Maria Debora: Bisnis, Film, dan Musik

Marketing.co.id – Tak dipungkiri, saat ini memang eranya startup digital. Banyak anak muda yang mendirikan perusahaan startup digital, karena terinspirasi oleh kesuksesan pengusaha digital seperti Mark Zuckerberg Pendiri Facebook, Jack Ma Pendiri Alibaba, atau Nadiem Makarim Pendiri GoJek.

Namun bukan berarti tidak banyak anak muda yang tertarik terjun ke bisnis konvensional. Maria Debora adalah salah satu anak muda yang menggeluti bisnis konvensional. Melalui bendera PT Sains Nutraceutikal Lab (SNL) yang didirikan 2 tahun lalu, Debora dan adiknya  mengembangkan usaha alat-alat kesehatan dan obat.

Di saat banyak bidang usaha menjerit karena pasarnya lesu terdampak Covid-19, Debora justru mendapat rejeki nomplok karena produk-produknya dibutuhan pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19. Seperti kita ketahui anggaran pemerintah sangat besar untuk mengatasi pandemic Covid-19, totalnya mencapai Rp75 triliun.

Angka tersebut tentunya menjadi peluang bagi pengusaha UMKM seperti Debora. Pada April lalu Debora berhasil memenangkan tender pengadaan masker di Dinas Pendidikan Kabupaten Pandeglang, Banten. “Kami memasok masker ke 823 sekolah di 31 Kecamatan Pandeglang,” tandas Debora yang diwawancarai di rumahnya, kawasan TangSel, Banten.

Dia menambahkan, 100 ribu masker yang dipasok ke Dinkes Kabupaten Pandeglang merupakan masker anti air dan anti droplet, sehingga memenuhi standar pencegahan Covid-19. Dua bulan berselang, pada Juli 2020, Debora kembali memenangkan tender di KPU (Komisi Pemilihan Umum) Pandeglang. Kali ini tender pengadaan masker, sarung plastik, sarung tangan, dan tisu. Pada tender ini, SNL selangkah lebih maju karena sudah menyematkan merek “Kaplok” pada produk tisu.

Baca juga: (Survei) 4 dari 5 Wanita di Asia Tenggara Ingin Berwirausaha

“Kami menggunakan merek Kaplok karena mudah diingat dan diucapkan, selain itu, kami juga ingin melestarikan istilah atau kata-kata dalam bahasa daerah. Kami tidak ingin ikut-ikutan pengusaha lain yang sering menggunakan istilah asing untuk merek,” tutur wanita kelahiran Semarang, 26 Oktober 1999.

Maria Debora
Maria Debora, Artis dan Direktur Operasional Sains Nutraceutikal Lab

Debora mengaku belum tertarik masuk ke pasar ritel, karena membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dia memberi contoh, untuk memasok tisu merek Kaplok ke cabang Indomaret dan Alfamart yang berjumlah puluhan ribu membutuhkan biaya sangat besar, meski hanya puluhan pieces tisu ke masing-masing cabang. “Perusahaan kecil seperti kita bisa langsung bangkrut, karena mesti mengeluarkan uang miliran di muka untuk produksi tisu,” tutur Direktur Operasional  Sains Nutraceutikal Lab ini.

Fokus ke Bisnis

Saat ini, Debora tercatat sebagai mahasiswi Fakultas Hukum Univesitas Diponegoro. Selain berbisnis dia juga sedang melakukan KKN di Mahkamah Agung. Debora juga pernah ikut membintangi empat film layar lebar yakni “The Chocolate Chance” tahun 2016, “Posesif” tahun 2017, “Love Reborn” tahun 2018, dan “Pohon Terkenal” tahun 2019 . Prestasi lainnya, masuk final pemilihan pemuda-pemudi duta pariwisata Kota TangSel, “Kang None” di tahun 2015—semacam Abang None Jakarta.

Debora memiliki ketertarikan yang kuat pada seni musik. Debora menguasai dua alat musik, yakni piano dan saksofon. Usai wawancara Debora sempat unjuk kebolehan meniup saksofon, dengan memainkan intro lagu Careless Whisper dari George Michael.

Mengenai rencana ke depan, dia akan lebih fokus berbisnis dan tidak tertarik untuk serius ke dunia seni peran. Bermain film baginya hanya untuk menambah dan memperkaya pengalaman hidup. “Karena papah kan pengusaha juga, saya lihat kerjanya fleksibel kalau karyawan harus bangun pagi dan pulang malam. Tapi jadi pengusaha juga tidak mudah, karena harus siap menanggung segala risikonya, termasuk rugi,” ujar Debora.

Baca juga: Dari Bisnis Clothing Rambah Animasi dan Konser Musik

Sebagai pebisnis pemula dia mengidolakan pengusaha yang juga Menteri BUMN, Erick Thohir. Alasannya, karena Erick Thohir sukses menyelenggarakan perhelatan Asia Games 2018 Jakarta -Palembang dan berani membuat berbagai terobosan untuk memajukan BUMN.

Debora mengakui, dia harus meningkatkan kemampuannya untuk menjadi pengusaha sukses dikemudian hari, antara lain kemampuan public speaking dan marketing. “Tujuannya agar bisa berbicara di depan banyak orang dan mempromosikan perusahaan. Aku juga sudah ikut pendidikan Para Legal untuk bisa membuat draft legal dan contract drafting yang dibutuhkan dalam dunia bisnis,” tutur wanita yang juga sedang mengembangkan Law Firm Debora Skadden.

Marketing.co.id | Portal Berita Marketing dan Berita Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.