Nusantics Raih Pendanaan dari East Ventures

Marketing, Jakarta — Nusantics, perusahaan rintisan lokal yang bergerak di bidang teknologi genomika (genomics technology), mengumumkan pendanaan tahap awal (seed funding) yang diperoleh dari East Ventures dengan nilai yang tidak dipublikasikan. Suntikan dana tersebut akan digunakan untuk mengakselerasi misi perusahaan dalam memelopori industri biogenome di Indonesia.

Sebagai perusahaan berbasis teknologi, Nusantics akan berfokus dalam pengembangan hingga  penerapan ragam riset genomika (genomics) dan mikrobioma (microbiome) untuk dapat memenuhi kebutuhan gaya hidup yang sehat serta berkelanjutan (sustainable).

Perusahaan ini didirikan pada 2019 oleh Sharlini Eriza Putri, Vincent Kurniawan, and Revata Utama. Sharlini adalah insinyur yang meraih gelarnya dari Institut Teknologi Bandung dan Imperial College London, sedangkan Vincent adalah insinyur lulusan CSPU-Pomona, Amerika Serikat. Adapun Revata adalah ilmuwan di bidang bioteknologi genomics lulusan National University of Singapore.

Para Pendiri Nusantics

Meskipun memiliki beragam latar belakang akademis dan profesional di bidang manufaktur, FMCG, energi bersih, dirgantara, hingga bioteknologi di dalam dan luar negeri, para pendiri Nusantics memiliki keyakinan yang sama. Ketiganya percaya bahwa pemahaman atas ilmu hayati (life science), khususnya tentang microbiome, adalah salah satu faktor terpenting dalam memberikan solusi berkelanjutan atas beragam permasalahan manusia. Keyakinan ini membuat Sharlini, Vincent, dan Revata memutuskan untuk membangun bisnis yang mengaplikasikan microbiome dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai startup lokal pertama yang dapat melakukan analisa profil microbiome, Nusantics akan memperkenalkan hal baru ini kepada konsumen di industri gaya hidup, melalui layanan analisis kulit. Selain berkaitan dengan estetika, kulit juga berfungsi sebagai tempat hidup hingga miliaran microbiome yang dapat memengaruhi kesehatan kita.

Selain itu, peningkatan tren perawatan kulit juga membuat Indonesia menjadi pasar yang besar bagi produk dan perawatan kecantikan. Beauty Market Survey yang dirilis oleh Nielsen dan EuroMonitor menyatakan bahwa nilai pasar kecantikan di Indonesia mencapai Rp 36 triliun pada 2018 dan sekitar 31,7% dari nilai tersebut disumbangkan oleh produk perawatan kulit.

Sharlini Eriza Putri, Co-founder dan CEO Nusantics, menjelaskan bahwa konsumen dapat menghindari kesalahan dalam menggunakan produk perawatan kulit bila memahami profil microbiome kulitnya masing-masing. Inilah solusi yang disediakan oleh Nusantics.

“Perkembangan di bidang teknologi membuat kita menyadari bahwa semua makhluk hidup di bumi saling bergantung dengan microbiome di tubuh mereka. Mereka berperan penting dalam menciptakan ekosistem yang sehat, tetapi juga menjadi faktor utama dibalik terjadinya pandemik global. Nusantics percaya bahwa memahami genetika dari microbiome ini sangat penting sebagai kunci keberlangsungan hidup kita dan bumi.”

Vincent Kurniawan, Co-founder dan COO Nusantics, menambahkan bahwa Nusantics berpegang teguh atas prinsip ekosistem bisnis yang seimbang dan berkelanjutan. Hal tersebut hanya bisa dicapai melalui kolaborasi seluruh pemangku kepentingan dengan menawarkan nilai tambah yang bisa dicapai bersama.

“Nusantics tidak hanya ingin memberikan nilai positif kepada konsumen, tetapi juga kepada mitra dan seluruh pemangku kepentingan yang memiliki visi yang sejalan.”

Revata Utama, Co-founder dan CTO Nusantics, mengatakan bahwa permasalahan kulit hanya sebagian dari berbagai aspek kehidupan yang solusinya dapat ditemukan oleh teknologi genomics dan microbiome.

“Saya menyaksikan sendiri bagaimana teknologi ini bisa membantu menyelesaikan berbagai masalah yang kita hadapi di dunia. Hal ini yang membuat kami bekerja sama dengan ilmuwan terbaik dari dalam dan luar negeri serta memastikan bahwa perangkat penelitian genomics tercanggih tersedia dan dapat langsung diimplementasikan.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.