Depo Bangunan telah menjadi market driver di industri ritel bahan bangunan. Bertahun-tahun lamanya konsumen terpaksa harus berbelanja di toko bahan bangunan tradisional yang kotor dan berdebu. Namun kini telah tersedia supermarket khusus bahan bangunan yang nyaman dan menyenangkan – Depo Bangunan.
Depo Bangunan merupakan supermarket bahan bangunan yang menyediakan kebutuhan membangun dan merenovasi rumah, mulai dari bahan bangunan hingga perlengkapan rumah tangga.
Depo Bangunan merupakan pionir yang mengenalkan cara berbelanja bahan bangunan dengan konsep one stop shopping. Dengan konsep one stop shopping ini, konsumen dapat berbelanja di supermarket Depo Bangunan segala macam kebutuhan bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga dalam satu atap, lengkap, nyaman, harga relatif lebih murah dengan kualitas terjamin.
Depo Bangunan pertama kali membuka gerainya di daerah Kalimalang, Jakarta Timur, pada 5 Oktober 1996. Gerai tersebut didirikan di atas lahan seluas 3.000m2 dengan luas bangunan toko 1.500 m2. Di dalam gerai tersebut sedikitnya ada sekitar 80 ribu item produk. Mulai dari keramik, sanitari, kloset, cat, kunci, dan lain sebagainya.
Depo Bangunan memiliki visi menjadi pelopor di bidang pasar swalayan bahan bangunan dan perlengkapan rumah terbaik dan terlengkap di Indonesia yang di dukung manajemen profesional serta membuka jaringan jaringan di kota-kota besar yang berpotensi sebanyak mungkin.
Nah, tepat pada 7 Juli 2000, Depo Bangunan membuka gerai baru di Alam Sutera. Gerai di lokasi ini dibangun di atas lahan seluas 25.000 m2 dengan luas bangunan toko 6.000 m2. Selanjutnya, Depo Bangunan kembali membuka gerai di empat kota berbeda secara beruntun, yakni, Surabaya, Malang, Bandung dan Bali.
Persaingan
Depo Bangunan sadar betul kondisi pasar begitu ketat. Untuk menandingi kompetitor yang saat ini semakin banyak jumlahnya. Depo Bangunan berupaya untuk terus meningkatkan kemampuan penjualan, konsolidasi semua bagian manajemen, dan promosi terpadu di semua media – baik online maupun offline.
Sementara itu perusahaan memiliki misi menjadikan Depo Bangunan sebagai tempat berbelanja bahan bangunan dan perlengkapan rumah tangga yang lengkap, one stop shopping, nyaman, lega, dan menyenangkan.
Konsepnya sangat jelas, ingin membuat one stop shopping, sebuah toko bangunan yang lengkap. Oleh karena itu, hampir semua produk bahan bangunan ada di Depo Bangunan. “Saat ini, Depo Bangunan memiliki 93 ribu item produk pilihan,” terang J Anton Eko I, General manager Marketing PT Caturkarda Depo Bangunan ketika ditemui disela-sela penghargaan Top Brand Fase 2 di Hotel Mulia Jakarta.
Menurut Anton, tidak jauh beda dengan supermarket pada umumnya, strategi marketing yang dilakukan Depo Bangunan bertumpu pada pelayanan. “Pelayanan yang maksimal kepada konsumen yang berbelanja di Depo Bangunan menjadi tanggung jawab semua lini bagian mulai dari front-liner hingga back-office.”
Untuk mempercepat proses layanan kepada pelanggan, Depo Bangunan melengkapi gerainya dengan sistem komputerisasi dan quality control yang ketat. Karena, setiap poduk yang disajikan menjadi tanggung jawab penuh tim Depo Bangunan.
Tidak hanya itu, Depo Bangunan juga menyediakan attendant terlatih yang siap memberikan pelayanan dan pengarahan teknis atas produk-produk yang tersedia. Mereka berusaha memenuhi segala kebutuhan konsumen dari berbagai lapisan dan profesi, mulai dari tukang bangunan, kontraktor, arsitektur, desainer, pengembang real estate, hingga ibu rumah tangga.
Keunggulan Depo Bangunan
Depo Bangunan memiliki beberapa keunggulan, di antaranya berhasil meningkatkan jumlah konsumen dengan cepat dibanding kompetitor, lebih dipercaya konsumen, dan berhasil mengumpulkan angka penjualan terbesar.
Keunggulan-keunggulan tersebut diraih Depo Bangunan berkat keistimewaannya dalam pelayanan. Seperti menyajikan barang yang lengkap, murah, dan bertanggung jawab. Juga, memberikan pelayanan teknis yang jelas, termasuk memberikan konsultasi.
Positioning Depo Bangunan
Positioning Depo Bangunan adalah jaringan supermarket bahan bangunan yang menyediakan tempat yang nyaman dalam berbelanja bahan bangunan. Supermarket bangunan ini juga memberikan harga yang murah, dengan konsep menyajikan harga terendah yang ada di pasar.
Sebagai market driver supermarket bahan bangunan, Depo Bangunan bekerja sama dengan produsen bahan bangunan untuk selalu melakukan edukasi pasar. Untuk itu Depo Bangunan lebih banyak melakukan aktivitas below the line (BTL).
Promosi secara BTL pun digarap secara agresif dengan tujuan untuk lebih mendekatkan dengan konsumen, seperti pelatihan kepada profesional bangunan, kontraktor, tukang, dan mandor dengan topik menyangkut produk-produk baru dan menggali lebih dalam soal aplikasi produk.
Manfaatkan Media Online
Memasuki era modernisasi terjadi evolusi perilaku konsumen saat berbelanja. Konsumen semakin liberal dan menyukai kebebasan untuk berbelanja berbagai barang kebutuhan dalam satu wadah. Fenomena ini yang mengakibatkan berbagai retail online store seperti Zalora berhasil menarik traffic yang tinggi dari kalangan masyarakat.
Menurut Anton, “Saat ini, semua ritel bahan bangunan sudah mulai maju dan menuju ritel modern. Itu artinya sangat bagus bagi konsumen karena semakin memudahkan mereka dalam memilih barang.”
“Kami juga menggunakan media sosial, namun bukan untuk berjualan. Kami memanfaatkan media sosial sebagai pusat informasi. Depo Bangunan memiliki 93 ribu item produk pilihan jika dipajang semua di sana (online) tentunya sangat sulit,” Anton melanjutkan.
Top Brand Award 2013
Berkat semua kerja keras yang dilakukan Depo Bangunan. Depo Bangunan berhasil menyabet penghargaan Top Brand Award 2013 dari Majalah Marketing dan Frontier Consulting Group. Depo Bangunan berhasil meraih Top Brand Index (TBI) 43,6% jauh meninggalkan rival terdekatnya Mitra 10 yang berhasil meraih TBI 27,3%.
Untuk mempertahankan penghargaan ini, Anton mengatakan akan bekerja lebih baik lagi, dan yang paling penting adalah terus meningkatkan pelayanan terhadap konsumen.
“Resep Depo Bangunan dalam memberikan kualitas layanan yang baik adalah menghargai, menghormati, dan melayani konsumen dengan sepenuh hati niscaya itu akan membuat konsumen merasa puas,” jelas Kam Kettin President Direktur Depo Bangunan.
Kettin percaya, memberikan layanan yang baik adalah strategi untuk menjaga loyalitas konsumen di tengah ketatnya persaingan.
Dengan hadirnya supermarket bangunan skala besar di daerah daerah secara masiv,maka akan berpotensi mematikan toko toko tradisional yang ada didaerah tersebut,khususnya toko skala kecil dan menengah yg dikelola perorangan,banyak toko yg tutup dan bangkrut karna langganannya berpindah supermarket bangunan dan merekaa tdk mampu bersaing karna keterbatasan modal dan SDM,hal ini bertentangan dengan komitmen pemerintah untuk memajukan umkm dan enterpreneur,mohon pak @jokowi dan dinas terkait memperhatikan hal ini