Menelusuri dunia pemasaran berbasis lokasi, membuka peluang baru untuk pertumbuhan bisnis dengan memanfaatkan teknologi GPS.
Marketing.co.id – Berita Digital & Technology | Pemasaran berbasis lokasi atau location-based marketing adalah praktik yang telah berkembang seiring dengan semakin dominannya perangkat seluler. Mobile Marketing Association mendeskripsikannya sebagai aplikasi, layanan, atau kampanye apa pun yang menyertakan penggunaan lokasi geografis untuk menyampaikan atau mengoptimalkan pesan atau layanan.
Dengan kata lain, pemasaran berbasis lokasi memungkinkan jenama perusahaan atau bisnis untuk menentukan apakah konsumen dekat dengan pengecer mereka dan kemudian menargetkan konsumen dengan pesan tentang produk atau layanan berdasarkan lokasi mereka.
Dalam konteks bisnis saat ini, pemasaran berbasis lokasi sangat penting. Dengan memanfaatkan informasi geospasial, pelantar digital, dan pengalaman pelanggan yang personal, perusahaan dapat meningkatkan kehadiran jenama mereka, memperluas jangkauan pasar, dan menciptakan nilai tambah bagi komunitas lokal.
Selain itu, strategi pemasaran ini cukup mudah beradaptasi dan memungkinkan penargetan yang tepat. Alih-alih memperlakukan konsumen sebagai kelompok yang homogen, pemasaran berbasis lokasi mempertimbangkan karakteristik pribadi dan budaya tertentu.
Teknologi GPS dan Pemasaran Berbasis Lokasi
Teknologi GPS atau Global Positioning System adalah jaringan satelit yang mengorbit Bumi. Satelit-satelit ini mengirimkan sinyal ke penerima GPS, yang kemudian dapat menentukan lokasi penerima di planet ini. Teknologi tersebut telah menjadi sangat umum dalam telepon seluler, memungkinkan pengguna untuk mengakses layanan berbasis lokasi seperti peta dan navigasi (NASA, 2019).
Namun, teknologi GPS juga dapat digunakan untuk melacak perilaku konsumen. Dengan mengumpulkan data tentang lokasi pengguna, bisnis dapat memperoleh wawasan tentang kebiasaan dan preferensi mereka. Misalnya, sebuah kedai kopi mungkin menggunakan geomarketing untuk menargetkan konsumen yang berada dalam radius tertentu dari lokasi mereka. Dengan mengirimkan notifikasi push atau pesan dalam aplikasi, mereka dapat merayu konsumen ini untuk mampir dan menikmati secangkir kopi.
Pemasaran berbasis lokasi adalah strategi yang menggunakan data lokasi pelanggan untuk menyampaikan pesan pemasaran yang tertarget. Dengan memanfaatkan teknologi GPS, bisnis dapat mendeteksi ketika konsumen berada di dekat salah satu lokasi fisik mereka, dan mengirim pesan langsung ke perangkat seluler mereka, seperti penawaran promosi atau diskon.
Dalam rangka menargetkan konsumen berdasarkan lokasi mereka saat ini, bisnis dapat memanfaatkan GPS untuk lingkungan luar ruangan dan penentuan posisi dalam ruangan untuk bangunan. Ada berbagai teknologi yang dapat digunakan, termasuk Beacon, wi-fi, RFID, dan geomagnetik, untuk memahami posisi waktu riil ini saat orang-orang menavigasi di dalam ruangan (Hueston, 2022).
Dengan demikian, teknologi GPS dan pemasaran berbasis lokasi telah merevolusi cara bisnis menargetkan konsumen dengan iklan berbasis lokasi. Dengan semakin banyaknya pengguna yang mengandalkan telepon seluler mereka untuk menavigasi dunia di sekitar mereka, pendekatan ini telah menjadi semakin populer dalam beberapa tahun terakhir.
Studi Kasus
Starbucks Indonesia merupakan contoh perusahaan yang berhasil memanfaatkan strategi pemasaran berbasis lokasi. Awalnya, Starbucks adalah bisnis berbasis gerai, yang berarti konsumen harus mendatangi gerai untuk memesan dan mendapatkan produk. Namun, sekarang pemesanan produk Starbucks Indonesia sudah terintegrasi dengan sistem lain, terutama ojek daring. Strategi lokasi yang digunakan oleh Starbucks, misal di Jakarta, sangat penting dalam meningkatkan jumlah konsumen dan nilai jual dari produk, sehingga dapat meningkatkan keuntungan.
Seperti Starbucks, Dunkin’ Donuts juga telah memanfaatkan teknologi GPS untuk pemasaran berbasis lokasi. Mereka telah mengembangkan aplikasi seluler yang memungkinkan konsumen untuk menemukan toko terdekat, melihat menu, memesan, bahkan membayar makanan dan minuman mereka sebelum tiba di toko. Selain itu, aplikasi ini juga memberikan penawaran khusus dan diskon kepada pelanggan berdasarkan lokasi mereka.
McDonald’s adalah contoh lain dari perusahaan yang telah memanfaatkan pemasaran berbasis lokasi. Mereka telah mengembangkan aplikasi seluler yang menggunakan teknologi GPS untuk memberikan penawaran khusus kepada konsumen berdasarkan lokasi mereka. Misalnya, jika pelanggan berada di dekat gerai McDonald’s, mereka mungkin menerima notifikasi tentang penawaran khusus atau diskon yang tersedia di toko tersebut.
Tantangan dan Solusi
Tantangan dalam menerapkan pemasaran berbasis lokasi sering kali berkaitan dengan privasi dan kenyamanan konsumen. Konsumen mungkin merasa tidak nyaman dengan bisnis yang melacak lokasi mereka secara tepat dan menggunakan informasi tersebut untuk tujuan pemasaran. Selain itu, beberapa pemasar berfokus pada kuantitas daripada kualitas demi mendapatkan potensi kenaikan jumlah transaksi.
Ini mungkin tampak seperti ide yang bagus (lebih banyak dianggap lebih baik), namun sebenarnya tidak. Jika, misalnya, sepatu baru sama sekali tidak menarik bagi seseorang, menerima notifikasi push untuk produk tersebut tidak akan berpengaruh pada mereka dan tidak akan menguntungkan jenama kita dengan cara apa pun. Guna mengatasi tantangan ini, ada beberapa solusi yang dapat diterapkan.
Pertama, perusahaan harus berhati-hati tentang di mana dan kapan mereka menempatkan iklan. Mereka harus memastikan bahwa penawaran mereka menarik dan tidak membombardir orang dengan pemberitahuan. Fokus pada peningkatan pengalaman pelanggan. Sebagian besar konsumen memutuskan apakah akan melakukan pembelian atau tidak, hanya berdasarkan pengalaman belanja mereka. Jadi, meminta umpan balik dari pelanggan bisa menjadi cara yang bagus untuk menunjukkan kepada mereka bahwa kita peduli dengan mereka dan pengalaman mereka.
Kedua, perusahaan harus memahami demografi dan budaya masyarakat di area target. Dengan memahami karakteristik unik dari daerah tersebut, perusahaan dapat menyesuaikan pesan pemasaran mereka agar lebih relevan dan menarik bagi audiens lokal.
Ketiga, perusahaan harus memanfaatkan teknologi yang memungkinkan pemasaran berbasis lokasi tersaji dengan lebih efektif. Misalnya, telepon seluler memiliki sistem navigasi digital berbasis satelit yang memungkinkan lokasinya diketahui dengan tepat. Artinya perusahaan dapat mengirimkan pesan pemasaran yang sesuai dengan lokasi si pengguna telepon seluler tersebut.
Dengan demikian, meski terdapat tantangan dalam menerapkan pemasaran berbasis lokasi, ada juga solusi yang bisa membantu perusahaan mengatasi tantangan tersebut dan memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan penjualan serta keterlibatan konsumen.
Andika Priyandana