Sebelumnya dikabarkan bahwa Jakarta akan membangun tiga mal baru, yakni Central Park Ext, Lippo Mall Puri St Moritz dan Pantai Indah Kapuk Mall.
Ketiga mal tersebut dibangun berdekatan dengan pusat perbelanjaan yang sudah ada. Lippo Mall Puri misalnya, akan bersaing dengan Puri Indah Mall dan PX Pavilion yang berjarak kurang dari 500 meter.
Analis dari jaringan properti Lamudi mengatakan bahwa pengumuman tentang tiga mal baru tersebut dapat memulai kejenuhan di pasar real estate ritel di ibukota.
Pasalnya, tingkat okupasi mal di Jakarta hanya mengalami kenaikan 0.3% di kuartal terakhir 2014. Itu artinya, tiga mal pendatang baru di Jakarta ini hadir di saat pasar sedang berisiko mengalami kejenuhan.
Karan Khetan Managing Director Lamudi Indonesia mengatakan bahwa kesuksesan sebuah mal sangat tergantung kepada beberapa faktor kunci.
Seperti populasi setempat yang membutuhkan lahan ritel, lingkungan yang lengkap dengan pertokoan, keragaman jenis restoran, food courts, bioskop, kafe dan lainnya.
“Jika kebutuhan ini sudah terpenuhi, atau fasilitas yang ditawarkan di mal tersebut tidak tidak jauh berbeda dan unik, sebuah mal baru di era yang sama akan sulit mendapatkan pengunjung,” katanya.
Sementara itu, Bank Indonesia mengungkapkan bahwa penjualan ritel di Jakarta menurun 9% year-on-year antara Januari 2014-2015.
Ini sangat jauh bila dibandingkan dengan kota lain seperti Bandung, yang mempunyai pertumbuhan kuat di periode yang sama sebesar 55%, Manado (9%) dan Surabaya (1%).
Kota lainnya seperti Banjarmasin dan Makassar, masing-masing mengalami penurunan sebesar 5% dan 4%, namun lebih baik dibanding Jakarta.
Angka-angka di atas ingin menunjukan jika developer dan investor yang memiliki hasrat mencari keuntungan sangat kuat, sebaiknya melihat area luar Jakarta yang mempunyai potensi lebih besar.
Editor: Lutfi
Harus merata, menyebar ke berbagai kota di Indonesia