Pembiayaan Motor Terus Menurun, Radana Finance Fokus ke Pembiayaan Multiguna

Pertumbuhan industri pembiayaan (multifinance) kian melambat di sepanjang tahun 2018. Hal ini dikarenakan kondisi permintaan masih lesu, ditambah dengan makin sulitnya multifinance mendapatkan akses pendanaan.

Menurut Henri Gunawan, Direktur Keuangan PT Radana Bhaskara Finance Tbk (Radana Finance), gagal bayar atas kewajiban terhadap kreditur yang terjadi di sejumlah perusahaan multifinance membuat perbankan masih wait and see memberikan pembiayaan ke multifinance.

”Sekarang perbankan lebih berhati – hati dalam memberikan pembiayaan ke multifinance. Dampaknya cukup sistemik terhadap industri ini secara keseluruhan,” ungkap Henri.

Radana Finance selaku perusahaan multifinance yang tidak memiliki afiliasi dengan perbankan juga terkena dampak langsung atas kesulitan sumber pendanaan tersebut. Alhasil, realisasi pendanaan yang bisa disalurkan di tahun 2018 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Konkretnya, realisasi pendanaan tahun 2017 yang rata-rata sebesar Rp2 triliun – Rp2,4 triliun per tahun turun menjadi sebesar Rp750 miliar  di tahun ini. Kondisi menyebabkan profitabilitas perseroan menurun cukup signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Menyikapi kondisi tersebut maka Tiara Marga Trakindo (TMT) selaku pemegang saham mayoritas Radana Finance telah melakukan langkah-langkah corporate action untuk memperkuat likuiditas perseroan.

Selain itu, memperbaiki tingkat kesehatan keuangan perseroan dengan memberikan freshfunding total sebesar Rp507 miliar kepada Radana Finance melalui dua skema, yaitu skema Cessie sebesar Rp372 miliar untuk memperbaiki tingkat kesehatan keuangan perseroan dan skema Subordinate Loan sebesar Rp135 miliar untuk memperkuat likuiditas perseroan.

Menurut Evi Indahwaty Direktur Utama Radana Finance, untuk kembali menggairahkan industri multifinance, sebaiknya perbankan sebagai kreditur utama dan mitra strategis  perusahaan multifinance  dapat kembali bersama-sama menyalurkan kredit kepada konsumen.

“Kami percaya bahwa sebagian besar perusahaan multifinance memiliki integritas dan akuntabilitas bisnis yang baik sehingga  kasus yang terjadi di satu atau dua perusahaan yang berperforma tidak baik tidak mewakili industri secara keseluruhan,” ujarnya.

Transformasi Total

Di tengah situasi perekonomian dan industri multifinance yang belum kondusif, Radana Finance juga menghadapi sejumlah tantangan dalam menjalankan usaha. Pertama,  persaingan semakin ketat, tidak terbatas pada perusahaan pembiayaan atau entitas sejenis, tetapi sudah melibatkan perusahaan financial technology (fintech).

“Dalam menghadapi era digital, kami telah mengembangkan Rajadana, portal fasilitas pembiayaan yang diluncurkan sebagai bentuk layanan inovatif. Saat ini Rajadana telah bekerjasama dengan beberapa marketplace, seperti Tokopedia, JD.ID, dan akan terus ditambah,“ jelas Evy.

Kedua, diversifikasi dan pergeseran arah bisnis perseroan yang mulai fokus pada pembiayaan produk-produk multiguna, namun belum mencapai komposisi portofolio produk yang paling optimal, sehingga biaya operasional perseroan meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Meski belum optimal, Henri melihat porsi pembiayaan multiguna terus meningkat setiap tahunnya. Sebaliknya porsi pembiayaan sepeda motor terus mengalami penurunan. Tercatat di tahun 2017, porsinya hanya sebesar 57%. “Target kami ke depan, justru pembiayaan multiguna lebih dominan dalam portofolio bisnis perseroan,” sebut dia.

Ketiga, shifting produk yang dilakukan perseroan memerlukan pengembangan di bidang infrastruktur baik information technology maupun sumber daya manusia yang lebih sesuai dengan karakteristik pembiayaan produk-produk multiguna.

“Radana Finance lahir sebagai  perusahaan pembiayaan sepeda motor, namun sejak tahun 2018 telah dilakukan konsolidasi secara keseluruhan karena ingin transformasi total,” ucap Evy.

Untuk transformasi total ini perseroan juga melakukan langkah-langkah perbaikan berupa Bisnis Restructuring, Organization Restructuring, dan Operational Restructuring yang dibantu oleh BAIN Consultant guna memperkuat pondasi bisnis yang lebih baik untuk tahun 2019 dan seterusnya.

Mulai tahun depan, Radana Finance akan lebih fokus terhadap produk-produk pembiayaan multiguna dengan skema bisnis yang dilakukan melalui aktifitas direct sales, baik melalui telesales, fintech maupun face to face activity dengan mengoptimalkan database customer.

“Kami memiliki lebih dari satu juta nasabah dengan jumlah nasabah aktif sekitar 230 ribu. Mereka bisa ditawari berbagai produk multiguna berupa kredit pendidikan, umroh, renovasi rumah, toko, gedung dan lainnya,” sebut Evy.

Pembiayaan multiguna menawarkan jaminan BPKB motor, BPKB mobil serta sertifikat tanah dan bangunan (SHM/SHGB). Adapun target pendapatan dari sektor multiguna non sepeda motor  sebesar 90%, sementara untuk pendapatan dari multiguna  dengan jaminan sepeda motor sebesar 10%.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.