Masa Depan Bisnis Kuliner, Masihkah Ada Ruang untuk Bersaing?

Marketing.co.id – Berita UMKM | Bisnis Food & Beverage (F&B) atau makanan dan minuman bisa dibilang merupakan kategori bisnis paling populer di tengah masyarakat, terlebih di tengah kalangan wirausahawan muda. Alasannya sederhana, selama masih ada manusia yang memiliki kebutuhan pokok pangan, selama itulah bisnis makanan dan minuman akan memiliki pelanggan.

Populasi besar yang dimiliki Indonesia tentunya adalah keuntungan yang menjadikan pasar bisnis kuliner seakan tidak ada habisnya. Mulai dari bisnis dengan model waralaba, kemitraan, ataupun inovasi makanan dan minuman kekinian.

Akan tetapi, hiruk pikuk bisnis F&B yang seakan tidak pernah mati ini kerap menimbulkan pertanyaan tersendiri: Masih adakah peluang untuk sukses di tengah bisnis red ocean seperti F&B? Bisnis F&B apa yang berpotensi untuk langgeng di tengah target pasar?

“Jika dikelola dengan baik dan benar, pastinya bisnis F&B memiliki peluang untuk sukses. Kita lihat saja, setiap bulannya saja pasti ada jenis makanan baru. Belum lagi tren makanan dan minuman sangat cepat berganti sehingga bisnis F&B menjadi sangat dinamis dan gairahnya tidak lekang dimakan waktu,” tutur Edric Chandra, Program Initiator DSC 12.

Dalam artikel ini Edric Chandra membagikan 4 Tips singkat untuk bisnis F&B:

Pertama, produk yang unik pastinya memiliki nilai dan peluang yang lebih besar untuk dilirik. Maka dari itu, pengusaha F&B dituntut untuk terus berinovasi pada produknya.

Kedua, hal ini juga berkaitan dengan target market atau konsumen yang terus berubah seiring dengan tren yang berkembang. Walaupun banyak tren yang tidak berlangsung lama, setidaknya kejelian dan insting pengusaha F&B di sini dapat menentukan strategi bisnis apa yang harus ditempuh.

Ketiga, jaringan atau networking juga berperan penting dalam memaksimalkan peluang bisnis F&B. Jaringan yang baik akan memudahkan pengusaha untuk mendapatkan para pemasok yang sesuai yang pastinya berpengaruh besar terhadap kualitas produk makanan dan minuman, serta menentukan strategi harga yang tepat.

Keempat, jangan ragu berkolaborasi. Dalam sebuah ekosistem bisnis yang tepat, pengusaha akan bertemu dengan individu atau kelompok bisnis dengan visi dan tujuan yang sama yang memungkinkan terjadinya kolaborasi satu sama lain. Alhasil, kolaborasi yang tepat pun dapat menjadi salah satu cara amplifikasi pemasaran yang jitu.

“Salah satu kunci kesuksesan bisnis F&B adalah jaringan yang baik, tidak hanya untuk memasarkan produk dan untuk menjaga keberlanjutan supply chain, namun juga untuk saling belajar serta berkolaborasi sesama pebisnis F&B. Salah satu wadah yang memfasilitasi hal-hal di atas adalah Diplomat Success Challenge (DSC), yang secara konsisten selama 12 tahun hadir bagi para wirausaha muda Indonesia,” ungkap Edric Chandra kembali.

Bicara mengenai ekosistem bisnis, saat ini masih berlangsung kompetisi dan program wirausaha Diplomat Success Challenge 12 (DSC12). Setelah berhasil menjaring18.233 proposal bisnis di tahap awal kompetisi, DSC12 telah melanjutkan tahapan seleksi terhadap 300 peserta di tahap Seleksi Nasional ini. Para peserta berjuang untuk mendapatkan ‘Success Ticket’ agar dapat menuju ke tahapan berikutnya, yaitu tahap Inkubasi.

Audisi Seleksi Nasional diadakan di dua kota, Surabaya dan Jakarta. Berbeda dari tahapan Seleksi Nasional di tahun sebelumnya, pada DSC12 kali ini 4-5 peserta dengan kategori bisnis yang sama dikelompokkan dalam satu grup. Masing-masing peserta diberi kesempatan melakukan business pitch selama satu menit bergantian di hadapan para Mentor Nasional, sehingga para peserta dapat menyaksikan jalannya pitch peserta lain dan kualifikasi apa saja yang dicari mentor untuk maju ke babak selanjutnya.

Dalam Seleksi Nasional DSC12, telah terpilih 40 finalis dengan ragam kategori bisnis mulai dari Agrobisnis hingga Teknologi Terapan, dan nampak bisnis F&B pun mendominasi jalannya kompetisi. Dari 40 finalis, 17 peserta membawa model bisnis F&B yang inovatif dan siap bikin gebrakan.

Para Mentor Nasional tahun ini terdiri dari Handoko Hendroyono, Co-founder MBloc Space & Filosofi Kopi, Helga Angelina, Co-founder Burgreens, Benjamin Lukman, Founder & CEO Cretivox Broadcasting Network, dan M. Jupaka, CEO NIION dan Business Strategis Kick Avenue.

“Bisnis F&B memang mendominasi peserta Seleksi Nasional DSC12, namun kami para mentor memastikan bahwa bisnis yang terjaring memiliki ‘wow factor’-nya sendiri. Jadi bukan bisnis F&B yang biasa saja,” ungkap Handoko Hendroyono, Ketua Mentor Nasional.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.