NoLimit Indonesia Ungkap Perspektif Masyarakat terhadap Penanganan Masalah Stunting di Indonesia

[Reading Time Estimation: 2 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Stunting merupakan masalah kesehatan yang berdampak signifikan pada tumbuh kembang fisik dan perkembangan otak anak-anak, yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan akses terbatas terhadap layanan kesehatan yang memadai. Menurut data dari World Health Organization (WHO), stunting dapat menyebabkan dampak jangka panjang seperti gangguan kecerdasan, produktivitas rendah, dan kualitas hidup yang buruk, menjadikannya sebagai isu penting yang perlu segera ditangani untuk mendukung pembangunan generasi yang sehat dan kompetitif.

Dalam rangka memahami perspektif masyarakat mengenai penanganan masalah stunting di Indonesia, NoLimit Indonesia, perusahaan teknologi Big Data dan AI yang telah beroperasi selama lebih dari 14 tahun, melakukan pemantauan terhadap percakapan di media sosial dan media online terkait isu ini. Pemantauan dilakukan dari 1 Agustus 2024 hingga 25 November 2024. Berdasarkan hasil data dan analisis yang dilakukan oleh NoLimit Indonesia, stunting menjadi perhatian besar bagi masyarakat Indonesia, dengan sebanyak 23.135 percakapan di media sosial dan 12.165 pemberitaan di media online yang membahas isu ini.

“Sebetulnya, kesadaran masyarakat tentang stunting sudah cukup besar. Sekitar 68% dari semua percakapan dan pemberitaan menunjukkan pengetahuan masyarakat yang memahami bahwa dampak stunting yang paling mendominasi adalah gangguan pada tumbuh kembang anak,” ujar Aqsath Rasyid Naradhipa, CEO NoLimit Indonesia.

Analisis data juga menunjukkan bahwa perbincangan terkait stunting meningkat tiga kali lipat pada bulan Oktober 2024. “Peningkatan perbincangan ini bertepatan dengan pelantikan pemerintahan baru, yang menunjukkan adanya harapan baru terkait stunting dengan program-program yang akan dijalankan oleh pemerintahan tersebut,” tambah Aqsath.

Menurut hasil pemantauan NoLimit Indonesia, 50% dari persepsi masyarakat terkait upaya pemerintah dalam penanganan stunting berkaitan dengan program makan gratis untuk anak sekolah. Sementara itu, 63% masyarakat menganggap peran masyarakat dalam penanganan stunting adalah untuk mengedukasi. “Data ini penting, karena ini menunjukkan bahwa selain pemerintah, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mengedukasi mengenai stunting melalui media sosial,” lanjut Aqsath.

Namun, masih ada kritik terhadap kebijakan yang ada. Sebanyak 57% dari percakapan kontra menilai program makan siang gratis di sekolah belum tepat sasaran dan belum menjangkau kelompok yang benar-benar membutuhkan.

Hasil analisis lainnya mengungkapkan bahwa 47% netizen berpendapat bahwa solusi yang lebih efektif dalam penanganan stunting adalah dengan meningkatkan jumlah tenaga medis, khususnya dokter, di daerah-daerah terpencil. Sebanyak 22% lainnya menilai pentingnya perbaikan birokrasi agar masyarakat miskin dan terpencil dapat lebih mudah mengakses layanan kesehatan yang nyaman.

“Harapannya dengan temuan ini, pemerintah bisa lebih mendengar masukan dari masyarakat, khususnya yang ada di media sosial. Masyarakat juga diharapkan dapat menggunakan media sosial dengan bijak untuk berkomunikasi dengan pemerintah, sehingga komunikasi ini dapat berjalan lebih baik dan penanganan isu stunting bisa lebih tepat sasaran,” tutup Aqsath.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here