Minahasa Utara Prioritaskan Vaksinasi dalam Strategi Terpadu Lawan Dengue

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara mengambil langkah proaktif dalam memerangi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang mengalami peningkatan signifikan dalam tiga tahun terakhir. Menyikapi status wilayahnya sebagai daerah endemik, Pemkab Minahasa Utara menggandeng PT Bio Farma dan PT Takeda Innovative Medicines untuk menggelar sosialisasi pencegahan dengue dan tatalaksana skrining kanker serviks kepada berbagai elemen pemerintahan dan tenaga kesehatan setempat.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan tren peningkatan kasus DBD yang mengkhawatirkan. Pada tahun 2022 tercatat 116 kasus dengan 1 kematian, melonjak menjadi 404 kasus dengan 3 kematian pada 2023, dan kembali meningkat tajam menjadi 800 kasus dengan 4 kematian pada tahun 2024. Tingkat kejadian (Incidence Rate/IR) DBD di kabupaten ini pun selalu melampaui target nasional, yaitu 10 kasus per 100.000 penduduk. Letak geografis Minahasa Utara yang strategis di antara dua kota besar, Manado dan Bitung, menyebabkan tingginya mobilitas penduduk dan mempercepat penularan virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti.

Bupati Minahasa Utara, Joune Ganda, dalam sambutannya menekankan pentingnya upaya pencegahan DBD. “Tingginya curah hujan menciptakan potensi tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti di berbagai tempat seperti ban bekas dan penampungan air terbuka. Gejala DBD seringkali mirip dengan infeksi virus lain, namun memiliki pola demam khas. Kabar baiknya, DBD dapat dicegah, salah satunya dengan memperkuat sistem imun dan melalui vaksinasi DBD,” ujarnya.

Joune Ganda juga menyambut baik arahan Kementerian Kesehatan RI melalui Strategi Nasional Penanggulangan Dengue (Stranas Dengue) 2021–2025. “Sejalan dengan komitmen tersebut, hari ini kami melaksanakan sosialisasi pencegahan dengue melalui program vaksinasi, sebagai langkah nyata melindungi masyarakat Minahasa Utara dari penyakit ini,” tegasnya.

Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara, dr. Stella Safitri, M.Kes., menjelaskan berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkab dalam menanggulangi DBD, termasuk program pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui Gerakan 3M Plus, abatisasi, dan fogging. “Namun, angka kasus masih tinggi. Tahun ini, di bawah kepemimpinan Bapak Bupati, Minahasa Utara menyediakan Vaksin DBD untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat, dengan harapan dapat menekan angka kasus DBD,” ungkap dr. Stella.

Lebih lanjut, dr. Stella mengumumkan implementasi pilot program vaksinasi dengue kepada 500 anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) di dua kecamatan dengan kasus DBD tertinggi, yaitu Kecamatan Kalawat (175 kasus, IR=0,6% pada 2024) dan Kecamatan Dimembe (169 kasus, IR=0,7% dengan 2 kematian, CFR=1,9% pada 2024). “Kami melihat perlunya pendekatan yang lebih terintegrasi dan inovatif, dan vaksinasi adalah salah satunya,” jelasnya.

Dokter spesialis anak, dr. Hesty Lestari, SpA, menjelaskan bahwa vaksinasi merupakan investasi kesehatan penting dalam mencegah penyakit menular seperti dengue. “Vaksin dengue telah direkomendasikan dan dapat diberikan pada usia 6 hingga 45 tahun. Di Minahasa Utara, fokus vaksinasi pada anak usia SD/MI karena mereka rentan terhadap infeksi dan risiko dengue berat. Seseorang dapat terinfeksi dengue lebih dari satu kali, dan infeksi berulang justru lebih parah. Perlindungan sejak dini sangat penting, dan vaksinasi harus dilakukan sesuai dosis dan jadwal dokter,” paparnya.

dr. Hesty juga mengingatkan, bahwa dengue bukan penyakit musiman dan dapat menyerang siapa saja. “Penting bagi orang tua, pendidik, dan seluruh masyarakat untuk aktif dalam pencegahan melalui edukasi, pola hidup bersih 3M Plus, dan memanfaatkan pilihan pencegahan yang tersedia,” pungkasnya.

dr. Sri Harsi Teteki, M.Kes., Director of Medical, Institutional and Governance Relations Bio Farma, menyatakan komitmen Bio Farma dalam mendukung perluasan akses vaksin dengue. “Kami terus mendorong akses vaksin dengue kepada berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah. Kemitraan yang kuat dan edukasi yang konsisten adalah kunci dalam memerangi dengue,” ujarnya.

Senada dengan itu, Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, mengapresiasi langkah Pemkab Minahasa Utara. “Pengendalian dengue adalah proses panjang yang membutuhkan komitmen seluruh pihak. Indonesia adalah negara pertama yang mengimplementasikan program vaksinasi dengue secara publik, dan Minahasa Utara menjadi yang pertama di Sulawesi. Kami berkomitmen menjadi mitra jangka panjang dalam mencapai tujuan Nol Kematian Akibat Dengue pada tahun 2030,” pungkasnya.