Mimpi Besar, Serap Seribu Tenaga Kerja

Desain yang unik, cantik, dan menarik membuat produk Naditha Creation mendapat tempat di bisnis produk kreatif. Tak hanya di pasar domestik, produknya pun digemari masyarakat di negeri jiran, Singapura dan Malaysia.

naditha creation

Hobi atau kegemaran setiap orang tentu berbeda-beda. Demikian pula dengan Ellies E. Chusnadi yang hobi mengoleksi dan membuat kotak hadiah dan kemasan cantik. Namun, siapa sangka dari hobi tersebut mantan guru sekolah dasar ini sukses meraup ratusan juta rupiah per bulan.

“Awalnya suka mengumpulkan dan membuat kotak pembungkus menggunakan kertas-kertas karton yang dihias dengan kuntum bunga, daun kering, atau pita-pita warna untuk wadah kue, permen, atau hadiah ulang tahun anak,” kenang Ellies.

Tanpa disadari jumlahnya semakin banyak, kemudian timbul ide untuk menjualnya dengan mengikuti bazar di Bidakara pada tahun 1996 memakai merek “Naditha Creation”. Produk pertama yang diproduksi dan dijual adalah kerajinan tangan berupa gantungan kunci dan frame foto, sedangkan kotaknya hanya sebagai pembungkus.

“Uniknya, pelanggan pertama bukan didapat dari pengunjung, tetapi dari sesama peserta pameran yang memesan untuk mengikuti pameran di mal-mal. Dari pameran tersebut, akhirnya didapat pesanan produk kotak kemasan dari trader untuk ekspor ke Singapura pada tahun 1998,” sebut Ellies.

Seperti kebanyakan cerita entrepreneur, Ellies juga harus mengalami jatuh-bangun dalam menjalankan usaha. Pasalnya, trader yang telah ia percaya, kabur bersama barang dan uang orderannya. Meski sudah tertipu, ia mengaku mendapat hikmah dari peristiwa tersebut, ternyata produknya diminati pasar luar negeri dan bisa dieskpor.

Mulailah Naditha Creation mengikuti pameran ekspor. Hasilnya cukup memuaskan, karena kembali mendapat pembeli korporasi dari Singapura dan Malaysia. Namun, perlambatan ekonomi global dalam dua tahun terakhir ini berdampak pada lesunya pasar ekspor. Setelah menjadi pelanggan setia selama 15 tahun, korporasi asal Singapura berhenti melakukan order di tahun 2015.

Menurut Ellies, pasar Singapura merupakan lumbung penjualan terbesar Naditha Creation. Sekali kirim minimal 4.000 kotak, bahkan jika order bagus bisa sampai 10.000 kotak. “Pembeli asal Malaysia jumlah pesanannya tidak sebanyak Singapura. Apalagi ordernya hanya dua kali dalam setahun untuk Imlek dan Idul Fitri. Walaupun pesanan hanya musiman, pembeliannya masih berlanjut hingga sekarang,” bebernya.

Fokus Garap Pasar Lokal

Lesunya pasar ekspor membuat Ellies memutar haluan membidik pasar domestik untuk meningkatkan penjualan, lantaran pasar lokal sebenarnya tidak kalah besar jika dibanding pasar ekspor. Khusus menggarap pasar lokal dan memenangkan persaingan, Ellies mengusung strategi yang memperkuat keunggulan kompetitif dan menambah lini produk.

Produk yang dihasilkan menggunakan bahan baku berkualitas yang berasal dari sumber daya alam Indonesia, seperti kertas, kain, bambu, rotan, pandan, mendong, kulit, aluminium, dan eceng gondok. “Kami juga menyediakan layanan kustom dengan desain eksklusif. Desain pun bisa datang dari pelanggan sendiri,” sebutnya.

Sepanjang tahun Ellies mengaku dapat mengeluarkan puluhan desain baru. Untuk mencari ide desain, biasanya ia akan memanfaatkan internet mencari kotak kemasan yang sedang tren, kemudian dimodifikasi. Selain itu, ia pun gemar berburu kotak kemasan ketika berkunjung ke luar negeri untuk mengetahui kebutuhan dan tren di sana.

“Semaksimal mungkin desain yang dihasilkan menghadirkan budaya lokal di Indonesia. Misalnya, kotak kemasan kain batik ataupun bermotif Bali. Produk dibuat menjadi lebih menarik, eksklusif, dan tak kalah dengan produk luar negeri yang saat ini banyak ditemui,”  ujarnya.

Dalam kegiatan pemasaran, Ellies memilih melakukan promosi melalui pameran. Ini dinilai sebagai salah satu cara yang efektif untuk memperluas pasar. Pameran besar pernah diikuti, antara lain Inacraft dan Hong Kong Gifts & Premium Fair. naditha creation

Meski pembuatannya lebih dari 80% menggunakan tangan (handmade), Ellies membanderol produknya dengan harga yang cukup terjangkau. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp10.000 sampai Rp200.000 untuk sebuah kotak. Sementara untuk produk kustom, pemesanan di bawah 100 pieces harga hampir dua kali lipat dibandingkan pemesanan 500 pieces.

Tak hanya membidik segmen korporasi, Naditha Creation juga menyediakan produk bagi end user, berupa hantaran dan cendera mata pernikahan, serta parsel Natal, Imlek, dan Idul Fitri. Khusus paket hantaran pernikahan, harga mulai dari Rp300.000 per piece. “Omzet kami sekitar Rp100 juta per bulan, dengan komposisi penjualan lokal 80% dan ekspor 20%,” ungkapnya.

Saat ini Naditha Creation mampu memproduksi sebanyak 10.000 pieces per bulan dengan mempekerjakan 10 karyawan. Namun, Ellies bercerita, sebelumnya ia pernah memiliki 40 karyawan tetap, bahkan pernah mempekerjakan 600 orang ketika mendapat orderan lebih dari 300 ribu kotak.

“Impian terbesar saya adalah menyerap 1.000 tenaga kerja. Hal ini sebenarnya bukan hal yang mustahil, sebab banyak korporasi besar di Indonesia yang membutuhkan kotak kemasan. Namun, sayangnya hanya sedikit yang mau melirik UKM,” jelas dia.

Keberhasilan Ellies mengembangkan pasar ekspor dan memberdayakan masyarakat sekitar banyak mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Di antaranya “The Prabaswara KUKM Ekspor” yang diberikan oleh Kementerian Koperasi dan UKM Indonesia untuk dedikasi pada pengembangan ekspor di handycraft, dan penghargaan “UKM Berprestasi” dari Pemerintah Kota Bekasi.

 

Moh. Agus Mahribi

MM.03.2017/W

“Omzet Naditha Creation sekitar Rp100 juta per bulan, dengan komposisi penjualan lokal 80% dan ekspor 20%.”

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.