | Rp 2,69 triliun | 13,5% |
▪ | Nilai Tebus (Surrender) | Rp 18,69 triliun | Rp 19,91 triliun | 6,5% |
▪ | Partial Withdrawal | Rp 4,58 triliun | Rp 4,05 triliun | -11,6% |
▪ | Kesehatan (Medical) | Rp 2,60 triliun | Rp 2,98 triliun | 14,5% |
▪ | Kesehatan Perorangan | Rp 1,24 triliun | Rp 1,42 triliun | 14,3% |
▪ | Kesehatan Kumpulan | Rp 1,36 triliun | Rp1,56 triliun | 14,6% |
▪ | Lain-lain | Rp 1,18 triliun | Rp 1,45 triliun | 23,1% |
Total Uang Pertanggungan | Rp 3.859,45 triliun | Rp 4.073,79 triliun | 5,6% | |
▪ | Perorangan | Rp 2.046,55 triliun | Rp 2.144,42 triliun | 4,8% |
▪ | Kumpulan | Rp 1.812,90 triliun | Rp 1.929,37 triliun | 6,4% |
Total Polis | 17.066.239 | 17.088.604 | 0,1% | |
▪ | Perorangan | 16.291.415 | 16.415.937 | 0,8% |
▪ | Kumpulan | 774.824 | 672.667 | -13,2% |
Total Tertanggung | 53,17 juta orang | 63,97 juta orang | 20,3% | |
Perorangan | 17,43 juta orang | 17,45 juta orang | 0,1% | |
Kumpulan | 35,74 juta orang | 46,52 juta orang | 30,2% | |
Jumlah agen berlisensi | 595.192 orang | 650.443 orang | 9,3% | |
Catatan:
- Q1 2019 ditulis berdasarkan data yang dimiliki oleh 58 perusahaan dari total 60 perusahaan asuransi jiwa.
- Q1 2020 ditulis berdasarkan data yang dimiliki oleh 58 perusahaan dari total 60 perusahaan asuransi jiwa.