Marketing.co.id – Berita Lifestyle | Isu kesehatan jiwa pekerja kembali mendapat sorotan dalam diskusi yang digelar oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa di Auditorium Perpustakaan Nasional. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendi, muncul prediksi bahwa masalah kesehatan jiwa dapat menggerus pertumbuhan ekonomi, sejalan dengan temuan dari World Economic Forum (WEF).
Menurut Ray Basrowi, inisiator Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa, kerugian ekonomi global akibat gangguan kesehatan jiwa pekerja dapat mencapai 1 triliun dolar per tahun. Jumlah ini dihitung berdasarkan 12 miliar hari kerja produktif yang terpengaruh.
“Meskipun masalahnya serius, yang menjadi sorotan bahwa investasi perusahaan dalam program konseling dan promosi kesehatan jiwa dapat menghasilkan return of investment (RoI) hingga 2,3 kali lebih besar,” ujar dia.
Dalam deklarasinya, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa dipandang sebagai gerakan bersama berbasis komunitas. Pendirian kaukus ini didasari oleh kekhawatiran terhadap memburuknya masalah kesehatan jiwa. Kaukus berkomitmen untuk melakukan riset, edukasi, advokasi, serta aksi pencegahan dan mitigasi, karena kesehatan fisik dianggap tak terpisahkan dari kesehatan jiwa.
Dalam deklarasi tersebut, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa diinisiasi oleh sejumlah tokoh, antara lain Prof. Dr. dr. Nila Djuwita F. Moeloek, Prof. Dr. FX Mudji Sutrisno, SJ., Prof. Dr. Drs. Semiarto Aji Purwanto, M.Si., Dr. Adriana Elisabeth, Dr. Ray W. Basrowi, Maria Ekowati, dan Kristin Samah.
Deklarasi juga dihadiri oleh perwakilan pemerintah seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, BPIP, BRIN, BKKBN, serta perguruan tinggi dan organisasi masyarakat.
Ray Basrowi menyampaikan, bahwa kaukus ini akan mendorong pemerintah, perguruan tinggi, akademisi, praktisi, organisasi masyarakat, komunitas, industri, media masa, dan key opinion leader untuk menjadikan kesehatan jiwa sebagai isu sentral dan prioritas. Langkah ini diharapkan dapat membangun generasi yang sehat secara menyeluruh.
Studi yang dilakukan oleh Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa pada Oktober 2023 menemukan bahwa kelompok sasaran yang rentan terhadap isu kesehatan jiwa meliputi ibu dan balita, anak usia sekolah, remaja, usia produktif, dan kelompok rentan. Ray Basrowi juga mengutip laporan MoneyWatch 2022 yang mencatat kerugian finansial akibat kesehatan jiwa buruk pada pekerja di Amerika Serikat dan Inggris.
Dalam menghadapi tantangan ini, Kaukus Masyarakat Peduli Kesehatan Jiwa bertekad menjadikan kesehatan jiwa sebagai bagian integral dari pembangunan nasional. Langkah-langkah yang diambil oleh kaukus ini mencerminkan kesadaran akan pentingnya kesehatan jiwa dalam mencapai kemajuan yang berkelanjutan.