Marketing.co.id – Berita Digital | Saat ini pengetahuaan masyarakat tentang keamanan digital masih minim. Hal tersebut terlihat dari survei literasi digital yang diukur dari 4 pilar oleh kementerian Komunikasi dan Informatika, dimana pilar keamanan digital (digital safety) mendapat skor paling rendah dalam pengukuran Indeks Literasi Digital Indonesia 2021.
Presiden Direktur PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra mengatakan, data tersebut menunjukkan bahwa indeks literasi digital dalam segi keamanan masih perlu ditingkatkan. “Ini menjadi peringatan keras bagi kita semua karena perkembangan digital ke arah yang semakin canggih juga diimbangi dengan ancaman siber yang semakin meningkat,“ ujar Andri.
Andri tidak heran jika masyarakat kurang peduli atau sama sekali tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan teknologi dan menjaga keamanan informasi pribadi mereka di internet karena edukasi tentang keamanan digital belum menjadi hal utama yang saat ini dilakukan pemerintah. Namun, ini menjadi acuan bagi ITSEC Asia untuk membantu masyarakat agar mengetahui hal-hal dasar mengenai keamanan informasi pribadi.
Upaya ITSEC Asia meningkatkan literasi keamanan digital
Sebagai sektor privat, ITSEC Asia sangat mendukung pemerintah dan terus membantu para pelaku bisnis. Dengan maraknya digitalisasi, para pelaku bisnis saat ini sudah mulai fokus terhadap keamanan informasi yang ada dalam bisnis-bisnis mereka. Misalnya sektor financial, seluruh pelaku bisnis di sektor ini sudah mulai membuat security roadmap, dimana sebelumnya belum ada.
Dengan adanya roadmap ini, setiap tahunnya mereka mengetahui indeks mereka dimana dan targetnya kemana. Dengan begitu, mereka akan semakin meningkatkan keamanan informasi bisnisnya yang nantinya diharapkan akan meningkatkan literasi keamanan informasi di seluruh Indonesia.
“Peran kami di sini adalah membantu para pelaku bisnis untuk menghasilkan roadmap tersebut dan membantu mereka mencapai target yang diinginkan. Dari sisi masyarakat kami sudah mulai mengadakan e-raodshow dan seminar (webinar) ke kampus-kampus untuk mengedukasi tentang keamanan informasi pribadi,“ ujar Andri. “Kami sangat mendukung pemerintah dan melihat para pelaku bisnis saat ini sudah terlihat mulai konsen dengan keamanan informasi bisnisnya.“
Tips aman berinternet
Jika Anda aktif bermain media sosial, pasti Anda bakal tahun tentang challenge yang isinya mengungkap hal-hal tentang data pribadi, seperti nama anak, saudara, ibu kandung, nama panggilan, nama lengkap, status, tempat sekolah anak dan lainnya. Anda harus hati-hati, hal tersebut bisa membuat data Anda rentan disalahgunakan.
Kita tahu sendiri kan, tingkat literasi orang Indonesia masih minim. Hal ini makin diperparah dengan banyaknya orang yang rela melakukan apa saja asalkan bisa ikutan trending atau biar viral. Bahkan, ada orang-orang yang dengan mudahnya mengikuti Instagram Challenge yang isinya mengungkap tanda tangan. Tentunya itu membuat orang-orang yang memiliki niat jahat merasa dipermudah, yakan?
Kalau kita ingat, di Instagram juga ada yang iseng mengeluarkan challenge yang jelas-jelas meminta data penting seperti nama gadis ibu kandung, tempat tanggal lahir, alamat rumah, hingga yang cukup berbahaya, swafoto dengan KTP. Coba bayangkan, jika itu semua didapatkan orang jahat, rekening bank bisa dibobol dan Anda juga bisa menjadi korban salah sasaran pinjaman online.
Menurut Andri, tanggal lahir dan nama panjang (lengkap) merupakan informasi penting yang tidak boleh dishare di media sosial. Karena, itu bisa menjadi salah satu jalan serangan brute force, upaya untuk mendapatkan akses sebuah akun dengan menebak username dan password yang digunakan. “Apa yang ada dalam KTP adalah sebuah hal pribadi yang sangat privat!“ tegas Andri.
Literasi Keamanan Digital Harus Terus Ditingkatkan
[Reading Time Estimation: 2 minutes]