NVIDIA GeForce RTX 50 Series: Tonggak Baru Era Grafis dan AI di Indonesia

0
[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Digital | NVIDIA resmi meluncurkan lini terbaru GeForce RTX 50 Series di Indonesia, menandai era baru dalam grafis komputer yang dipadukan dengan kecerdasan buatan. Mengusung arsitektur terbaru Blackwell, seri ini menghadirkan loncatan besar dalam performa, efisiensi, dan kemampuan AI rendering baik di perangkat desktop maupun laptop.

Memimpin lini terbaru ini adalah GeForce RTX 5090, yang diklaim sebagai GPU tercepat yang pernah dibuat NVIDIA. Dengan 92 miliar transistor dan performa komputasi AI hingga 3.352 triliun operasi per detik (TOPS), RTX 5090 menawarkan peningkatan performa dua kali lipat dibanding RTX 4090. GPU ini dipersenjatai dengan teknologi DLSS 4 (Deep Learning Super Sampling) generasi terbaru yang memungkinkan Multi Frame Generation, meningkatkan frame rate hingga delapan kali lipat.

“Blackwell adalah mesin AI untuk gamer, kreator, dan pengembang,” ujar Jensen Huang, CEO NVIDIA. “Perpaduan neural rendering dan ray tracing menjadikan ini terobosan terbesar sejak programmable shading 25 tahun lalu.”

RTX 5090 tersedia melalui mitra-mitra besar seperti ASUS, MSI, ZOTAC, dan juga melalui berbagai system builder lokal seperti Agres ID dan Enter Komputer.

Bagi pasar menengah, NVIDIA menghadirkan GeForce RTX 5050 dengan harga mulai dari USD 249 (sekitar Rp 4 juta). Dengan konsumsi daya rendah 130W dan konektor PCIe 8-pin tunggal, GPU ini sangat cocok untuk PC rumahan. Meski terjangkau, RTX 5050 tetap dibekali teknologi Blackwell, 2.560 CUDA Cores, Tensor Cores generasi ke-5, dan 8GB GDDR6 memory. Kartu grafis ini hadir dalam berbagai varian dari produsen besar seperti GIGABYTE dan INNO3D, serta desktop prebuilt dari COC Komputer dan Techinstore.

Beralih ke perangkat mobile, laptop RTX 50 Series memanfaatkan teknologi Max-Q yang membuat desain lebih ramping tanpa mengorbankan performa. Ditenagai arsitektur Blackwell dan AI rendering real-time, laptop ini menawarkan visualisasi mendekati kualitas sinematik.

Laptop seperti ASUS ROG Strix SCAR 18, MSI Vector 16 HX AI, dan Lenovo Legion Pro 7 hadir dengan GPU RTX 5090 dan RTX 5070 Ti, dilengkapi DLSS 4 dan dukungan penuh aplikasi NVIDIA Studio, menjadikannya alat kerja dan kreasi serbaguna.

NVIDIA juga memperkenalkan RTX Neural Shaders, teknologi baru yang menyematkan jaringan AI kecil ke dalam programmable shaders. Hal ini memungkinkan kualitas pencahayaan dan material yang lebih sinematik—semuanya dilakukan secara real-time dalam game. Bersama fitur RTX Neural Faces, teknologi ini merevolusi rendering wajah digital, rambut, dan kulit dengan realisme tinggi.

Kolaborasi dengan Microsoft juga menegaskan bahwa DirectX akan segera mendukung Cooperative Vectors, membuka jalan bagi akselerasi neural shaders di platform Windows.

Teknologi DLSS 4 mencatat rekor sebagai adopsi tercepat dalam sejarah grafis NVIDIA. Lebih dari 125 game dan aplikasi, termasuk Mecha BREAK, Diablo IV, dan Monster Hunter Wilds kini mendukung Multi Frame Generation. Teknologi ini mampu menghasilkan hingga tiga frame tambahan dari satu frame biasa, secara drastis meningkatkan frame rate sambil menjaga kualitas visual.

NVIDIA juga merilis pembaruan besar pada RTX Remix, platform modding gim klasik. Versi terbaru ini hadir dengan DLSS 4, RTX Neural Rendering, dan peningkatan lain berdasarkan masukan komunitas. Untuk demonstrasi, Half-Life 2 RTX akan tersedia gratis di Steam mulai 18 Maret, dengan grafis yang di-remaster total dan ray tracing penuh.

Membawa komputasi AI ke tingkat personal, NVIDIA mengumumkan kehadiran model AI foundation yang bisa dijalankan lokal di PC dengan GPU RTX 50 Series. Dipercepat oleh teknologi FP4 dan memori hingga 32GB, pengguna bisa menjalankan LLM, image generation, voice processing, dan lainnya langsung di perangkat mereka—tanpa koneksi cloud.

Aplikasi open-source AnythingLLM juga hadir sebagai solusi AI desktop serbaguna, memperluas fungsi AI dari pembuatan konten hingga manajemen data perusahaan, semuanya dengan privasi penuh karena berjalan secara lokal.

Ekosistem NVIDIA Studio menjadi semakin kuat dengan RTX 50 Series. GPU ini mempercepat AI image generation hingga dua kali lipat, menghemat memori, dan memungkinkan editing video profesional berkat encoder generasi ke-9. Fitur AI seperti Studio Voice dan Virtual Key Light di aplikasi NVIDIA Broadcast membantu para streamer tampil lebih profesional. Sementara itu, Streamlabs memperkenalkan Intelligent Streaming Assistant, co-host virtual berbasis NVIDIA ACE dan Inworld AI.

Dengan GeForce RTX 50 Series, NVIDIA tidak hanya memperkenalkan kartu grafis baru—tetapi seluruh paradigma baru dalam komputasi grafis dan AI lokal. Dari performa gaming ekstrem hingga efisiensi kreatif dan AI di desktop, seri ini menegaskan bahwa masa depan komputer personal ada di tangan teknologi AI, dan NVIDIA adalah pionirnya.