Panduan dari Dokter Spesialis: Tips Memilih Obat Batuk OTC yang Tepat

[Reading Time Estimation: 3 minutes]
Tips Memilih Obat Batuk OTC (Foto: Freepik.com)

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Batuk adalah salah satu gejala paling umum yang membutuhkan perhatian. Umumnya disebabkan gangguan paru-paru maupun organ pernapasan lain, batuk dapat mengganggu tidur, belajar, aktivitas profesional, dan sosial seseorang.

Kondisi ini membuat masyarakat butuh solusi cepat dan tepat untuk mengatasinya. Obat dijual bebas (OTC) yang mudah didapat dan terjangkau bisa menjadi pilihan untuk bantu meredakan batuk. Namun, di antara berbagai jenis obat batuk OTC yang ada, penting untuk memilih jenis obat sesuai dengan gejala yang dialami.

Gejala batuk yang berkepanjangan bisa mengganggu pola tidur, menyebabkan kelelahan dan kesulitan fokus yang justru dapat memperburuk gejala batuk. Selain itu, gejala batuk yang kuat dapat menyebabkan nyeri otot dada bagi beberapa orang. Sebelum bergegas memeriksakan ke dokter, banyak yang berusaha mengatasi batuk sendiri dengan obat dijual bebas (OTC) karena harganya yang murah dan mudah untuk digunakan. Hal ini bisa dibenarkan, namun tidak sedikit yang kebingungan memilih obat batuk OTC yang tepat, karena beragamnya pilihan, jenis batuk, serta efek samping yang bisa muncul.

Dokter Patriotika Ismail, Sp. PD, dokter spesialis penyakit dalam RS EMC Cikarang menyatakan bahwa pemilihan obat batuk OTC harus dilakukan dengan cermat. Sebaiknya memang di tahap awal dapat melakukan pengobatan sendiri untuk meredakan gejala batuk. Tapi sebelum itu, penting untuk mengetahui jenis batuk yang diderita, apakah batuk kering atau batuk berdahak dan apakah batuknya setelah terpapar suatu alergen atau tidak.

Dan, juga perlu diketahui sudah berapa lama menderita batuknya. Karena kalau obat yang diminum tidak sesuai, gejala batuk tidak akan teratasi. Jika batuk tidak kunjung sembuh, jangan ragu untuk segera menemui dokter.

Beda gejala batuk yang dialami, maka beda pula kandungan obat yang dibutuhkan untuk mengatasinya. Agar tepat sasaran, perhatikan kolom kandungan yang tertera dalam bungkus obat dan sesuaikan dengan jenis batuk yang dialami.

Gejala batuk berdahak disarankan mengonsumsi obat batuk OTC yang mengandung ekspektoran seperti guaifenesin. Sedangkan untuk gejala batuk kering, disarankan yang mengandung antitusif seperti dextromethorphan. Sementara itu, batuk tidak berdahak yang diakibatkan alergi sebaiknya minum obat batuk OTC yang mengandung chlorpheniramine atau antihistamin.

Meski harganya jauh lebih terjangkau daripada obat resep, obat OTC bisa menjadi pertolongan pertama yang terbukti aman dalam meredakan gejala batuk umum lantaran kandungannya kurang lebih sama dengan obat resep, hanya dalam dosis yang lebih rendah. Secara umum, batuk bersifat ‘self-limiting’ yang berarti akan hilang dengan sendirinya sehingga obat OTC sangat cukup untuk mengatasi gejala batuk di tahap awal.

Ketersediaan yang bisa didapat tanpa resep dokter sering kali membuat masyarakat tidak memiliki pengetahuan mendalam mengenai berapa dosis yang dibutuhkan. Seperti obat medis pada umumnya, obat batuk OTC, jika dikonsumsi tidak sesuai dosis dan jangka waktu yang disarankan bisa menimbulkan efek samping seperti mual, muntah dan perubahan tekanan darah.

Dr. Elizabeth Angelina, dokter medis PT Bintang Toedjoe menjelaskan bahwa obat OTC lebih dianjurkan sebagai pertolongan pertama dan untuk batuk akut, bukan kronis. Penting untuk tetap menjaga dosis yang tepat pada saat memanfaatkan obat batuk OTC, karena konsumsi obat OTC berlebihan tidak hanya menguras dompet, tapi juga berdampak negatif bagi kesehatan. Sebagai bentuk pengobatan sendiri, konsumsinya harus sesuai dengan takaran yang dianjurkan dengan membaca aturan pakai dengan saksama.

“Sebagai konsumen cerdas, harus jeli memilih obat batuk OTC dari yang ada di pasaran, dari segi kandungan juga kemasannya. Bisa mempertimbangkan obat batuk OTC dalam kemasan sachet yang kandungannya lengkap; Dextromethorphan, Guaifenesin, dan Chlorpheniramine Maleate 2 mg, sehingga efektif meredakan batuk. Tidak kalah penting untuk selalu memerhatikan dosis dan anjuran pemakaian,” pungkas dr. Angel.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here