Pasar e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai 130 juta dolar AS pada tahun 2020. Ini akan membuat pasar e-commerce Indonesia terbesar ketiga di Asia setelah Tiongkok dan India. Jumlah penduduk yang mencapai 250 juta jiwa dan tingginya penetrasi internet mobile menjadi faktor yang mendorong pertumbuhan e-commerce Indonesia. Data Kominfo menyebutkan, lebih dari sepertiga penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa telah mengakses internet, dan 7 di antara 10 orang mengaksesnya melalui ponsel.
Faktor lain menurut Adrian Sng, General Manager SingEX Exhibition, banyaknya kawasan perkotaan di Indonesia dan tersebarnya ritel di berbagai wilayah dengan tren pembayaran COD (Cash On Delivery).
“Hal ini akan mampu menjadi pendukung pertumbuhan bisnis logistik dan pengiriman serta pembayaran transaksi yang inovatif. Dengan didukung regulasi e-commerce dalam hal pembayaran dan payung hukum regulasi lainnya, Indonesia punya peluang besar di industri nirkabel ini,” tutur Adrian.
Untuk mendorong sektor e-commerce di Indonesia, SingEX Exhibition melalui anak usahanya PT Omni e-Comm Expo menggelar pameran e2eCommerce Indonesia 2016, di Hotel Mulia Senayan. Pameran ini ditujukan pasar B2B e-commerce. Pameran berlangsung 2 – 3 November 2016.
Selain berasal dari Indonesia, peserta pameran berasal dari Tiongkok, India, Jerman, Singapura, Korea Selatan, dan AS. Perusahaan-perusahaan yang berpartisipasi antara lain AsiaPay, BitHere, eParcel, J&T Express, NCS, PT Sydeco, dan YSL Logistic.
Logistik, merupakan salah satu sektor yang ikut menikmati booming e-commerce. Syarifuddin, Direktur Eksekutif mengutip data Frost Sulivan dan Sulivan, mengatakan proyeksi pasar transportasi dan logistik Indonesia 2011 – 2016 mencapai sekitar Rp2.443 triliun. Nilai pasar ini mencakup pengiriman ekpress, paket dan logistik.
Fokus Garap e-commerce UMKM
Sementara itu, Lis Sutjiati, staf khusus Kominfo dalam sambutannya sebelum membuka pameran mengatakan, strategi pengembangan e-commerce di Indonesia akan difokuskan pada UMKM bukan teknologi. Pertimbangannya karena UMKM selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. Di sisi lain UMKM di Indonesia masih sedikit yang memanfaatkan e-commerce.
“Hanya 9% UMKM di Indonesia yang sudah go online, sementara UMKM di AS yang sudah go online mencapai 94%,” tuturnya.
Untuk mendorong adopsi e-commerce di UMKM pemerintah sudah menyiapakan beberapa langkah menciptakan 1000 digitalpreneur dan 800 ribu UMKM Go Digital. Program lainnya merealisasikan 1 juta petani dan nelayan go digital serta membentuk 187 desa broadband terpadu. “Untuk mendorong ekonomi digital, pada tahun 2019 seluruh kabupaten di Indonesia sudah terlayani jaringan 4G,” tutur Lis.
Tony Burhanudin