Setiap pemasar wajib menggunakan data sebelum melakukan kampanye. Alasannya sederhana, karena jika tidak, tujuan kampanye Anda tidak akan tepat sasaran. Tapi pertanyaannya, apakah data kerap membuat Anda kewalahan? Sehingga menyebabkan Anda enggan berurusan dengannya?
Jika ya, maka Anda mengalami nasib yang sama dengan kebanyakan orang.
Hal itu tergambar lewat sebuah infografis dari Monetate. Di sana dijelaskan tentang perasaan sebagian pemasar tentang data, tantangan yang mereka hadapi ketika mengumpulkannya, dan tips untuk menggunakan data dalam kampanye pemasaran.
PR Daily juga menuturkan, bahwa 100% dari kepala pemasaran perusahaan mengamini, merek yang sukses biasanya menggunakan data pelanggan untuk mendorong keputusan pemasaran. Hanya saja, sebanyak 45% perusahaan tidak menggunakan data untuk personalisasi kampanye pemasaran. Berikut adalah alasannya:
–Â Â Â Â Â Â Â Â Â Karyawan tidak memiliki keterampilan dalam menganalisis data (32%)
–Â Â Â Â Â Â Â Â Â Perusahaan tidak memiliki anggaran/sumber daya dalam mengolah data (32%)
–Â Â Â Â Â Â Â Â Â Struktur organisasi yang dimiliki perusahaan salah (14%)
–Â Â Â Â Â Â Â Â Â Perusahaan tidak memiliki alat atau teknologi pengolahan data yang cukup (10%)
–Â Â Â Â Â Â Â Â Â Para eksekutif tidak mendukung (9%)
Untuk itu, perusahaan perlu memiliki wawasan yang cukup tentang pentingnya sebuah data. Meski demikian, Anda juga disarankan menerapkan berbagai langkah berikut.
1.      Kompilasikan semua statistik
Berbagai informasi mulai dari media sosial, website, iklan, promosi, email, semuanya perlu Anda kumpulkan. Tujuannya untuk menjelaskan mengenai pelanggan Anda dengan lebih mendalam.
Wawasan mengenai profile pelanggan Anda akan sangat membantu dalam kegiatan kampanye selanjutnya. Misalnya tema apa yang membuat mereka tertarik, media apa yang sering mereka gunakan, dan berbagai hal lainnya.
2.       Tunjuk seorang ahli data
Seorang ahli data akan mampu menerjemahkan berbagai data yang didapat kepada seluruh personil perusahaan. Jadi pilih salah satu yang sekiranya mumpuni untuk memegang jabatan tersebut.
Ahli data tidak harus terdiri dari banyak orang. Satu saja cukup, asalkan ia mampu untuk menganalisisnya. Ingat, ahli data adalah yang mengubah data menjadi informasi, bukan yang mengumpulkan data.
3.      Sebarkan ke berbagai divisi
Hal ini akan meningkatkan permorma masing-masing divisi. Karena mereka sudah mengetahui apa kekurangan mereka, kelebihan, serta hal apa yang perlu dilakukan selanjutnya.
4.      Menarik kesimpulan
Penting untuk menarik kesimpulan dari data yang telah didapatkan. Tidak hanya itu, penting juga untuk memiliki pikiran yang terbuka. Tujuannya untuk ‘memutar arah’ kalau-kalau terjadi perubahan minat para pelanggan.
Menjaga merek agar tetap terintegrasi dengan pelanggan sangat penting untuk dilakukan. Dan tanpa data, Anda tidak akan bisa melakukannya.
Sumber & Infografis:Â PR Daily | Foto: Business Week