Oktober 2017, BCA Gelar IKF VI

Inovasi dan kreativitas merupakan tulang punggung dalam mendirikan usaha berbasis digital. Setiap orang bisa saja menjadi pelaku usaha rintisan berbasis digital, dengan mengandalkan kemudahan dan kemutakhiran perkembangan teknologi saat ini. Namun, tidak semua memiliki ide bisnis yang dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan memberikan keuntungan ekonomis untuk kesinambungan usaha. Terkait itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mendukung pengembangan inovasi dan kreativitas berbasis digital dalam rangka akselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dukungan tersebut diberikan melalui gelaran event IKF VI yang mengambil tema utama “Elevating Creativity & Innovation Through Digital Collaboration”.

Kafe BCA
Para narasumber kafe BCA 7 yang diadakan di Jakarta, 13 september 2017, antara lain (dari kiri ke kanan) Rama Mamuaya (founder&CEO daily social), Indra Wiralaksmana (country head & Director Ninja Xpress), Faisal Basri (Pengamat Ekonomi), Henry Koenaifi (Direktur BCA) dan Hermawan Tendean (senior executive VP of strategic IT BCA)/Foto: Lilyanti.

Dalam forum Kafe BCA VII ini hadir juga sebagai pembicara, Pengamat Ekonomi Faisal Basri, pelaku Start Up Indra Wiralaksmana (Country Head & Director Ninja Xpress) dan Rama Mamuaya (Founder & CEO DailySocial.id) serta Senior Executive Vice President of Strategic Information Technology BCA Hermawan Thendean.

“Kami mencermati perkembangan usaha rintisan belakangan ini sangat berkembang pesat dan BCA ingin agar setiap orang yang memiliki ide, inisiatif, inovasi, dan kreativitas dapat memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini untuk menjadi entrepreneur. Dengan motivasi ini, BCA menggelar IKF VI sebagai ajang bagi korporasi dan startup untuk mengembangkan bisnis mereka melalui kolaborasi dan partnership di bidang teknologi,” ujar Direktur BCA Henry Koenaifi.

Henry menambahkan, dari sisi perbankan, BCA juga senantiasa melakukan berbagai inovasi dalam rangka meluncurkan berbagai solusi dan layanan perbankan berbasis digital yang memberikan kemudahan pelayanan dan transaksi kepada nasabah. Hal ini dilakukan semata-mata karena prioritas BCA adalah memberikan pelayanan terbaik kepada nasabah, sesuai dengan perkembangan saat ini.

kafe BCA
(Foto: Lilyanti)

“Era makin berubah ke arah digital, dan BCA siap menjemput perubahan ini dengan mengeluarkan berbagai produk layanan berbasis teknologi yang memungkinkan nasabah menggunakannya secara aman dan nyaman” kata dia.

Beberapa fakta-fakta tersebutlah yang mendorong BCA mengangkat tema Elevating Creativity & Innovation Through Digital Collaboration dalam pelaksanaan IKF VI. Dalam pelaksanaan Pesta Akbar Pengetahuan yang diharapkan menjadi One Stop Knowledge Solution ini, BCA akan menghadirkan serangkaian expo dan exhibition yang diikuti oleh exhibitor berupa start up dan penyedia pengetahuan teknologi terpilih sehingga dapat memberikan inspirasi dan pengetahuan untuk memajukan dunia usaha Indonesia.

IKF VI yang diselenggarakan pada 3-4 Oktober 2017 di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Selama dua hari, sebanyak 23 pembicara yang kompeten di bidangnya baik dari dalam maupun luar negeri, akan turut berpartisipasi untuk berbagi ilmu, pengalaman serta inspirasi dalam mengembangkan dunia bisnis berbasis digital, di antaranya Pengamat Ekonomi Faisal Basri, Celebrity Investor Ashraf Sinclair, Founder and Managing of Kejora Group Sebastian Togelang, dan lainnya.

Strategi BCA Hadapi Fintech

Hermawan Thendean mengatakan, pesatnya pertumbuhan pelaku financial technology (fintech) ataupun e-commerce telah memunculkan kebutuhan masyarakat terhadap layanan informasi dan transaksi keuangan perbankan. Sebagai contoh dalam praktiknya, pelaku fintech ataupun e-commerce membutuhkan konektivitas sistem yang solid dengan dunia perbankan agar transaksi pembayaran pengguna aplikasi atau situs mereka dapat berjalan dengan lancar.

“Kami telah meluncurkan Application Program Interface (API) yang memungkinkan para pelaku fintech ataupun e-commerce dapat terkoneksi dengan layanan perbankan BCA. Terdapat berbagai informasi yang dapat digunakan, seperti: transfer, mutasi rekening, lokasi ATM, pembayaran sakuku, dan API lainnya demi menjawab kebutuhan dunia fintech saat ini,” katanya.

Dari sisi pembiayaan, Hermawan menambahkan, BCA juga telah meluncurkan Central Capital Ventura (CCV). Lewat modal ventura tersebut, BCA akan menginvestasikan dana Rp200 miliar untuk para startup fintech yang diharapkan bisa membantu layanan finansial mereka.

Untuk start up, menurut catatan Center for Human Genetic Research (CHGR), pada 2016 Indonesia tercatat sebagai negara yang memiliki jumlah start-up tertinggi di Asia Tenggara, yakni 2.000-an. Pada 2020, diperkirakan start up bertumbuh mencapai 13.000. Bank Indonesia menegaskan, selama 2016, para pengguna jasa perdagangan daring atau “e-commerce” tersebut telah membelanjakan 5,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp75 triliun atau jika dibagi per individu pengguna “e-commerce” di Indonesia rata-rata membelanjakan Rp3 juta per tahun.

Fisamawati

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.