Mengenang Paus Fransiskus: Sosok Reformis dalam Sejarah Gereja Katolik

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

paus fransiskus

Marketing.co.id – Berita International | Paus Fransiskus telah meninggal pada hari Senin (21/4/2025) di usia 88 tahun. Pihak Vatikan menyampaikan bahwa Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik pertama asal Amerika Latin, wafat akibat stroke yang menyebabkan koma dan gagal jantung.

Pria kelahiran Argentina yang memiliki nama asli Jorge Mario Bergoglio ini dikenal luas sebagai “Paus Serba Satu”, termasuk karena menjalani hidup dengan satu paru-paru.

Jumlah Umat Katolik Dunia dan Antusiasme Global

Lebih dari 1,4 miliar orang di seluruh dunia tercatat sebagai umat Katolik, menurut data terbaru yang dirilis oleh Vatikan, angka ini mencakup sekitar 17% dari populasi global.

Tak mengherankan jika Paus Fransiskus berhasil menarik perhatian jutaan orang saat melakukan kunjungan pastoral ke Asia pada tahun 2024.

Di Timor-Leste, hampir setengah dari total populasi negara tersebut hadir dalam misa terbuka yang dipimpin langsung oleh Paus.

Sementara di Jakarta, puluhan ribu umat Katolik memadati Stadion Gelora Bung Karno (GBK) untuk mengikuti Misa Akbar yang dipimpin oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik itu.

Banyak umat sengaja datang dari berbagai daerah ke Jakarta demi mengikuti momen langka tersebut. Namun, tak sedikit pula yang gagal memperoleh tiket dan hanya bisa mengikuti ibadah dari luar stadion.

Baca Juga: Agentic AI: Definition, Benefit, and Practice

Baca Juga: 5 Kelebihan HERA, Chatbot AI Indonesia Versi Terbaru

Kekuasaan Spiritual dan Politik Sang Paus Fransiskus

Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin umat Katolik, tetapi juga kepala negara Vatikan, dan secara hukum internasional, ia mewakili Takhta Suci, entitas berdaulat yang menjalin hubungan diplomatik dengan lebih dari 184 negara dan Uni Eropa.

Takhta Suci juga memiliki status sebagai Pengamat Permanen di PBB, memungkinkan Vatikan untuk ikut dalam diskusi dan memengaruhi kebijakan internasional, meski tanpa hak suara. Posisi ini menjadikan Paus sebagai salah satu pemimpin spiritual paling berpengaruh di dunia.

Kekuatan Diplomasi: Dari Iklim hingga Perdamaian Global

Paus Fransiskus telah memainkan peran penting dalam berbagai isu global. Menjelang Perjanjian Iklim Paris 2015, beliau mengkritik keras pihak-pihak yang mengedepankan keuntungan bisnis atas kepentingan penyelamatan bumi. Intervensinya dinilai membantu negara-negara berkembang untuk bersuara lebih lantang.

Namun, pada KTT Iklim PBB 2024, Takhta Suci ikut memblokir pembahasan soal hak perempuan terkait isu LGBTQ+ dan transgender. Bersama negara-negara seperti Arab Saudi dan Rusia, Vatikan menolak referensi apa pun yang menyebut perempuan transgender dalam dokumen akhir. Meskipun banyak dikritik, hal ini menunjukkan pengaruh besar Gereja dalam membentuk arah kebijakan internasional.

Peran Sentral dalam Isu-isu Global

Selain isu lingkungan, diplomasi Vatikan juga terlihat dalam normalisasi hubungan AS–Kuba pada 2014. Presiden Barack Obama dan Raúl Castro bahkan mengucapkan terima kasih langsung atas peran Paus Fransiskus dalam mempertemukan kedua belah pihak secara diam-diam di Vatikan.

Baca Juga: Strategi Ampuh untuk Meningkatkan Omzet Penjualan Bisnis

Baca Juga: Email Marketing: Pengertian, Keuntungan dan Tips

Dukungan Gereja terhadap Demokrasi Dunia

Menurut Profesor David Hollenbach dari Berkley Center, salah satu pencapaian terbesar Gereja Katolik dalam 25 tahun terakhir adalah kontribusinya terhadap demokrasi. Sejak Konsili Vatikan II pada 1960-an, Gereja semakin vokal membela hak asasi manusia dan kebebasan beragama.

Bersama Paus Yohanes Paulus II dan Paus Fransiskus, pengaruh Katolik turut mempercepat transisi demokrasi di negara-negara seperti Spanyol, Portugal, Filipina, Korea Selatan, dan berbagai negara Amerika Latin.

Tidak Selalu Berhasil: Ketika Paus Diabaikan

Meski memiliki pengaruh besar, posisi Paus tidak selalu efektif di hadapan pemimpin dunia. Misalnya, ketika Wakil Presiden AS JD Vance menggunakan doktrin Katolik untuk mendukung kebijakan anti-imigrasi, Paus Fransiskus merespons tegas dengan menyatakan bahwa Yesus adalah seorang pengungsi. Namun, komentar itu justru ditanggapi sinis oleh pejabat AS.

Begitu pula ketika Presiden Brasil Jair Bolsonaro mengecam seruan Paus untuk melindungi hutan Amazon dan masyarakat adat. “Paus mungkin orang Argentina, tapi Tuhan orang Brasil,” ujarnya saat itu.

Penurunan Pengaruh Sosial di Barat

Di Eropa Barat, pengaruh sosial Gereja mulai menurun. Sikap konservatif terhadap isu seperti hak LGBTQ+, kontrasepsi, dan aborsi dianggap tidak lagi sejalan dengan nilai-nilai modern. Gereja juga masih menolak perempuan untuk memegang jabatan penting seperti imam atau diakon, yang menimbulkan kekecewaan dan kritik.

Tantangan di Amerika Latin dan Skandal Internal

Meski Gereja Katolik masih memiliki basis kuat di Amerika Latin, pengaruhnya mulai melemah. Negara-negara seperti Uruguay, Meksiko, Argentina, dan Kolombia telah melonggarkan hukum aborsi, bertentangan dengan ajaran resmi Gereja.

Selain itu, pertumbuhan gereja evangelis dan skandal pelecehan seksual di tubuh klerus telah merusak citra Gereja secara global. Banyak kasus yang disembunyikan selama bertahun-tahun semakin membuka mata publik terhadap masalah struktural di dalam lembaga keagamaan ini.