Lima Tren Real Estate di Tahun 2015

Apa yang bisa diharapkan di pasar real estate negara berkembang tahun 2015?

Lima Tren Real Estate di Tahun 2015
Lima Tren Real Estate di Tahun 2015

Pelonggaran terhadap pelarangan kepemilikan asing, naiknya minat investor internasional, perpindahan industri properti ke mobile merupakan beberapa perkembangan yang terjadi di pasar industri real estate pada 2014.

Seiring dengan berakhinya 2014, portal properti global Lamudi melihat lima tren yang harus diperhatikan di pasar negara berkembang.

1. Perubahan hukum kepemilikan asing

Di banyak negara berkembang, orang asing dilarang membeli properti. Namun demikian, banyak tanda bahwa hal ini akan segera berubah. Tahun 2015 akan menjadi tahun di mana negara-negara di ASEAN bergabung membentuk satu pasar bebas.

Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini diharapkan dapat meningkatkan investasi asing langsung di Indonesia dan pasar yang belum terjangkau lainnya di wilayah ini, sehingga menaruh tekanan pada pembuat kebijakan untuk mengubah larangan ini.

2. Kenaikan minat investor

Investasi asing langsung (Foreign Direct Investment, – FDI) di negara-negara berkembang akhir-akhir ini mencapai rekor tertinggi dan tren ini diprediksi akan terus berlanjut ke 2015.

Sumbangsih Afrika dalam projek FDI global ini juga naik secara konstan dalam dekade terakhir. Laporan terakhir dari African Developmant Bank, UNDP dan Organisasi Kooperasi Ekonomi dan Perkembangan meramalkan bahwa FDI di benua ini akan mencetak rekord 80 trilliun USD pada 2014, dengan real estate sebagai kontributor utama.

Pada bulan Mei, survei ketertarikan Afrika dari Ernst & Young menemukan bahwa projek FDI di real estate, hospitality dan sektor konstruksi telah meningkat 63%, membuatnya menjadi sektor kelima paling menarik bagi investor asing.

3. Pertumbuhan kelas menengah menaikan permintaan

Menurut Boston Consulting Group, Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan kelas menengah yang signifikan. Di balik kekuatan pertumbuhan ekonomi di negara ini, jumlah kelas menengah dan makmur Indonesia diharapkan mencapai lebih dari 140 juta orang pada 2020.

Dampak dari tren ini tidak bisa disepelekan, mengingat hal ini akan dirasakan juga di 2015. Seiring bertambah mampunya orang-orang, dan tingkat pendidikan yang lebih baik, memikirkan jenjang karir dan mempunyai daya beli yang tinggi – termasuk dalam pasar properti. Mereka cenderung membeli rumah lebih dini, menyebabkan naiknya pergantian dan permintaan bagi properti.

4. Internet mobile mengubah industri properti

Di seluruh negara berkembang, semakin banyak orang yang beralih ke online setiap tahunnya. Namun revolusi internet di negara-negara berkembang ini berbeda dengan digital wave yang telah lebih dulu menyerang negara maju.

Bagi banyak orang di wilayah ini, akses pertama mereka ke internet adalah melalui telepon genggam atau smartphone. Bagi mereka yang bekerja di industri real estate, ini berarti bahwa fokus pada tahun 2015 harus berpindah ke mobile untuk memasarkan properti mereka dan meraih angka maksimum dari potensial konsumer.

5. Pertumbuhan tinggi – dan optimisme – berlanjut

Dalam survei online terbaru yang dilakukan Lamudi, agen real estate di seluruh pasar negara berkembang memprediksikan pertumbuhan tinggi bagi sektor properti nasional di tahun mendatang.

Survei ini juga mencatat tingginya level optimistik di antara properti agen, dengan 65% broker di Pakistan, Sri Lanka, Myanmar dan Indonesia menjelaskan pendapat mereka secara positif untuk 2015.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.