Pemasaran Ritel: Meningkatkan Interaksi, Menjaring Pelanggan

business-presentationMarketing.co.id – Guna memenangkan persaingan di internet, banyak merek yang menggunakan teknologi mutakhir untuk membuat lingkungan toko semakin interaktif.

Bisnis ritel harus bekerja lebih keras dibanding sebelumnya untuk menarik konsumen dalam menghadapi persaingan tanpa henti dari platform e-commerce.

Dalam persaingan untuk memperoleh pelanggan, banyak toko dan pusat perbelanjaan menciptakan pengalaman menarik untuk mendorong orang menghabiskan uang mereka di toko dibanding dari rumah dengan menjelajahi web.

Digital Signage memainkan peran  dalam persaingan ini. Saat ini banyak toko dan pusat perbelanjaan yang memiliki papan digital yang menggabungkan fungsi touchscreen serta kemampuan lainnya untuk menampilkan iklan.

Teknologi ini memungkinkan pemasar kian interaktif dalam menghubungkan upaya pemasaran offline dan online mereka untuk membuat orang tertarik dengan merek mereka.

Microsoft adalah salah satu di antara mereka yang memelopori teknologi ini. Mereka melancarkannya ketika meluncurkan kampanye utama untuk Windows Phone tahun lalu.

Saat itu Microsoft bekerja sama dengan JCDecaux untuk menempatkan sentuhan interaktif di pusat perbelanjaan di Inggris selama dua minggu pada bulan Desember.

Teknologi tersebut memungkinkan orang memasukkan nama, mengambil foto, dan memilih kepentingan mereka sendiri berdasarkan label seperti ‘foodie’ dan ‘berita dan pecandu olahraga’ melalui layar Windows Phone.

Ini kemudian membentuk kreativitas untuk menghadirkan kampanye yang lebih luas, termasuk menampilkan layar besar di toko dan pusat perbelanjaan di mana telepon konsumen dipersonalisasi pada layar digital.

Marketing komunikasi Windows Phone Inggris, Diane Perlman mengatakan, elemen interaktif di balik kampanye ini menambah dimensi baru dengan strategi pemasaran secara keseluruhan bagi telepon.

“Semua kegiatan kami terfokus pada gagasan bahwa Windows Phone diciptakan seunik mereka,” katanya. “Pelanggan memiliki pilihan untuk mensimulasikan perasaan dengan memungkinkan orang untuk menyentuh dan pengalaman sudah pasti menyenangkan,” lanjutnya.

Kampanye touchscreen juga memungkinkan Windows Phone me-link langsung ke aktivitas media sosial. Mereka didorong untuk menandai foto yang menampilkan mereka di layar dan membaginya di media sosial, serta memasukkan kompetisi untuk kesempatan memenangkan telepon.

Menurut Perlman, langkah berikutnya untuk layar interaktif ini adalah konektivitas Wi-Fi sehingga orang dapat berbagi kreasi mereka secara langsung ke media sosial.

Secara keseluruhan, Microsoft mencatat 15.000 sesi interaktif, dengan 14% dari mereka menyerahkan kreasinya untuk digunakan dalam kampanye tersebut.

Perlman juga melaporkan bahwa konsumen menghabiskan rata-rata dua setengah menit untuk berinteraksi dengan layar dan secara spontan awareness Windows Phone meningkat 18% di antara orang-orang yang telah berpartisipasi.

“Ini adalah cara yang sangat menarik perhatian dan periklanan yang kreatif. Konsumen tampaknya cinta inovasi,”tambah Parlman.

Menarik

Banyak peritel yang menggunakan teknologi ini dalam upaya untuk menarik perhatian pembeli.

Benetton misalnya, menggunakan teknologi ini mengembangkan “windows live” – sebuah proyek Digital Signage yang terdiri dari layar besar berdefinisi tinggi yang menempati jendela toko di 10 toko andalannya di seluruh dunia.

Perangkat lunak di balik proyek ini menghubungkan semua toko secara real-time dengan konten video dan aplikasi interaktif yang dirancang untuk menghentikan konsumen dan membujuk mereka untuk terlibat di depan toko.

Isinya berkisar dari produk berbasis komunikasi dengan pesan-pesan sosial dan politik yang lebih provokatif.

Benetton telah menghasilkan film-film pendek dari reaksi orang-orang ke windows. Hal ini dimaksudkan untuk membuktikan efektivitas proyeknya. Salah satu filmnya menunjukkan kerumunan pembeli dan wisatawan yang berkumpul di depan kantor untuk melihat visual dan berinteraksi dengan Windows.

Burberry juga menggunakan teknologi tersebut. Salah satu tujuan utama Burberry adalah untuk mengembangkan ruang menjadi tempat acara musik serta pengalaman berbelanja.

Cermin di dalam toko diubah menjadi layar yang menampilkan konten yang berhubungan dengan produk yang orang coba di depan mereka. Teknologi ini diaktifkan oleh microchip yang terdapat di beberapa pakaian.

“Kami sadar bahwa toko ritel harus bekerja lebih keras,” kata seorang juru bicara Burberry. “Toko ini adalah ruang ritel tetapi juga ada untuk menghibur.”

Pendidikan

Tidak semua pengecer memiliki kemampuan untuk bisa bereksperimen dengan pengalaman belanja ini. Beberapa di antaranya hanya menggunakannya untuk mempromosikan penawaran atau mengiklankan barang dagangan.

Spesialis pakaian outdoor–Rohan – misalnya, telah menggunakan teknologi ini intuk memberitahu pelanggan tentang manfaat produk dan konteks di mana mereka dikenakan.

Bekerja sama dengan digitalsignage.net, pengecer memasang tiga monitor di tiga toko dengan lalu lintas tinggi guna mengukur reaksi konsumen.

“Dalam lalu lintas toko yang relatif tinggi, tidak peduli seberapa baik kemampuan staf, mereka tidak dapat melihat dan membantu semua orang. Jadi, ketika pertama kali melihat teknologi tersebut, ini adalah cara terbaik bagi kami untuk mengumpulkan presentasi produk kami,” jelas pemilik toko, Colin Fisher.

Fisher mengatakan ini memiliki efek positif dalam melibatkan orang – terutama pembeli yang enggan meminta bantuan tapi menghargai alat bantu visual.

“Ada orang yang ingin memilih sendiri dan tidak ingin berinteraksi dengan staf sampai mereka siap untuk membeli sesuatu,” kata Fisher.

Menurut Ficher, memang ada orang-orang yang lebih senang dilayani. Mereka bisa dengan nyaman mengatakan ingin mencari apa saja. Namun, ada juga yang tidak nyaman dengan hal ini, khususnya pelanggan laki-laki. Mereka lebih suka mencari sendiri.

Perkembangan teknologi dewasa ini memungkinkan pemasar semakin interaktif dalam menghubungkan upaya pemasaran offline dan online mereka untuk membuat orang tertarik dengan merek mereka. Bagaimana dengan Anda? Beritahu kami dalam kolom komentar.

Sumber: marketingweek.co.uk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.