Oradian Bersama Mitra Gelar Indonesia Embedded Finance Forum 2024

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | Oradian, penyedia solusi core banking berbasis cloud yang kini memasuki pasar Indonesia, bekerja sama dengan Brankas, Boost Capital, dan IST (PT. Infosys Solusi Terpadu) menyelenggarakan Indonesia Embedded Finance Forum 2024 di St. Regis Jakarta. Forum ini menjadi platform utama untuk membahas strategi dalam memperluas skala embedded finance serta meningkatkan jangkauan pasar bagi institusi keuangan di Indonesia.

Adapun fokus acara ini adalah berbagi wawasan mengenai bagaimana embedded finance dapat merevolusi akses keuangan, memperkuat kemitraan, dan meningkatkan keterlibatan konsumen. Forum ini mempertemukan eksekutif senior perbankan dan pemimpin industri keuangan.

Sektor embedded finance di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat, didorong oleh adopsi teknologi digital yang cepat dan integrasi layanan keuangan dalam platform non-keuangan di berbagai sektor industri. Berdasarkan laporan dari Research and Markets, industri embedded finance diprediksi akan terus berkembang dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 32,4% dari 2024 hingga 2029. Di Indonesia, pendapatan dari embedded finance diperkirakan akan meningkat dari US$2,16 miliar pada 2024 menjadi US$8,79 miliar pada 2029, berkat percepatan adopsi digital dan dukungan pemerintah terhadap inklusi keuangan.

Perubahan industri yang dipicu oleh embedded finance memungkinkan perusahaan non-keuangan untuk menyematkan layanan keuangan dalam produk mereka, memberikan akses lebih luas kepada konsumen dan membuka peluang pendapatan baru. Namun, institusi keuangan menghadapi tantangan dalam mengadopsi teknologi yang fleksibel dan adaptif, yang diperlukan untuk memenuhi permintaan pasar dan tuntutan regulasi yang semakin kompleks.

Antonio Separovic, CEO Oradian, mengungkapkan, “Sebagai platform core banking di Indonesia, kami memahami bahwa embedded finance mengubah cara institusi keuangan berinteraksi dengan pelanggan mereka. Digitalisasi bukan hanya tentang bekerja dengan klien atau UMKM, tetapi juga bagaimana sistem back-end berfungsi secara harmonis. Untuk memanfaatkan peluang ini, bank tradisional dan fintech membutuhkan solusi teknologi yang efisien, tangkas, dan dapat beradaptasi dengan cepat sesuai dengan perubahan permintaan pasar dan lanskap regulasi. Kemampuan untuk berintegrasi dengan pemain non-tradisional dan memenuhi kebutuhan komunitas yang berkembang akan menjadi kunci kesuksesan di era ekonomi digital.”

Indonesia Embedded Finance Forum 2024 juga menyoroti dampak transformasi embedded finance terhadap industri perbankan, serta bagaimana kemitraan strategis dapat mendorong inovasi dan meningkatkan pengalaman pelanggan. Embedded finance membuka peluang bagi bisnis untuk menambahkan layanan keuangan ke dalam produk mereka, memperluas keberadaan pasar, dan menciptakan jalur pendapatan baru. Keberhasilan model embedded finance pada platform gaya hidup seperti Grab, Tokopedia, dan Shopee, serta layanan pembayaran seperti Apple Pay, menunjukkan bagaimana bank dan fintech dapat belajar dari contoh global maupun lokal untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang menarik.

Namun, perjalanan menuju implementasi embedded finance yang efektif tidak lepas dari tantangan. Integrasi lintas kanal digital memerlukan infrastruktur yang adaptif dan langkah-langkah keamanan siber yang ketat untuk memastikan skalabilitas dan integritas data. Solusi berbasis cloud, open API, dan analisis data real-time menjadi komponen kunci dalam menghadirkan pengalaman tanpa hambatan, serta memungkinkan institusi untuk menangani volume transaksi yang tinggi. Bank lokal dan fintech harus memprioritaskan inovasi dan membentuk kemitraan lintas industri untuk tetap kompetitif, mempertahankan posisi pasar, dan meraih peluang pertumbuhan baru.

Tony Pham, Head of Business Development – Asia Oradian dan salah satu panelis acara ini, mengatakan, “Embedded finance adalah tentang mendatangi pelanggan di platform yang sudah terhubung dengan mereka, di luar kanal perbankan dan aplikasi tradisional, seperti saat berbelanja di platform e-commerce atau memesan tiket di platform travel online. Perubahan ini menuntut sistem back-end yang dapat beradaptasi untuk mendukung jutaan transaksi per detik demi memberikan pengalaman real-time yang mulus. Agar embedded finance dapat berkembang, core infrastructure harus fleksibel, scalable, dan terbuka untuk integrasi, memungkinkan layanan keuangan terhubung dengan berbagai ekosistem digital.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here