Lebih dari 76% Nasabah Bank Menginginkan Penawaran Asuransi saat Bertransaksi

[Reading Time Estimation: 3 minutes]

Marketing.co.id — Financial Services | Baru-baru ini, Momentive.ai, perusahaan riset dari SurveyMonkey dan Cover Genius merilis sebuah hasil riset yang dilakukan terhadap 521 nasabah bank di Indonesia, termasuk di antaranya bank konvensional, bank digital, dan aplikasi fintech. Riset ini bertujuan untuk memahami bagaimana reaksi nasabah terhadap penawaran asuransi saat bertransaksi secara real time.

Salah satu pertanyaan dari survei tersebut adalah: Misalkan bank Anda, dengan izin Anda, memantau transaksi dan menawarkan produk proteksi berdasarkan riwayat transaksi di dalam aplikasi perbankan Anda, seberapa tertariknya Anda untuk mengizinkan bank melakukan penawaran ini?

Hasil riset menunjukkan 87% nasabah bank digital di Indonesia sangat tertarik untuk menerima penawaran asuransi berdasarkan transaksi mereka, seperti halnya dengan 76% nasabah bank konvensional. Dari total nasabah tersebut, 62% di antaranya menyatakan ‘kenyamanan’ menjadi faktor utama yang mendorong minat mereka.

Baca juga: Fintech Harus Mampu Menjawab Kekhawatiran Pengguna akan Keamanan Data Pribadi

“Dua tahun terakhir kami telah melihat percepatan digitalisasi yang lebih besar dari dua puluh tahun sebelumnya,” ungkap Arijit Chakraborty, Managing Director APAC – Cover Genius.

“Bank konvensional, Neobank (bank digital), dan lembaga keuangan diposisikan secara unik untuk menawarkan nasabah mereka asuransi yang sangat relevan berdasarkan transaksi yang dilakukan. Hal tersebut dapat menambah nilai pada transaksi pembelian terpenting yang dilakukan nasabah,” lanjut Arijit.

Hasil riset ini sejalan dengan survei terhadap 3.551 orang Amerika yang dirilis bulan lalu oleh Cover Genius, dan di 12 negara lainnya yang juga meneliti 14 aktivitas atau pembelian besar yang mengarah pada pertimbangan untuk membeli asuransi, seperti saat persalinan, pembelian mobil, properti, hewan peliharaan, barang-barang mahal, tanah, dan lainnya.

Di seluruh dunia, data menunjukkan adanya permintaan yang signifikan terhadap penawaran asuransi berbasis transaksi yang tepat waktu dan relevan, dengan preferensi yang jauh lebih tinggi jika mereka baru saja melakukan pembelian besar, jika mereka menggunakan perusahaan asuransi tradisional dalam 12 bulan terakhir, atau jika mereka pernah membeli asuransi dari bank.

Para peneliti mencatat kesenjangan yang signifikan antara pendekatan yang dilakukan oleh insurtech dan bancassurance, di mana bank konvensional bermitra dengan perusahaan asuransi konvensional untuk menawarkan asuransi terlepas dari kegiatan yang mendasarinya.

Survei pelanggan Indonesia juga menegaskan bahwa ada permintaan terhadap penawaran yang menempel pada produk bank seperti asuransi properti bagi Penyewa, Pemilik Rumah dan/atau Tuan Tanah (52% responden sangat tertarik), asuransi komersial bagi mereka yang menerima pembayaran dari situs persewaan jangka pendek (36%), asuransi kesehatan (34%), dan berbagai jaminan untuk barang-barang pribadi dan rumah tangga bernilai tinggi (54%).

Baca juga: Insurtech Makin Jadi Primadona di 2021?

Peran perusahaan asuransi konvensional sebagai “tahap kedua” dalam proses pembelian juga dibahas dalam hasil riset ini. Bank digital dengan demografis nasabah berusia muda cenderung lebih terbuka dalam membeli asuransi. Data juga menunjukkan masa depan yang sehat bagi bank sebagai distributor asuransi: 93% pelanggan Indonesia yang memilih perusahaan asuransi atau broker konvensional dalam 12 bulan terakhir akan lebih memilih penawaran asuransi yang menempel pada produk bank untuk ke depannya.

Sementara itu, temuan lain menunjukkan bahwa 80% dari 409 pelanggan pengguna dompet digital, 89% pengguna paylater, 89% pengguna aplikasi investasi, dan 96% pengguna perangkat lunak akuntansi sangat tertarik untuk menerima penawaran asuransi. Peminat yang tinggi juga berasal dari pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) sebesar 89%.

“Tuntutan layanan tanpa batas ini telah mendorong kami untuk menambah mitra seperti Shopee untuk kategori transit dan ritel, beberapa maskapai penerbangan dan agen perjalanan online, perusahaan otomotif, gig economy, mitra mobilitas seperti Ola, fintech seperti Intuit, dan banyak lagi,” ucap Arijit menutup.

Marketing.co.id: Portal Berita Marketing & Bisnis

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here