Marketing.co.id – Berita Consumer Goods | NielsenIQ (NIQ) merilis laporan terbaru berjudul “Mid-Year Consumer Outlook: Guide to 2025”. Laporan ini menggambarkan perubahan perilaku belanja konsumen Indonesia di tengah tantangan ekonomi global dan kenaikan harga.
Meskipun konsumen masih berbelanja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka kini lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih merek. Studi ini disampaikan dalam acara NielsenIQ Indonesia Executive Summit, yang menghadirkan berbagai wawasan mengenai tren konsumen serta peluang pertumbuhan di sektor ritel.
Menurut laporan, optimisme konsumen Indonesia tetap tinggi meski sedikit menurun. Sebanyak 38,4% konsumen merasa lebih baik mengenai kondisi ekonomi mereka, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata global yang mencatat -2,6%. Pertumbuhan PDB Indonesia diperkirakan stabil, dengan konsumsi rumah tangga mendominasi pertumbuhan ekonomi.
Namun, tingginya inflasi dan kenaikan harga pangan menjadi faktor yang membebani pikiran konsumen, mendorong 83% dari mereka untuk mencari pendapatan tambahan. Sekitar 23% konsumen bahkan bersiap untuk menambah utang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Perilaku Konsumen yang Berubah
Walaupun ada peningkatan dalam alokasi belanja untuk fast moving consumer goods (FMCG), konsumen menunjukkan peningkatan keinginan untuk berbelanja secara eksperimental. Mereka kini lebih cenderung mencoba berbagai produk dan merek baru, meski tetap memprioritaskan pengeluaran untuk barang-barang esensial.
Dena Firmayuansyah, FMCG Commercial Leader NIQ Indonesia, menekankan pentingnya memahami perilaku belanja konsumen dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu. “Konsumen mungkin ragu untuk membuat komitmen jangka panjang, beralih ke produk yang lebih terjangkau dan mencari diskon,” ujarnya.
Dari temuan tersebut, bahea kepercayaan diri konsumen menurun. Hanya 13% konsumen merasa secure secara finansial, turun signifikan dari 26% pada tahun lalu. Ada kekhawatiran utama, yakni kenaikan harga makanan dan penurunan ekonomi menjadi perhatian utama konsumen. Selain itu, ada perubahan belanja. Meskipun pengeluaran FMCG menurun, belanja makanan dan barang-barang teknologi menunjukkan peningkatan, terutama di segmen pendapatan rendah.
Konsumen Indonesia kini lebih bersedia membayar lebih untuk produk berkualitas, dengan 71% memilih produk premium untuk barang-barang teknologi. Meski demikian, mereka lebih selektif dalam memilih merek, berusaha mengontrol pengeluaran sambil memanfaatkan berbagai promosi yang ada.
“Untuk tetap kompetitif, industri harus beradaptasi dengan perubahan perilaku konsumen dan menawarkan produk yang lebih bernilai serta pengalaman belanja yang lebih personal,” tambah Bramantiyoko Sasmito, Analytic Leader NIQ Indonesia.