Moratorium Pembangunan Mal Picu Kenaikan Tarif Sewa Ritel

Moratorium atau penghentian sementara pembangunan pusat belanja atau mal di Jakarta selama dua tahun kedepan secara langsung akan mempengaruhi suplai ruang sewa ritel. Dalam 3-4 tahun mendatang para pemilik pusat belanja mulai bersiap menaikan tarif sewanya. Demikian disampaikan Senior Associate Direktur Ritel Services, Colliers Indonesia, Steve Sudijanto di kantornya, Jakarta, Senin (10/9/2011).

“Suplai ritel sudah terkendali, harga stabil. Namun developer antisipasi ke depan untuk naik,” kata Steve. Ia menjelaskan, kenaikan ini sebagai wujud antisipasi kurangnya suplai ruang ritel terkait dampak moratorium pembangunan mal yang akan mulai terasa di 2014-21015.

Colliers mencatat sepanjang Juli-September 2011, hanya ada penambahan 12.000 meter persegi ruang ritel dari Kalibata City Square. Tambahan ini mengakumulasi total ruang ritel di Jakarta yang mencapai 3,97 juta meter persegi.

Sebelumny Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) meminta penghentian sementara atau moratorium terhadap pembangunan mal dan apartemen di Jakarta. Tujuannya  untuk mengurangi daya tarik Jakarta sebagai kota impian mengadu nasib bagi masyarakat desa.

“Di Jakarta mungkin perlu moratorium pembangunan di Jakarta untuk hal-hal seperti mal, pembangunan apartemen-apartemen yang sebetulnya itu akan menarik banyak pendatang,” kata Deputi Bidang Pengembangan Regional dan Otonomi Daerah Bappenas Max Hasudungan Pohan di kantornya, Jakarta, Selasa (6/9/2011)

Menurut Max, moratotium yang ia maksud adalah tidak memberi izin baru bagi pembangunan mal-mal di Jakarta. Menurutnya pembangunan di Jakarta saat ini menyulut adanya kalangan plaju yaitu orang-orang yang tidak tinggal di Jakarta tetapi di Bodetabek, namun bekerja di Jakarta. (Sumber: detikfinance)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.