Optimalisasi Asset Digital untuk Percepatan Pemulihan Bisnis Pasca Pandemi

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Solusi Edge Data Center  dapat menjawab tantangan akan latensi, keterbatasan sumber daya manusia, keamanan, efisiensi dan sustainability dalam pengelolaan data digital di era industrial edge.

Marketing.co.id – Berita Digital | Pandemi Covid-19 telah mendorong dilakukannya transformasi ekonomi, di mana peran teknologi digital menjadi sangat penting di samping upaya percepatan perijinan, penyederhanaan birokrasi serta reformasi regulasi.

Bambang Riznanto, Fungsional Analis Kebijakan Ahli Madya Pusat Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Industri dan Jasa Industri Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian mengatakan, masa pandemi menjadi titik balik bagi sektor industri untuk mengambil langkah berani dalam pengadopsian teknologi digital untuk memastikan keberlangsungan dan keberlanjutan operasional menghadapi berbagai kondisi.

“Hal yang harus diingat pelaku industri adalah teknologi yang telah diimplementasikan ini harus dikelola dan dirawat dengan baik agar biaya investasi yang telah dikeluarkan menghasilkan Return of Investment yang maksimal untuk produktivitas dan profitabilitas perusahaan,” katanya pada acara media virtual bertajuk “Optimalisasi Asset Digital untuk Percepatan Pemulihan Bisnis Pasca Pandemi”, Rabu, (24/3).

Pemanfaatan teknologi digital mendukung sektor industri dalam pengambilan keputusan yang cepat, akurat dan berwawasan berdasarkan data real-time, yang akan meningkatkan efisiensi dan kinerja melalui pengelolaan risiko bisnis dan operasional yang efektif.

Strategi pengelolaan asset digital menjadi faktor krusial untuk mengevaluasi dan meningkatkan kinerja asset; melakukan tindakan preventif sebelum terjadi kegagalan operasional melalui kemampuan analisis prediktif; meningkatkan keamanan dan keselamatan staf dan asset; serta meningkatkan efisiensi biaya perbaikan atau penggantian asset akibat kerusakan secara tiba-tiba.

Terdapat 4 (empat) faktor yang harus dipenuhi dalam strategi pengelolaan asset digital antara lain memastikan ketersediaan (availability) infrastruktur edge dalam kegiatan operasional secara real time dan transparan, memiliki sistem backup and recovery plan yang terintegrasi, memastikan adanya perlindungan sistem dan peralatan listrik yang baik untuk menjaga performa asset; dan memiliki sistem keamanan fisik dan edge yang terbaik.

sementara itu, Country Digital Transformation Schneider Electric Indonesia Fadli Hamsani menjelaskan, Schneider Electric menyediakan solusi Asset Strategy Optimization yang membantu sektor industri dalam meningkatkan kinerja aset. Perangkat lunak ini menghasilkan strategi pengelolaan dan pemeliharaan asset digital yang dioptimalkan disesuaikan dengan strategi dan tujuan bisnis perusahaan.

“Solusi Asset Strategy Optimization telah terbukti dapat menekan CAPEX hingga 30%, mengurangi biaya pemeliharaan dan pengawasan hingga 50% dan biaya suku cadang hingga 25%, serta meningkatkan kinerja asset hingga 15%,” terang Fadli Hamsani.

Dalam hal pemanfaatan Internet of Things (IoT) di sektor industri, berbanding lurus dengan pertumbuhan transformasi digital industri. IDC memprediksi pengeluaran perusahaan dalam Internet of Things (IoT) secara global akan mencapai tingkat pertumbuhan dua digit pada tahun 2021, dimana para pelaku bisnis memetakan perjalanan transformasi digitalnya menuju pemulihan bisnis.

Semakin canggih teknologi berbasis IIoT seperti robotics, dan Artificial Intelligence menimbulkan tantangan baru dalam mencari solusi terbaik untuk pemrosesan dan penyimpanan data IIoT dalam jumlah besar yang dapat mengurangi latensi dan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam merespon kompleksitas operasional secara cepat dan fleksibel. Disinilah peran edge computing.

Ronny Siswanto, Head of IT Enterprise Sales Schneider Electric Indonesia menjelaskan, di era edge computingedge data center memiliki peranan sangat penting dalam lingkungan kegiatan operasional yang berbasis perangkat IoT dimana tuntutan akan koneksi jarak jauh yang lebih cepat antara data center atau cloud dengan perangkat kerja jarak jauh dan kolaborasi lintas batas semakin tinggi.

Hal ini berarti orang dan bisnis semakin bergantung pada data center dalam pengelolaan data di lingkungan operasionalnya. Untuk membangun edge data center yang andal dan berkelanjutan dibutuhkan standarisasi dan integrasi, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia, teknologi yang mumpuni, pengawasan dan tata kelola data center yang terencana, dan sistem keamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Wilbertus Darmadi, Chief Information Officer Toyota Astra Motor menyampaikan, Toyota Astra Motor telah memulai transformasi digital sejak beberapa tahun lalu dalam rangka mendukung strategi jangka panjang perusahaan untuk menjadi mobility company yang tidak hanya berfokus pada produk namun juga layanan yang akan memudahkan konsumen melakukan mobilitas kesehariannya. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan infrastruktur dan jaringan back-end yang andal, terintegrasi, efisien, sustainable dan dapat diskalakan.

“Transformasi Digital dibutuhkan untuk keberlanjutan bisnis. Pandemi Covid-19 telah mendorong transformasi digital yang lebih cepat dan memaksa perusahaan untuk mengubah dan mencari cara baru dalam menjalankan bisnis dan berinteraksi dengan konsumennya. Pimpinan perusahaan harus segera memulai dan memastikan kesuksesan dari transformasi digital tersebut. Infrastruktur back-end dan strategi pengelolaannya merupakan pondasi penting dalam kesuksesan transformasi digital.” tutup Darmadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here