Jika tidak ditangani, fistula dapat menyebar dan menyebabkan infeksi tulang (chronic osteomyelitis) di sekitar wajah, infeksi pada bagian dalam kulit wajah (cellulitis), dan munculnya abses pada wajah.
Gejala oral fistula
Perkembangan abses akibat gigi berlubang ini biasanya berjalan lambat dan sering kali tidak menimbulkan gejala apapun. Abses dan rasa nyeri merupakan pertanda bahwa infeksi pada akar gigi sudah bertambah parah. Â
 Berikut beberapa gejala yang dialami penderita fistula:
- Adanya pembekakan pada gusi dengan warna merah.
- Rasa sakit pada gigi saat mengunyah.
- Keluarnya nanah dari permukaan gusi dan diikuti berkurangnya rasa nyeri pada gigi.
Dampak lanjutan oral fistula
Penyebaran infeksi bakteri akibat oral fistula adalah penyebab berbagai gangguan kesehatan yang menyebar lewat pembuluh darah, di antaranya:
Abses otak–dekatnya lokasi infeksi antara gusi dan otak menyebabkan kuman dapat berpindah dengan mudah hingga ke otak. Abses otak akibat infeksi pada aliran darah dapat menyebabkan koma.
Ludwig’s angina–kondisi yang lebih serius dari cellulitis akibat fistula. Abses akibat fistula pada mulut bagian bawah yang tidak teratasi memicu pembengkakan yang dapat menekan saluran napas (laring) yang menyebabkan sesak napas dan dapat berujung pada kematian.
Infeksi sinus–merupakan bentuk infeksi pada bagian sinus wajah. Hal ini dapat dengan mudah terjadi jika infeksi terjadi pada gigi bagian atas yang berdekatan dengan sinus, akibatnya rongga sinus dapat berisi nanah yang berasal dari gigi.
Bacterial endocarditis–merupakan infeksi dinding ventrikel jantung akibat infeksi bakteri. Kuman pada gigi berlubang dan abses dapat terbawa oleh aliran darah melalui pembuluh darah menuju jantung dan menyebabkan kematian.
