Perawatan diri pria tak lagi jadi ranah eksklusif, sekarang justru jadi arena baru yang sedang tumbuh cepat, menarik, dan penuh potensi bisnis.
Marketing.co.id – Berita UMKM | Selama bertahun-tahun, dunia perawatan diri didominasi oleh narasi feminine. Skincare, spa, salon, dan wellness identik dengan pasar perempuan. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, lanskap itu berubah. Kaum pria, terutama generasi muda urban, menggeser paradigma itu. Mereka tak lagi malu merawat diri. Justru, grooming kini jadi bagian dari identitas, profesionalisme, dan gaya hidup mereka.
Menurut Statista, pasar grooming pria global diperkirakan menembus lebih dari USD 100 miliar dalam lima tahun ke depan. Di Indonesia, tren ini terlihat dari menjamurnya barbershop modern, meningkatnya penjualan skincare pria, hingga brand-brand lokal yang khusus menyasar segmen lelaki aktif dan peduli penampilan.
Salah satu contoh suksesnya datang dari Odysen Barbershop, jaringan barbershop lokal yang berkembang pesat berkat pemahaman mendalam terhadap perilaku pelanggan pria dan penerapan strategi digital yang tepat.
Didirikan pada 2015 oleh Hendi Yusup dan Senapati, Odysen mengusung konsep barbershop kasual dengan layanan personal dan gaya kekinian. “Banyak pria gak nyaman ke salon wanita, tapi mereka juga ingin tampil rapi dan stylish. Kami hadir untuk menjembatani itu,” ujar Hendi.
Odysen tidak hanya menjual jasa potong rambut, tetapi membangun experience. Pelanggan yang datang bukan hanya untuk cukur, tapi juga untuk ngobrol, mendapatkan saran, bahkan sekadar melepas stres. Kombinasi layanan konsultatif, atmosfer santai, dan barber yang berpenampilan keren menjadikan Odysen relevan di tengah demografi pria muda perkotaan.
Namun, keunggulan Odysen tak berhenti di sisi layanan. Mereka juga cepat beradaptasi dengan teknologi. Sejak 2023, Odysen sepenuhnya mengadopsi DANA Bisnis untuk memproses transaksi digital di seluruh cabangnya.
“Kami sadar, pelanggan kami anak muda yang cashless. Mereka ingin transaksi cepat, tanpa repot. Dengan DANA Bisnis, kami cukup pakai satu QR untuk semua dompet digital. Praktis untuk pelanggan, efisien untuk operasional kami,” ujar Hendi.
Efeknya sangat terasa, arus kas lancar, pencatatan otomatis, pelaporan real-time, dan risiko kehilangan uang fisik menurun drastis. Bahkan, barber yang awalnya gaptek pun bisa terbantu karena antarmuka aplikasi yang user-friendly.
Menjawab Harapan Gen Z: Personal, Simple, Digital
Gen Z punya tiga kebutuhan utama dari brand, yaitu personalisasi, kemudahan, dan koneksi emosional. Odysen menjawab semuanya lewat layanan yang dekat, teknologi yang simpel, dan komitmen membangun loyalitas. Saat ini, mereka tengah mengembangkan sistem member digital berbasis QR dan sedang menjajaki fitur reward langsung dalam platform DANA. “Ke depan, kami ingin pelanggan merasa terhubung, bukan cuma dilayani. Loyalty itu soal interaksi, bukan sekadar diskon,” ungkap Hendi.
Tren grooming pria bukan hanya sinyal perubahan gaya hidup, tapi juga goldmine bagi pelaku bisnis. Dari FMCG, fintech, hingga lifestyle brand, semua bisa mengambil bagian dalam ekosistem ini. Yang dibutuhkan adalah pemahaman mendalam soal karakter konsumen pria, layanan yang dirancang tanpa mengorbankan maskulinitas, dan teknologi yang menyatu dalam perjalanan pelanggan.
Odysen Barbershop menunjukkan bahwa menggabungkan layanan berbasis komunitas, adaptasi digital, dan kesadaran akan tren gaya hidup pria bisa membuka jalan menuju pertumbuhan berkelanjutan. Grooming bukan lagi soal gaya, tapi soal strategi. Brand yang bisa menyatu dengan ritme hidup pria modern peluangnya nyaris tanpa batas.