www.marketing.co.id – Sari Husada mencoba mengembangkan kategori baru dengan produk anyarnya. Untuk itu, mereka gencar melakukan edukasi ke target market dan membangun jaringan distribusi.
Hasil terbaru Riset Kesehatan Dasar (Riskesdes) tahun 2010 menunjukkan angka kurang gizi pada balita mengalami penurunan menjadi 17,9%—dibanding 18,4% pada tahun 2007. Namun demikian, penduduk Indonesia masih menghadapi ancaman masalah gizi mikro atau yang biasa disebut kelaparan tersembunyi (hidden hunger).
Salah satu upaya dalam membantu mencegah potensi timbulnya masalah gizi adalah melalui pola makan gizi seimbang termasuk kecukupan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). Pada Hari Gizi Nasional, Sari Husada memperkenalkan Gizikita—sebuah produk suplemen makanan tabur dengan kandungan multivitamin dan mineral untuk membantu memenuhi gizi anak usia 2–5 tahun.
“Acara Hari Gizi Nasional yang diperingati setiap 25 Januari merupakan momentum untuk memikirkan persoalan gizi yang masih menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia serta upaya terbaik dalam mengatasi tantangan ini termasuk melalui penyediaan produk inovatif serta melalui edukasi,” kata Boris Bourdin, Presiden Direktur PT Sari Husada.
Saat ini, Gizikita adalah satu-satunya produk komersial untuk kategori makanan tambahan yang memiliki kandungan gizi mikro seimbang. Gizikita berisi kalsium, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan tubuh, sehingga dapat membantu menyeimbangkan kebutuhan nutrisi penting. “Sebagai produsen produk-produk nutrisi untuk ibu dan balita, melalui Gizikita, kami mencoba menyediakan produk gizi berkualitas, namun tetap dengan harga terjangkau,” imbuh Naomi Jamarro, Brand Manager Gizikita.
Gizikita terdiri atas tiga varian yaitu, minuman khusus ibu hamil dan menyusui, bubur Gizikita untuk anak 1–2 tahun, dan Gizikita tabur untuk anak usia 2–5 tahun. Gizikita merupakan satu-satunya produk kategori makanan tambahan komersial dalam kemasan sachet dijual dengan harga Rp 500.
Edukasi
Sari Husada melakukan edukasi yang dikemas secara menarik bagi ibu dan sekitar 100 anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) mengenai pentingnya gizi bagi tubuh. Acara juga dimeriahkan oleh beberapa selebriti, seperti Cut Mini dan Chef Anita.
Setiap kegiatan tersebut dikemas dengan menarik dan menghibur, namun tetap dimasukkan pengetahuan mengenai pentingnya gizi bagi tubuh. Dengan demikian, proses belajar atau pengetahuan yang diberikan akan lebih mengena dan diingat oleh para peserta.
“Dalam kesempatan yang sama, Sari Husada turut memberikan 20.000 sachet Gizikita kepada Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) sebagai bantuan program peningkatan gizi di berbagai wilayah Indonesia,” kata Naomi.
Selain itu, Gizikita juga memperkenalkan program “Warung Anak Sehat” bekerja sama dengan Dompet Dhuafa yang akan dilaksanakan di sekitar Posyandu. Saat ini, Warung Anak Sehat sudah didirikan di Rumah Srikandi, Kebun Jeruk, Jakarta. Wadah ini berfungsi sebagai tempat yang menyediakan makanan bergizi, edukasi seputar nutrisi kepada para ibu, serta pemberdayaan ekonomi ibu-ibu setempat.
“Bisa dikatakan, Warung Anak Sehat merupakan salah satu channel distribusi yang sedang kami coba jajaki. Bagi kami, Warung Anak Sehat membawa konsep yang sesuai dengan misi Sari Husada, yakni “Nutrisi untuk Bangsa”. Tak hanya itu, di sana, para ibu bisa berkonsultasi mengenai gizi kepada ahli yang telah tersedia,” papar dia.
Guna menggenjot penjualan di masyarakat, Gizikita juga masuk ke pasar modern, misalnya Alfamart dan Alfamidi. Naomi mengatakan, dipilihnya jalur distribusi melalui kedua minimarket tersebut karena mereka memiliki jangkauan pasar yang luas dan tersebar rata di seluruh Indonesia.
“Sebagai kategori produk baru, diharapkan Gizikita bisa diterima di masyarakat. Kami menargetkan 120 ribu ibu akan teredukasi mengenai gizi seimbang. Tentunya, ini pun diimbangi dengan melakukan edukasi secara terus-menerus dan konsisten,” kata Naomi. (Fisamawati)