Pahami Seasonal Marketing Dengan Baik Jika Tidak Ingin Penjualan Ompong!

[Reading Time Estimation: 3 minutes]
seasonal marketing
Perputaran uang triliunan rupiah terjadi di musim liburan dan momen-momen khusus lainnya. (Gambar: coolturehhunter.it)

Perputaran uang triliunan rupiah terjadi di musim liburan dan momen-momen khusus lainnya. Marketer harus memahami seasonal marketing dengan baik jika tidak ingin penjualannya ompong!

Momen seperti Ramadan, Natal, Imlek, libur sekolah dan momen besar lainnya merupakan momen yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang, termasuk para marketer. Pasalnya, penjualan saat itu akan melonjak naik seiring kebutuhan pasarnya.

Perputaran uangnya pun bisa mencapai triliunan rupiah. Tak ayal momen-momen besar menjadi ajang rebutan banyak perusahaan untuk meraup untung sebanyak-banyaknya dengan memanfaatkan aktivitas seasonal marketing.

Aktivitas seasonal marketing tidak hanya dimanfaatkan oleh brand semata, bisnis ritel pun (harus) memanfaatkan musim dengan baik. Menjelang Natal dan Tahun baru kemarin, banyak mal yang berhias diri dengan hal-hal berbau momen terkait. Tujuannya jelas, membangkitkan unsur emosional konsumen agar mau berkunjung.

Shin Ju Hyun, Marketing Director Lotte Shopping Avenue mengatakan, kebutuhan dan keinginan pengunjung meningkat selama Ramadan, Natal, dan Chinese New Year. Untuk itu, segala aktivitas mal harus disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan – memberikan kepuasan lebih dengan menyediakan produk yang baik juga hiburan yang diinginkan pelanggan.

Shin bercerita bagaimana suksesnya LOVE menjalankan strategi seasonal marketing-nya. Musim Natal lalu, LOTTE Shopping Avenue atau yang biasa disebut LOVE menghadirkan beberapa kegiatan guna menarik pengunjung lebih banyak.

Beberapa kegiatan yang diadakan LOVE kala itu antara lain: Snow Performance, Love Losa (karakter asli dari Lotte Avenue) yang bersama-sama dengan Santa & Santarina menyapa pelanggan dan banyak lagi kegiatan menarik lainnya.

Berusaha Tampil Beda

Aktivitas-aktivitas seasonal marketing yang dijalankan LOVE selalu mendapat respon baik dari para pelanggan. Kesuksesan LOVE menarik pengunjung lebih banyak tidak lepas dari strategi yang diterapkan perusahaan asal Korea tersebut.

Menurut Shin, setiap merancang strategi marketing, LOVE selalu mengikuti prosedur dasar perusahaan, yakni dengan menganalisa 3C FOW – Customer, Competition, Company dan FOWForce at Work.

Shin pun menjelaskan agar aktivitas-aktivitas seasonal marketing berjalan sukses, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menganalisa kebutuhan dan keinginan pelanggan (customer).

Kedua, jangan melakukan hal yang sama seperti pesaing (competitor). Ketiga, kita harus mengetahui kelemahan dan kekuatan perusahaan (company). Terakhir, kita harus menganalisa lingkungan yang dapat memengaruhi strategi marketing perusahaan – Force at Work (FOW).

Permasalahnnya, selama big season berlangsung, setiap pengecer menyiapkan hal yang sama. “Itu adalah tantangan kami untuk membuatnya berbeda, kami mencoba membuat diferensiasi,” kata Shin.

Apa yang dilakukan LOVE untuk membuat diferensiasi memang tepat. Darmadi Durianto dalam tulisannya Jebakan Diferensiasi Merek yang dimuat di Portal Marketing mengatakan, semakin banyaknya pemain yang bermain di pasaran memaksa para pemasar untuk berpikir lebih kreatif agar mampu memenangkan persaingan.

“Ibarat mengendarai mobil, semua memasuki jalan tol yang sama. Akibatnya, arus lalu lintas di jalan tol menjadi padat, bahkan bisa macet total. Itulah sebabnya para pemasar perlu mengambil cara-cara yang lebih cerdas, lebih diferensial,” lanjut Darmadi dalam tulisannya.

Hal-hal itulah yang berusaha dilakukan LOVE untuk menarik pengunjung lebih banyak untuk datang. Setiap seasonal marketing yang dilakukan LOVE selalu ingin menampilkan hal yang menarik dan berbeda.

Saat menyambut Imlek tahun ini misalnya, LOVE fokus pada pengalaman pelanggan. “Happiness & Prosperity Lucky Year of The Horse” adalah tema yang diangkat tahun ini karena dianggap menjunjung tinggi semangat dan resolusi baru.

Tema ini dituangkan dalam berbagai kegiatan misalnya pertunjukan Barongsai, Liong, One Thousand Hand dance serta Chinese Traditional Musical. Tidak hanya itu, LOVE menyediakan kelas memasak lengkap dengan fasilitasnya di Art & Culture – Edutainment Center. Ini jelas merupakan sesuatu yang berbeda dari yang ditawarkan oleh mal-mal lainnya.

Selain itu, beberapa kegiatan tersebut, LOVE juga mengeluarkan jurus sakti pusat perbelanjaan, yaitu diskon hingga 70% yang ditawarkan Lotte Department Store selama musim Imlek tahun ini.

Seberapa sukses hal ini mencuri perhatian konsumen tentu harus kita lihat nanti.

Artikel ini pertama kali muncul di Majalah Youth Marketers edisi 03 Februari 2014. Unduh Artikel menarik lainnya di sini tentang bisnis-bisnis yang sukses menjalankan seasonal marketing.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here