Little Zee, Usung Konten Tekstil Lokal

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Berawal dari keinginan membuat busana untuk sang buah hati agar terlihat keren namun tetap berkonsep muslim. Kini Herlina mampu meraup omzet puluhan juta rupiah dari bisnis busana muslim kasual anak. 

Herlina Trisnaningsih, Pemilik Little Zee
Herlina Trisnaningsih, Pemilik Little Zee

Ide bisnis bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Tidak menutupi kemungkinan hal-hal yang tak pernah terpikirkan oleh sebagian orang pada umumnya. Tengok saja pengalaman Herlina Trisnaningsih yang masuk ke bisnis pakaian muslim anak lantaran memiliki pengalaman kesulitan menemukan baju muslim kasual yang cocok, nyaman, unik, dan kekinian untuk sang buah hati.

Berangkat dari pengalaman tersebut, Herlina mulai mendesain berbagai jenis baju muslim yang lebih kasual, tidak sekadar bisa dipakai saat mengaji, tetapi dapat dikenakan untuk segala acara. Tak hanya itu, ia pun berhasil membuat terobosan dengan mengubah model busana muslim anak yang kaku menjadi lebih trendi, dengan mengaplikasikan berbagai jenis kain tradisional seperti batik, tenun, maupun songket.

Sebelum menggeluti bisnis pakaian muslim anak, Herlina menceritakan sebenarnya ia sudah menjalankan usaha jual baju sisa ekspor secara online. Namun, keterbatasan stok dan ukuran membuatnya kesulitan memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dari situ timbul ide untuk memproduksi dan memasarkan baju anak dan aksesori busana anak dengan merek Little Zee.

“Saya masuk ke bisnis pakaian anak karena ingin memiliki usaha yang sesuai dengan passion. Tidak terikat waktu, bisa sambil mengurus rumah tangga dan anak, sekaligus mandiri dan bisa bermanfaat untuk banyak orang. Target bisa mengembangkan usaha dengan memiliki distributor dan reseller di seluruh Indonesia,” kata Herlina.

Pemilihan nama “Little Zee” sebagai merek disebut perempuan yang akrab disapa Erlin ini, karena mengandung filosofi bahwa memulai usaha dari yang kecil dan dari belakang (Z huruf paling akhir). Dengan harapan sembari belajar bisa menjadi besar dan memimpin di bisnis busana muslim anak di masa mendatang.

Produksi pertama Little Zee berupa baju gamis set jilbab dengan aplikasi kain perca buatan tangan (handmade), ditambah tali-tali dari bahan katun. Produk perdana tersebut mampu menarik konsumen, khususnya para ibu. Yang menarik, koleksi busana muslim kasual Erlin tak hanya diminati konsumen dalam negeri, konsumen dari negeri tetangga pun turut kepincut.

Menurut Erlin, produk Little Zee cukup diminati konsumen karena modelnya yang unik dan menarik. Apalagi ia sendiri telah memiliki pangsa pasar yang telah terbentuk dari hasil usaha baju anak sisa ekspor, yang tersebar di beberapa wilayah. “Little Zee menyediakan busana muslim anak dari usia 1─12 tahun,” sebut dia.

Seiring berjalannya waktu, koleksi pakaian anak Little Zee terus bertambah. Beragam baju kasual anak yang ditawarkan mulai dari celana, rok, baju atasan, outer, mini dress, long dress, gaun pesta, bahkan kebaya dan rok etnik, yang jika dipadu padankan tetap bisa untuk tampilan kasual muslim. Untuk ide desainnya, Little Zee mengikuti ramalan tren dari asosiasi desainer. Namun, tetap disesuaikan dengan keinginan pasar terkini.

“Soal tren model, Little Zee lebih fokus pada kenyamanan, kesederhanaan, dan keunikan desain. Setiap bulan ada produk baru sekitar lima item. Bila ada kegiatan besar di toko seperti tahun baru, imlek dan hari raya, termasuk kegiatan pameran, akan dikeluarkan lebih banyak desain baru,” terangnya.

Promosi dan Pemasaran

Dalam membangun merek Little Zee supaya dikenal konsumen, di awal usaha, Erlin memanfaatkan media online, yakni website dan Facebook. Cara ini dianggap efektif karena tidak memerlukan biaya besar, namun memiliki dampak yang cukup signifikan. Terbukti di bulan pertama berhasil terjual 50 set baju muslim untuk konsumen dari Singapura, melalui Alibaba.com.

Herlina Trisnaningsih, Pemilik Little Zee

Sukses di ranah online, baju muslim buatan Erlin dilirik oleh retail modern terkemuka. Saat ini produk Little Zee dapat ditemukan di department store seperti Metro dan Sogo, de Moss—toko busana muslim besar di Bandung, hingga butik Adrevi di Makassar. “Kami membidik konsumen menengah ke atas dengan harga baju muslim kisaran harga Rp150.000–Rp650.000 per piece,” ungkap Erlin.

Dalam sebulan dia mengaku dapat menjual setidaknya 250 pieces dan meraup omzet sekitar Rp50 juta dengan pembeli yang berasal dari kota-kota besar di Indonesia, seperti Bandung, Jakarta, Yogyakarta, Solo, Surabaya, Bali, Semarang, Batam, Medan, Aceh, Riau, Banjarmasin, dan Makassar.

“Permintaan terbanyak biasanya terjadi jelang Lebaran dan akhir tahun dengan peningkatan 4─5 kali lipat. Kontribusi penjualan offline sebesar 75%, sedangkan online melalui website dan media sosial mencapai 25%,” kata penghobi olahraga renang tersebut.

Menyoal target pengembangan bisnis, Erlin ingin terus menambah model dan varian produk Little Zee, misalnya tas, sepatu, dan aksesori anak. Selain itu, dirinya menargetkan akan membuka lebih banyak counter di jaringan Metro dan Sogo department store supaya merek Little Zee lebih kuat dan dikenal masyarakat luas. 

Moh. Agus Mahribi

MM072016/W

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here